NovelToon NovelToon
Romansa Pada Jam Istirahat Bursa

Romansa Pada Jam Istirahat Bursa

Status: sedang berlangsung
Genre:Wanita Karir / Cintamanis / Office Romance / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:10.5k
Nilai: 5
Nama Author: LyaAnila

"Tidak ada pengajaran yang bisa didapatkan dari ceritamu ini, Selena. Perbaiki semua atau akhiri kontrak kerjamu dengan perusahaan ku."

Kalimat tersebut membuat Selena merasa tidak berguna menjadi manusia. Semua jerih payahnya terasa sia-sia dan membuatnya hampir menyerah.

Di tengah rasa hampir menyerahnya itu, Selena bertemu dengan Bhima. Seorang trader muda yang sedang rugi karena pasar saham mendadak anjlok.

Apakah yang akan terjadi di dengan mereka? Bibit cinta mulai tumbuh atau justru kebencian yang semakin menjalar?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon LyaAnila, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bagian 17: Apa dia Orangnya?

Seberkas sinar cahaya berwarna oranye menghiasi langit Semarang sore ini. Cahaya sore yang hangat mulai menyusup melalui celah-celah gorden kamar rawat inapnya.

Perlahan, Selena masih berusaha membuka netranya dan mengedarkan pandangannya ke sekeliling kamarnya.

Kosong

Tak ada seorangpun yang berada di kamarnya kecuali dirinya sendiri. Rani yang tadi sepertinya menemaninya sudah tidak ada di kamarnya. Suasana kamar menjadi tenang, sunyi dan sedikit mencekam. Suara-suara di kepalanya seolah seperti ingin membunuhnya saat itu juga.

"Ayah, kenapa semuanya jadi seperti ini? Sebenarnya, jalan hidup yang Selena pilih ini sudah benar apa tidak? Mengapa banyak sekali batu raksasa yang siap melindas bahkan membunuh Selena kapan saja? Ayah, Selena lelah. Selena rindu ayah. Bisa bawa Selena pulang, Yah?" Ia terus-menerus meminta Tuhan untuk menjemputnya saja dan ia juga merindukan sosok yang selama ini melindunginya.

Tok.... Tok.... Tok....

Ketika mendengar pintunya diketuk, Selena langsung menyeka kedua netranya untuk tidak memperlihatkan kesedihan yang ia rasakan. Mendengar suara pintu terbuka, ternyata suster lah yang masuk ke kamarnya.

"Selamat pagi, nona Selena. Bagaimana perasaanmu pagi ini?" Tanya suster yang mendorong troli obat.

"Baik suster. Aku baik, kondisi badanku sudah mulai membaik. Hehehe suster, obatku hari ini banyak kah? Aku sudah bosan untuk minum obat-obatan lagi," rengek Selena pada sang suster.

"Aa.... No no Selena. Hari ini masih minum banyak obat ya. Tapi nanti ada yang saya masukkan ke infus kamu. Cairan ini nanti akan cepat habis. Jadinya, kamu harus selalu melihatnya, ya. Biar darahmu nggak naik," jelas suster.

Selena hanya bisa pasrah. Perlahan, Selena merasakan tangannya perih dan panas. "Aduh suster, kenapa tanganku rasanya panas dan gatel ya," keluh Selena sambil menggaruk-garuk pelan di wilayah tangannya yang terasa gatal dan panas.

"Tenang Nak, itu memang efek dari obat ini. Owh ya, dimana Rani. Kenapa tidak menemani mu malam ini?"

"Entahlah Sus. Waktu aku bangun, dia tiba-tiba nggak ada. Mungkin udah pulang," ujarnya.

Suster itu manggut-manggut seolah mengerti keadaan yang dilalui oleh Selena. "Owh ya kalau gitu. Saya akan menemanimu ya. Biar kamu ndk sendirian," tambah suster.

"Saya boleh tanya, Selena?"

"Iya sus, ada apa? Eh sebelum bertanya, hehehe. Maafkan Selena, Selena boleh minta tolong sama suster untuk mengambilkan novel Selena yang ada di lemari?" Pinta Selena.

Suster itu mengangguk dan segera mencari novel yang Selena maksud. Setelah beberapa detik mencari, akhirnya suster mendapatkan novel itu, kemudian diserahkan pada Selena.

"Tadi ada yang mencarimu kembali nak. Tapi saya tidak tau siapa itu. Nah saya mau tanya, siapa itu Nak?" Tanya suster dengan nada pelan supaya tidak menyinggung perasaan Selena.

"Saya tidak tau, suster. Memangnya bukan Bhima?"

Mendengar jawaban dari Selena. Suster hanya mengangguk dan pergi meninggalkan Selena karena tiba-tiba dipanggil oleh perawat lain untuk membantunya mengurus pasien anak-anak di bangsal anak.

*****

Ruangan itu kembali sunyi dan Selena masih terus melanjutkan membaca novel tadi. Tiba-tiba, pintu kamarnya diketuk kembali. Karena tadi yang mengetuk suster, Selena menganggap itu hanya suster yang akan memberikan obat untuknya.

Ceklek.....

Begitu pintu terbuka, menampilkan sosok laki-laki yang tidak ia kenal. Ia membawa sebuket bunga dan sekeranjang buah penuh. Lelaki itu mendekat ke Selena dan meletakkan sebuket bunga serta keranjang buah ke nakas disamping tempat tidur Selena.

"Eh, siapa kamu. Dari siapa ini? Dan darimana kamu kenal sama aku," cecar Selena pada laki-laki itu.

Laki-laki itu membisu. Setelah meletakkan semua barang bawaannya, laki-laki tersebut langsung pergi. Setelah kepergian laki-laki itu, Selena berusaha bangkit dari tidurnya untuk membaca kartu yang diselipkan di buket bunga.

"Lekas sembuh, gadis manis."

Hanya beberapa kata yang tertulis di kartu ucapan yang terselip di buket bunga. Meskipun hanya beberapa kata, tetapi itu membuat Selena merinding ketakutan.

"Ya Tuhan. Akan ada kejutan apa lagi ini. Siapa lagi pria misterius itu dan yang memberikan aku buket serta sekeranjang penuh buah ini?"

Selena terus berpikir dan pintunya kembali terketuk. Karena ia takut laki-laki itu datang lagi.

"Siapa itu," tanya nya sambil sedikit berteriak.

"Len, ini gue Rani. Buka pintunya Len," pinta Rani dibalik pintu. Ternyata setelah kepergian laki-laki misterius itu, Selena mengunci pintu kamarnya.

Selena membuka pintu kamar dan ia sedikit bernafas lega karena yang datang adalah Rani.

"Kemana aja Ran, kenapa lu tinggalin gue sendiri. Tadi ada laki-laki asing lho yang kesini," omel Selena pada Rani.

Rani melenggang ke kamar Selena dan terkejut melihat ada sebuket bunga dan sekeranjang buah di nakas sampai tempat tidurnya.

"Darimana nih."

Selena pun menggeleng karena ia tidak tau juga darimana asalnya.

Malam itu, untuk melupakan kejadian tersebut Rani mulai bertingkah konyol dan menceritakan hal lucu pada Selena. Ia juga meminta maaf pada Selena karena ia meninggalkan Selena sendirian di kamar. Dia menjelaskan kondisi kantor. Rani meninggalkan Selena sendirian karena tiba-tiba dia dipanggil oleh Bu Prita. Karena lagi-lagi, ini menyangkut tentang kesalahan yang tidak dibuat oleh Selena.

*****

Disisi lain, ada seseorang yang sudah tidak karuan dengan perasaannya. Botol minuman tergeletak dimana-mana, sampah bekas makanan pun berserakan dan kondisi apartemen itu seperti kapal pecah. Siapa lagi kalau bukan Bhima. Akhir-akhir ini ia tidak masuk kerja dan hanya mengurung dirinya di kamar. Sahabatnya, Dion dan Bagas yang berusaha menghubunginya pun nihil, tak ada jawaban dari Bhima.

"Kenapa ceritanya harus kek gini, Tuhan. Apakah gue berdosa karena melakukan kesalahan yang nggak gue tau?"

Tanpa Bhima sadari, kedua temannya itu sudah sampai di apartemen dan sudah melihat kelakuan gila yang dilakukan oleh Bhima. Mereka diberitahu password apartemen Bhima, apabila nanti terjadi sesuatu dengan Bhima.

Dion dan Bagas menggelengkan kepala melihat kelakuan Bhima. Tak biasanya Bhima melakukan seperti ini. Dion mendekat dan tak disangka satu tamparan keras mendarat di pipi Bhima.

Mungkin, kondisi Bhima saat itu sudah sangat kacau. Bhima tak memberontak sedangkan Bagas, ia berusaha membersihkan tumpukan botol minuman yang berserakan serta sampah-sampah bekas makanan dimana-mana.

"Bhima, sadar Bhim. Bukannya nyari tau siapa dalangnya, lu malah terpuruk gini. Gimana mau selesai tu masalah. Udah tau bikin anak orang sengsara, kenapa lu malah bikin sengsara hidup lu sendiri?" tegas Dion.

Bhima tak bergeming. Isi kepalanya sangat berisik seolah tak memberikan nya waktu untuk sekadar memejamkan mata walau hanya sejenak.

Setelah Bagas berhasil membersihkan apartemen yang berantakan itu, ia langsung ke dapur untuk mengambilkan Bhima air. Supaya kondisi nya pulih kembali. Bagas langsung menyodorkan air ke Dion untuk diberikan pada Bhima.

"Dah, lu jangan marah-marah dulu, dia butuh waktu tenang. Kalau sama-sama panas, entar nggak nemuin solusi. Yang ada malah nambah runyam keadaan," Bagas berusaha menenangkan Dion yang sedari tadi marah-marah ke Bhima.

Dion mendengar saran Bagas. Selepas Bhima minum air, dia pun langsung ketiduran. Melihat Bhima sudah tertidur. Dion dan Bagas membaringkan Bhima di sofa. Setelah urusan Bhima selesai, mereka langsung melihat ruang kerja Bhima.

"Siapa orang yang ngirim pesan anonim ini. Ancaman banget ni. Mana nggak lakik banget cara dia," geram Dion.

Bagas terdiam. Dia berusaha mencerna setiap tangkapan layar yang ada di laptop Bhima, dan benar saja apa yang ada dipikirannya. Sepertinya dia tau siapa dalang dibalik semua masalah ini. Namun, ia hanya terdiam tak memberitahukan pada Dion siapa orang yang dicurigainya.

*****

1
Risa Sangat Cuantik
Selena beri pelajaran sama Bhima dengan cara kamu ngga mau menemui dia
Risa Sangat Cuantik
Gara gara omongan Bhima Selena jadi pingsan tuh
Risa Sangat Cuantik
Selena ngga usah pikirkan ancaman Bhima
Risa Sangat Cuantik
Selena jangan jangan yang menuduh kamu plagiarisme teman kantor kamu
Risa Yayang Married
Bhima Selena pasti sakit gara gara ancaman kamu tuh
Risa Yayang Married
Bhima kamu sudah minta maaf tapi Selena ngga mau ketemu kamu
Risa Yayang Married
Bhima kamu tega banget fitnah Selena dan mengancam Selena
Risa Yayang Married
Selena kamu di tuduh melakukan plagiarisme
Risa Cantik Dan Lucu
Selena ternyata kamu suka sama boneka sampai di kamar kost kamu banyak boneka
Risa Cantik Dan Lucu
Bhima percuma kamu menunggu Selena karena dia ngga mau ketemu kamu
Risa Cantik Dan Lucu
Selena kamu sampai pingsan di tempat kerja pasti banyak pikiran
Risa Cantik Dan Lucu
Ternyata berita bahwa Selena melakukan plagiarisme sudah tersebar
Risa Sangat Happy
Selena mending kamu temui Bhima kasihan dia
Risa Sangat Happy
Bhima pasti kamu menyesal telah menuduh Selena
Risa Sangat Happy
Bhima kamu keterlaluan sampai mengancam Selena membuat Selena kepikiran terus
Risa Sangat Happy
Selena kamu sabar dalam menghadapi ujian yang bertubi tubi ya
Risa Imuet
Selena sama Bhima mending kalian bekerjasama mencari orang yang fitnah kalian
Risa Imuet
Bhima sekarang kamu baru menyesal telah menuduh Selwna
Risa Imuet
Kalau Bhima ngga mau membayar biaya kerusakan laptop Selena kasihan Selena kalau bayar pakai tabungannya
Risa Imuet
Selena sama Bhima banyak pikiran karena di fitnah orang
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!