NovelToon NovelToon
Katakan, Aku Villain!

Katakan, Aku Villain!

Status: sedang berlangsung
Genre:Romansa Fantasi / Keluarga / Antagonis / Romantis / Romansa / Balas Dendam
Popularitas:2.9k
Nilai: 5
Nama Author: Amha Amalia

*
"Tidak ada asap jika tidak ada api."

Elena Putri Angelica, gadis biasa yang ingin sekali memberi keadilan bagi Bundanya. Cacian, hinaan, makian dari semua orang terhadap Sang Bunda akan ia lemparkan pada orang yang pantas mendapatkannya.

"Aku tidak seperti Bunda yang bermurah hati memaafkan dia. Aku bukan orang baik." Tegas Elena.

"Katakan, aku Villain!"

=-=-=-=-=

Jangan lupa LIKE, COMMENT, dan VOTE yaaa Gengss...
Love You~

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Amha Amalia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Villain Chapter 17

*

Masih Flashback

Kini Nayla terduduk di atas kasur menutupi dirinya dengan selimut, sambil memeluk lututnya sendiri, tatapannya kosong, air matanya tak berhenti mengalir, nafasnya seolah tak lagi ia rasakan.

"Maaf." Ucap Faizal lirih. Ada sedikit rasa menyesal namun ia terpaksa melakukannya agar kekasihnya tidak pergi. "Aku akan menikah dengan Shella minggu depan."

Degh!

Jantung Nayla terasa berhenti berdetak, apa yang lelaki itu katakan?! Setelah ia renggut paksa miliknya, lalu dengan mudahnya dia memberitahu akan menikahi orang lain. "Kau berengs*k." Makinya penuh kebencian.

Faizal hanya tersenyum menerima makian itu karena itulah kenyataannya "Aku tidak akan meninggalkanmu, aku juga akan bertanggungjawab atas apa yang ku lakukan."

Di tatapnya Nayla, namun gadis... Ah bukan gadis lagi melainkan wanita. Wanita itu enggan menatapnya balik. "Kamu jangan khawatir, aku akan tetap menikahimu tentunya setelah aku berhasil menguasai hartanya."

Setelah mengatakan itu, Faizal pergi meninggalkan Nayla sendirian. Tangis Nayla pun kembali pecah, menatap dirinya yang kini kotor sungguh rasanya tak ada harapan untuk hidup.

Kakak Nayla yang tau adiknya di lec*hkan sangat murka, dia ingin pergi menghabisi Faizal namun di cegah Nayla. Bukan karena masih peduli padanya, tapi ia takut kakaknya akan terluka.

Nayla berusaha melanjutkan kehidupannya, ia di terima disalah satu rumah sakit besar untuk menjadi dokter. Namun naasnya belum juga resmi menjadi dokter, ia mendapati dirinya tengah mengandung. Hal itu tentu saja tidak bisa diterima pihak rumah sakit karena menganggap Nayla wanita kotor.

Ia kehilangan mahkotanya, impian besarnya menjadi dokter karena ulah Faizal. Beruntungnya masih memiliki kakak yang selalu ada untuknya, mereka memilih menjual rumah di desa itu lalu pergi ke ibukota memulai kehidupan yang baru.

Flashback Off

Bulir bening menetes dengan sendirinya di wajah Nayla. Di pandanginya selembar foto yang masih ia simpan di kamarnya. Hatinya terasa sakit mengingat kejadian itu, ia sangat trauma hingga memutuskan tidak menikah dan memilih merawat putrinya sendiri. Ia berpikir mungkin Faizal tidak tahu jika dia mengandung anaknya, atau mungkin juga tahu tapi tidak peduli.

"Hampir dua puluh tahun." Gumamnya menatap foto dirinya yang bersama Faizal saat masih kuliah "Kenapa kita harus bertemu kembali?"

"Lima tahun kita bersama jalani suka dan duka, tapi kau hancurkan hanya dengan satu malam." Ia menarik nafasnya dalam, merasakan kembali rasa sakit itu "Kamu jahat, kamu jahat Mas Hikss..."

Tangisannya pecah, semua rasa sakit yang telah hilang kembali menghantuinya, teriakan kesakitan itu terua terdengar di telinganya. Andai dia bisa memutar waktu, ia tidak ingin mengenal sosok Faizal. Andai... Ia hanya bisa ber-andai saja.

*

Di kantin kampus saat ini banyak mahasiswa yang sedang menghabiskan waktu istirahatnya dengan mengisi perutnya yang kosong, begitupun Elena dan Satya yang saaf ini sedang makan bersama disana.

"Kamu belum cerita padaku." Ucap Satya menatap Elena intens.

"Cerita apa?" Elena mengangkat sebelah alisnya.

"Kenapa kamu nekat berangkat dan kenapa kamu bisa terlambat?" Tanya Satya, ia masih tak mengerti dengan apa yang ada di pikiran sahabatnya itu.

Elena menghembuskan nafas panjang "Bukankah sudah ku jelaskan, keadaanku sudah sedikit membaik dan masalah terlambat itu karena ojek yang ku tumpangi mogok di tengah jalan." Jelasnya berkata jujur meski tak berterung terang mengenai insiden yang hampir membuatnya kecelakaan.

Satya yang hendak membuka suaranya lagi memilih di urungkan kala mendengar dering ponsel milik sahabatnya. Elena segera melihat ponselnya, keningnya berkerut membaca nama pemanggil itu.

"Assalamu'alaikum, Hallo Key. Ada apa?" Ucap Elena memulai pembicaraan.

"Wa'alaikumsalam, kamu to the point sekali." Balas Keyra di seberang sana seraya memutar bola matanya malas.

Elena sedikit terkekeh "Yaa aku sedikit terkejut, tumben kamu menelfon."

"Aku lagi bosan saja, jadi ku telfon kamu deh." Ujar Key, saat ini dia berdiri bersandar di pilar.

"Bosan kenapa?"

"Yaaa gitu lah, materi hari ini membosankan. Aku benar-benar tak mengerti apa yang menarik dari fakultas ini." Keyra berdecak.

"Kamu ada di kampus?" Tanya Elena

"Bagaimana kamu tahu?"

"Aku hanya menebak karna kamu bilang bosan dengar materinya, jadi benar kamu di kampus?" Tanyanya lagi mendapat suara deheman singkat dari Keyra "Aku juga disini."

"Dimana? Aku akan menemuimu." Mata Keura berbinar seolah baru saja mendapatkan jackpot besar.

"Kanti Bu Elis." Jawab Elena singkat

"Aku kesana." Tanpa menunggu lama, Keyra memutus sambungan telefonnya. Ia bergegas menuju kantin untuk menemui Elena.

"Keyra." Seru seseorang memanggilnya dari arah belakang.

Keyra menghentikan langkah, menoleh untuk menatapnya "Sinta? Ada apa?"

Gadis yang bernama Sinta itu menyengir menunjukkan deretan giginya "Tidak ada apa-apa, aku hanya memanggilmu saja."

Keyra memutar bola matanya malas, langkahnya kembali berjalan.

"Buru-buru sekali, mau kemana?" Tanya Sinta menyejajari langkah Keyra.

"Kantin." Jawabnya sangat singkat tanpa menghentikan langkah.

"Ke kantin saja jalannya sangat cepat, kamu laper sekali yaa?" Seru Sinta menunjuk Keyra mengejek.

"Tidak." Bantah Keyra cepat "Aku ingin menemui teman baruku disana."

"Teman baru?" Beo Sinta mendapat anggukan dari Keyra "Waahhh kamu dapat teman baru lalu melupakanku begitu saja. Jahat sekali." Ucapnya mendramatisir.

"Jangan sok dramatis Sinta. Jika kamu ingin ikut silahkan saja, aku akan mengenalkannya padamu. Dia orang yang sangat baik." Ujar Keyra tersenyum.

"Baru kenal tapi sudah mengatakan baik." Cibir Sinta tak mudah percaya namun tak di tanggapi Keyra.

Mereka berdua terus melangkah mendekati kantin yang di maksud Elena. Setibanya disana, Pandangan Keyra menajam mencari sosok Elena hingga akhirnya melihat Elena yang duduk bersama Satya. "Itu dia." Serunya berbinar lalu berjalan mendekati mejanya dan di ikuti Sinta.

"Hai..." Sapanya tersenyum manis.

"Hai juga. Duduklah." Balas Elena tersenyum tak kalah manis "Aku sudah memesankan makanan untukmu." Ujarnya menatap sepiring makanan yang baru saja ia pesan.

Mata Keyra berbinar menatap makanan itu "Udang saus tiram?" Ucapnya menatap Elena

"Ya, aku tidak tahu makanan kesukaanmu jadi kupesankan saja seperti punyaku." Elena memberi penjelasan dengan sedikit hati-hati, takut Keyra tak suka makanannya.

"Kamu ini bicara apa?! Justru ini adalah makanan favoritku. Aku sangat menyukainya, terimakasih."

"Oh benarkah? Kebetulan sekali. Tapi aku senang kamu menyukainya." Elena tersenyum, hatinya merasa ada kelegaan saat melihat senyuman Keyra.

Keyra yang terlalu senang melihat makanannya itu membuat dirinya melupakan teman yang bersamanya tadi. Baik Elena dan Satya menatap Sinta dengan penuh tanda tanya besar, mereka tidak mengenalnya.

Sepersekian detik, Keyra menyadari arti tatapan mereka "Astaga, gara-gara udang saus tiram aku jadi melupakan temanku ini.' Ucapnya menatap Sinta.

"El, kenalin dia Sinta temanku juga. Dan Sinta kenalin dia Elena teman baruku." Ujar Keyra memperkenalkan mereka berdua dengan ramahnya.

Elena tersenyum manis, tangannya terulur pada Sinta "Haii aku Elena." Ucapnya memperkenalkan diri.

"Sinta." Balasnya singkat tanpa menerima uluran tangan Elena.

Elena hanya tersenyum tipis, di tarik kembali tangannya. Hal itu tak luput dari perhatian Keyra, dia melirik Sinta temannya namun yang di lirik hanya menatap seraya tersenyum seolah tak terjadi apa apa.

"Cih... Tidak tau adab." Sinis Satya, merasa tak suka dengan sikap teman dari Keyra. Ia mendapat senggolan lengan Elena, namun tak di hiraukannya. "El, aku ke toilet dulu." Pamit Satya kemudian, ia sangat malas karena waktunya bersama Elena di ganggu.

Satya segera pergi dari sana meninggalkan Elena bersama mereka "Ini enak, terimakasih sudah memesankannya untukku." Ujar Keyra setelah mencicipi makanannya.

Elena tersenyum "Aku tidak tahu kamu membawa temanmu, jadi aku hanya memesankan satu untukmu. Apa kamu ingin ku pesankan juga?" Dia melirik Sinta yang sedang menatapnya penuh arti.

"Aku tidak lapar." Jawab Sinta ketus.

"Sinta--..." Keyra mencoba memperingati temannya agar bersikap lebih sopan.

"Apa? Tidak ada yang salah dengan sikapku, benar kan?" Balas Sinta melirik Elena

"Yeah. Tidak salah." Elena membalasnya tersenyum.

"Keyra, bagaimana kamu bisa berteman dengannya?" Tanya Sinta.

"Asal kamu tau, Elena yang sudah menolongku saat insiden di ulang tahunku kemarin." Ujar Keyra tersenyum pada Elena.

"Ouhh karna itu ternyata, jadi kamu berteman sama dia karna balas budi. Aku mengerti." Ucap Sinta tanpa beban sedikitpun, ia berkata seolah mengartikan Keyra terpaksa berteman dengan Elena karena sekedar untuk balas budi, bukan berteman dengan tulus.

Keyra melirik Elena sekilas, ia takut Elena salah paham. Lalu kembali menatap temannya "Sinta, aku--..."

"Sudahlah aku bisa mengerti, mana mungkin kamu yang orang kaya, anak pengusaha serta anak dari model terkenal mau berteman dengan cewek miskin seperti dia." Sinisnya pada Elena.

Elena hanya diam, ia enggan menanggapi ejekan Sinta. Sedangkan Keyra menatap Sinta agar berhenti mengatakan hal yang tidak-tidak mengenai Elena.

"Elena, aku baru ingat jika aku pernah melihatmu." Ucap Sinta menatap tajam Elena.

"Benarkah? Aku tidak tahu." Balasnya tak merasa takut dengan tatapan tajamnya.

"Aku menyaksikan pertengkaranmu dengan salah satu mahasiswi disini." Sinta menyeringai, Elena mengerti apa yang di maksud Sinta. Dia ingat pertengkaran dirinya dengan Maria beberapa hari lalu yang memang banyak Mahasiswa menyaksikan.

"Anak har*m." Ucap Sinta tersenyum mengejek.

Elena tersenyum, ia tak merasa terganggu dengan ejekan itu. Berbeda dengannya, Keyra justru membelalakkan matanya sangat terkejut. Matanya menatap Elena seolah meminta penjelasan dengan apa yang di ucapkan Sinta itu benar atau tidak.

.

~Bersambung~

*-*-*-*-*-*-*-*-*-*

Jangan lupa LIKE, COMMENT, dan VOTE Yaaa Gengsss....

Love You~

1
Nur Haswina
apa mungkin dia saudara kembar terpisah satu ikut mamanya satu lagi ikut papahnya
•🌻 𝓼𝓾𝓷𝓯𝓵𝓸𝔀𝓮𝓻𝓼 🌻•
yaa kukiri chatstory🥲
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!