NovelToon NovelToon
Dia Sang Pemberi Warna

Dia Sang Pemberi Warna

Status: sedang berlangsung
Genre:Mafia
Popularitas:448
Nilai: 5
Nama Author: ynt ika

kisah ini bercerita tentang seorang gadis cantik nan ceria, yang hidup bergelimang kasih sayang dari orang tuanya, sampai di titik di mana ayahnya membawa seorang wanita ke dalam rumahnya dan menghancurkan segalanya

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ynt ika, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

rumah sakit

Nindi mengendarai motor sportnya menuju rumah sakit, memastikan kondisi ayahnya sebelum nanti ia pergi ke markas menemui Steve.

Setelah berkendara selama 30 menit. Nindi memarkirkan motornya dan berjalan masuk menuju ruangan ayahnya.

Pengawal yang melihat kedatangan pemimpinnya menundukkan kepala sebagai tanda hormat mereka pada pemimpin mafia itu.

" Lady " Sapa mereka serempak. Nindi hanya menganggukkan kepala dan berlalu masuk ke dalam ruangan ayahnya, bersamaan dengan dokter yang baru saja selesai memeriksa kondisi ayahnya.

" Bagaimana kondisi ayah saya dokter? " tanya Nindi dengan suara dan ekspresi datarnya menatap dokter itu.

" Kondisinya masih sama seperti sebelumnya nona " Jawab dokter dengan menundukkan kepalanya takut mendapat amukan dari Nindi. Sedangkan Nindi yang mendengar itu menghela nafas kasar, ingin marah tapi ia tau itu hanya akan membuang tenaganya saja.

" Hufttty baiklah tetap pantau, dan jangan sampai kalian membocorkan informasi tentang ayahku yang di rawat di sini. Kalian paham!!! " peringat Nindi dengan tatapan tajam siap untuk menghabisi siapa saja yang berada di depannya.

Dokter yang mendengar peringatan itu menjadi takut, badannya gemetar. Ia tau itu peringatan sekaligus ancaman buat mereka yang mendengarnya.

" Ba - Baik nona " takut dokter itu dan berlalu meninggalkan ruangan rawat itu sesuai perintah Nindi.

Nindi mengarahkan pandangannya menatap sang ayah yang masih setia menutup matanya. Di usapnya surai hitam itu dengan lembut dan penuh kasih sayang.

Walaupun sebelumnya ayahnya berbuat kasar kepadanya dan lebih mempercayai perkataan ibu tirinya itu, tetapi dia tetaplah ayahnya orang yang berjasa dalam hidupnya.

Seorang yang sangat menyayanginya, selalu memanjakan dia. Cinta pertama Nindi. Mengingat kenangan itu Nindi menitikkan air matanya, berbisik di telinga ayahnya.

" Dady bangunlah kenapa kau betah sekali tertidur seperti ini. Bangun aku merindukan Dady, merindukan suara dan tawa Dady ku yang tampan ini " Terdengar suara isak tangis Nindi yang begitu memilukan. Dia sudah kehilangan ibunya tidak untuk ayahnya. Dia masih membutuhkan kasih sayangnya, Dia memang sudah dewasa tapi dia tetap seorang anak yang butuh kasih sayang dari orang tuanya.

" Hiks hiks Dady bangun yuk. Waktu itu kau berjanji untuk mengajakku ke taman bermain bukan jadi, ayo bangun aku merindukan pelukanmu yang hangat hiks hiks Dady ayo bangunlah hiks " Pecah sudah tangisan Nindi pertahanannya hancur melihat kondisi cinta pertamanya sekarang.

Pengawal yang berada di luar mendengar suara lady nya. Mereka yang pertama kali mendengar pemimpinnya menangis menjadi ikut bersedih. Sosok yang di kenal dengan kekejaman dan kesadisannya dalam menghabisi musuhnya kini dalam keadaan lemah dan rapuh.

Anak buahnya ikut mendoakan kesembuhan tuan besar mereka dan kebahagiaan ladynya. Mereka adalah orang-orang yang setia terhadap pemimpin mereka yang tidak membeda-bedakan antara mereka yang selalu melindungi mereka sebisa mungkin.

Pemimpin yang menganggap bawahannya sebagai keluarganya. Mereka merasa beruntung bisa mengikuti Nindi.

Sedangkan Nindi kini sedang tersenyum dengan air mata yang membasahi pipinya. Tangannya terulur menghapus air mata yang turun dari pelupuk mata ayahnya. Dia mendengar perkataannya.

" Dady kau mendengarku kan beristirahat lah aku akan keluar sebentar menemui seseorang aku permisi Dady " mengecup lembut kening ayahnya pergi meninggalkan rumah sakit menuju masion baru keluarganya. Dia juga berencana mengajak Luky untuk tinggal bersama keluarganya karena Nindi sudah menganggap dia sebagai kakaknya.

" Kalian jagalah ruangan ini. Jangan sampai ada orang yang masuk selain diriku sendiri, mengerti " ucap Nindi datar dengan menatap anak buahnya bergantian.

" Laksanakan lady " Jawab mereka serempak. Nindi yang mendengar itu tersenyum tipis, merasa beruntung memiliki bawahan yang setia pada dirinya.

" Terimakasih " Tulus Nindi tersenyum tipis ke arah mereka. Mereka yang mendengar itu terkejut dan merasa sungkan karena Nindi adalah pemimpin mereka jadi mereka memang hari s mematuhi perintahnya.

" Jangan seperti itu lady ini memang sudah tanggung jawab kami menjaga tuan besar " jawab salah satu dari mereka. Nindi yang mendengar itu terkekeh kecil.

" Baiklah dan maaf sudah merepotkan kalian. Jika ada masalah langsung hubungi aku " mereka mengangguk menatap kepergian pemimpinnya itu.

Saat berjalan menyusuri koridor menuju pintu utama rumah sakit. Ia tidak sengaja melihat ada Aksa dan teman temannya di sana. Sedang apa mereka di sini. Pikir Nindi dan berjalan menghampiri mereka ber tiga.

" Hey sedang apa kalian di sini? " tanya Nindi dengan ekspresi datarnya. Mereka yang mendengar suara itu menoleh ke arah belakang dan mendapati Nindi berdiri sembari menatap mereka dengan ekspresi datarnya.

" Tidak berbuat apa apa " jawab George. Nindi yang mendengar itu mengangkat sebelah alisnya menatap mereka penuh curiga dan beralih menatap Aksa yang ternyata terdapat beberapa lebam di wajahnya.

" Apa yang terjadi dengan wajahmu? " Tanya Nindi khawatir menghampiri Aksa dan melihat luka lebam di wajahnya dan sedikit luka gores.

" Apa yang terjadi siapa yang melakukan ini? " Tanya Nindi dengan suara rendah mencoba meredam amarahnya. Mereka yang merasakan atmosfer sekitar berubah mencekam menjadi gugup.

Nindi berbalik menatap George dan Galaksi mereka susah payah menelan Saliva merasa tertekan dengan aura dan ekspresi yang di keluarkan Nindi. Ekspresi yang belum pernah mereka lihat.

" Apa yang terjadi? " Tanya Nindi dengan suara yang semakin rendah. Aksa yang melihat reaksi dari Nindi menjadi bingung.

" Tidak ada tadi hanya ada beberapa preman yang menabrak mobil kami sehingga menabrak pohon " cicit Galaksi yang juga merasa takut pada Nindi sekarang.

Dada Nindi bergemuruh hebat nafasnya memburu dadanya naik turun dengan tangan yang terkepal kuat karena amarah yang memuncak.

" Lalu kenapa tidak mengobati lukanya. Kenapa kalian berdiri di sini dan tidak memanggil dokter untuk memeriksa keadaannya " Desis Nindi dengan tatapan tajamnya siap menghunus siapa saja bak pedang tajam.

" Kau kenapa " Heran Aksa yang terkejut mendapati wajah Nindi yang sudah merah padam dengan nafas yang memburu seperti habis melakukan olahraga berat. Ada apa dengannya. Pikir Aksa.

" Kita sedang menunggu dokter dan mengurus administrasinya " Jawab Aksa. Nindi yang mendengar itu semakin marah. Bagaimana bisa mereka membuat pasien menunggu bagaimana jika keadaannya menghawatirkan.

Tak lama datang seorang Dokter dengan wajah angkuhnya tidak menyadari keberadaan Nindi di sana.

" Mari saya periksa " Ucap dokter itu membuat mereka bingung. Periksa apa akan di periksa di sini. Pikir mereka.

" Di mana ruang rawatnya dokter biar kami memapah teman kami saja " tanya George segera memapah Aksa di bantu oleh Galaksi. Dokter yang mendengar itu tertawa remeh.

" Di periksa di sini saja lagi pula hanya luka lebam di wajah saja kan tidak perlu ke ruangan. Takutnya tidak bisa membayar " remeh dokter itu, karena melihat penampilan mereka seperti orang miskin pakaian lusuh dan sedikit robek.

" Apa maksud Anda dokter? " Tanya Galaksi dingin menatap datar dokter yang tersenyum mengejek ke arah mereka bertiga. Ya, bertiga karena Nindi berdiri di belakang mereka.

1
Gohan
🙏Tolonggg thor, update secepatnya!🙏
Edwin Edwin Hamid
lumayan
Gatita✨♥️😺
Pengen lebih banyak!
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!