Olivia adalah seorang Desainer terkenal di abad ke-21, saat acara penghargaan dirinya dia tidak sengaja mengalami insiden  kecelakaan di tempat acara sampai akhirnya dirinya meninggal dunia. Namun, bukannya dia pergi ke alam baka arwahnya justru terlempar  ke zaman di era 80-an, memasuki tubuh istri seorang tentara yang Antagonis.  Di komplek militer dia sering membuat onar sampai membuat banyak orang yang tidak menyukai dirinya. Lantas bagaimana jika Olivia masuk kedalam tubuh wanita tersebut, apakah Olivia  akan bertahan? atau justru sebaliknya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rs_31, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Jamu Kuat
Malam harinya Putri Ayu makan malam bersama dengan kedua orang tua Jendral Rakha dan juga suaminya. Dia begitu sangat canggung karena ini adalah pertama kalinya dia makan bersama dengan keluarga suaminya. Putri Ayu tampak kaku duduk di samping Jendral Rakha sembari menundukan kepalanya.
"Sayang, santai saja semua akan baik-baik saja, " bisik Jendral Rakha kepada istrinya sembari menggenggam tangan Putri Ayu.
Putri Ayu hanya menganggukan kepala sembari tersenyum canggung kepada suaminya.
"Nih, Ayu kamu haru banyak makan daging biar tubuhmu kuat, supaya kalian cepat-cepat memberikanku Cucu," kata Mama Jendral Rakha kepada Putri Ayu sembari memberikan satu potong daging di atas piring Putri Ayu.
"Uhuk uhuk uhuk, " Putri Ayu terbatuk-batuk saat mendengar ucapan mertuanya.Wajahnya memerah bagaikan kepiting rebus.Sungguh dia sangat malu saat mertuanya menggodanya seperti itu.
"Hati-hati sayang," ucap Jendral Rakha sembari memberikan segelas air putih kepada istrinya.
Putri Ayu langsung saja mengambil gelas itu dan meminumnya dengan cepat.
"Tenang saja Ma, Rakha akan berusaha lebih keras lagi supaya bisa memberikan cucu yang banyak untuk mama dan Papa,"
Putri Ayu melototkan matanya tangannya dengan kesal mencubit pinggang jendral Rakha dengan keras. Dia begitu malu dan salah tingkah dengan pembicaraan malam ini yang begitu intim.
"Mas Rakha," ucap Putri Ayu dengan tertahan menatap Jendral Rakha dengan malu-malu.
Papa dan Mamanya jendral Rakha terkekeh pelan saat melihat tingkah Putri Ayu yang menggemaskan.
"Hehehe, kamu lucu sekali sih Ayu,"
" Sudah, jangan menggoda Ayu lagi kasihan dia sudah memerah begitu," kata Papa Jendral Rakha.
"Nih, Ayu kamu habiskan minumnya ini jamu yang ayah pesan untukmu supaya kamu bisa lebih kuat dan sehat," kata Papa mertuanya sembari memberikan satu gelas jamu yang sudah dia sediakan untuk menantunya itu.
"Wah yang bener Pa, kenapa Ayu batu tahu ada jamu seperti itu, jawab Putri Ayu dengan mata berbinar.
Kalau saja dia tahu ada jamu yang bisa mengurangi rasa pegal dan juga bisa lebih kuat mungkin Ayu akan meminumnya setiap hari.Karena terlalu bahagia Putri Ayu langsung saja meminum jamu itu dan menghabiskannya hingga tandas. Sedangkan Jendral Rakha yang melihat Ayu meminum Jamu itu melototkan matanya.
"Papa," kata Jendral Rakha sembari melototkan matanya.
Mama dan Papa Jendral Rakha tersenyum bahagia tanpa dosa menatap putranya sembari mengedipkan mata.
"Rakha seperti nya malam ini kamu harus bekerja keras untuk memuaskan istrimu ini," ucap Mama Jendral Rakha sembari tersenyum penuh arti.
" Kalian...." Tunjuk Jendral Rakha kepada orang tuanya menggelengkan kepala tidak percaya.
Mama dan Papa Jendral Rakha langsung saja bangkit dari duduknya berjalan pergi meninggalkan rumah Jendral Rakha.
"Kami pergi dulu, malam ini kami tidak akan mengganggu kalian berdua." Setelah mengatakan mereka berdua langsung saja pergi meninggalkan rumah Jendral Rakha sembari tertawa riang bahagia.
"Hore sebentar lagi aku akan dapat cucu Yey,"
" Bagaimana baguskan ideku,"
" Iya Pa, mama yakin pasti malam ini mereka melakukan itu," ucap mamanya Rakha sembari memainkan jari telunjuknya.
Papanya Rakha hanya geleng-geleng kepala saat melihat tingkah istrinya itu.Padahal sebelum mereka datang ke rumah Dinas tadi dia sempat marah dan akan meminta Rakha untuk menceraikan istrinya. Tapi sekarang setelah dia bertemu dengan menantunya dia justru malah lebih sayang kepada Putri Ayu.
♧♧♧♧
Di Rumah dinas setelah kepergian kedua orang tua Jendral Rakha Putri Ayu dengan santai melanjutkan makannya tadi yang tertunda. Namun, beberapa saat kemudian Putri Ayu merasakan tubuhnya menjadi sedikit panas. Tangannya tanpa sadar memegangi baju tidurnya mencoba membuka satu kancing bajunya yang paling atas.
"Suamiku kenapa panas sekali?" tanya Putri Ayu yang saat ini tangannya sudah mulai menyentuh tubuhnya sendiri.
"Ah panas," ucap Putri Ayu dengan diiringi desahan.
Jendral Rakha terdiam menatap Putri Ayu. Dia menelan ludahnya dengan kasar, jakunnya naik turun tubuhnya mulai menegang saat tangan Putri Ayu sudah menyentuh tubuhnya.
" Ayu, Stop sadar hey," ucap Jendral Rakha mencoba menghentikan aksi Putri Ayu.
" Emm, panas Rakha," kata Putri Ayu sembari menatap Jendral Rakha dengan tatapan mata yang sudah sayu.
"Aku menginginkan mu malam ini Jendral," kata Putri Ayu.
Dia perlahan mendekatkan wajahnya ke arah wajah Jendral Rakha. Matanya menatap ke arah jakun Jendral Rakha yang naik turun dengan susah payah menelan salivanya dengan kasar.Dia perlahan kedekatkan wajahnya lalu mencium dan menghisap jakun Jendral Rakha dengan lembut.
Jendral Rakha sudah tidak bisa menahannya lagi. Dia tanpa aba-aba langsung saja menjauhkan tubuhnya dari Putri Ayu menatap wajah Istrinya yang sudah mulai tidak sadar dan terpengaruh jamu itu. Dia langsung saja mengangkat tubuh Putri Ayu dan membawanya ke dalam kamar? menghempaskan tubuh Putri Ayu di atas ranjang dengan pelan.
"Jendral Ayo, Ayu sudah tidak tahan," kata Putri Ayu tanpa sadar.
Mendengar racauan Istrinya, Jendral Rakha semakin tidak terkendali dia dengan cepat membuka pakaiannya menyisakan pakaian dalamnya saja. Naik keatas ranjang mengungkung tubuh istrinya dengan perlahan.
"Baiklah malam ini, aku akan melayani kamu sayang sampai kamu benar-benar puas, dan meminta ampun kepadaku," bisik Jendral Rakha di samping telinga Putri Ayu sebelum mereka memulai permainan mereka berdua malam ini.
Putri Ayu hanya tersenyum menganggukan kepala untuk merepotkan ucapan Jendral Rakha. Tanpa aba-aba dia menarik kepala jendral Rakha membenamkan wajahnya kedalam ceruk leher jenjang Putri Ayu.
"Ah Jendral," desah Putri Ayu.
Jendral Rakha semakin bersemangat untuk melakukan olahraga malam bersama dengan Putri Ayu. Dibawah kendali Jendral Rakha akhirnya malam ini mereka berdua benar-benar menghabiskan malam panjang bersama sampai pagi dini hari.
"Ah terima kasih Ayu," ucap Jendral Rakha setelah menyelesaikan olahraga malam mereka berdua mencium kening istrinya sebelum dirinya benar-benar ambruk di samping tubuh istrinya.
Pagi Harinya para prajurit datang ke rumah dinas Jendral Rakha mereka semua khawatir kepada sang Jendral karena kemarin setelah kesalahpahaman dengan Putri Ayu, Jendral Rakha belum kembali lagi ke markas. Kebetulan hari ini ada tugas dinas mendadak sehingga mereka dengan cepat datang ke rumah Jendral Rakha.
Tok Tok Tok
"Jendral, apakah anda ada di dalam?" teriak Beni seorang Perwira yang berada di bawah pimpinan Jendral Rakha.
Rumah terasa sepi tidak ada tanda-tanda kehidupan di rumah itu. Beni dan yang lainnya panik saat tidak ada jawaban dari dalam sana.
"Bagaimana ini, jangan-jangan Jendral Rakha bertengkar dengan Putri Ayu sampai dia tega membunuh istrinya," ucap Perwira lainnya.
"Tidak mungkin, Jendral Rakha terlihat sangat peduli kepada istrinya itu tidak akan pernah terjadi," jawab Beni.
"Yasudah kalau begitu kita dobrak saja pintu rumah ini, kami takut Jendral Rakha terluka dan sedang tidak baik-baik saja,"
Mereka semua menganggukan kepalanya, bersiap untuk mendobrak dan membuka pintu rumah Jendral Rakha dengan paksa. Namun tiba-tiba pintu itu di buka dari dalam menampilkan sosok seorang Pria tinggi yang baru saja bangun tidur dengan penampilan yang masih acak-acakan.
"Hoam, ada apa sih kalian pagi-pagi gedor-gedor pintu ganggu saja," kata jendral Rakha dengan kesal sembari menahan kantuknya.
Sedangkan para perwira termasuk Beni berdiri mengong dengan mulut ternganga lebar. Menatap penampilan jendral Rakha saat ini. Namun, bukan itu yang membuat mereka ternganga melainkan sebuah tanda merah yang begitu banyak di dalam tubuh Jendral Rakha.
"Maaf Jendral kami mengganggu waktunya, tapi Ini Darurat Jendral," kata Beni memberanikan diri.
"Darurat apa sih, lebih Darurat mana dengan menyenangkan hati istri Hmm, semuanya tidak ada yang lebih penting kecuali membuat istri senang," jawab jendral Rakha melantur.
" Tapi ini memang penting jendral ini menyangkut antara hidup dan mata istri Anda."
"Apa?"
Mendengar istrinya di sebut Mata Jendral Rakha langsung saja terbuka lebar menatap kearah para perwira yang saat ini sudah berdiri di depan pintu rumahnya.
"Astaga, sedang apa kalian di mari, tunggu saya sebentar saya bersiap dulu, " kata Jendral Rakha dengan cepat.
Brak
Dia langsung saja menutup pintu rumahnya dengan keras. Berjalan pergi kekamarnya dengan cepat untuk mengenakan baju dinasnya. Sungguh dia sangat malu kepada para bawahannya yang melihat penampilannya acak-cakan apalagi banyak tanda Kiss mark yang Ayu tinggalkan di dalam tubuh Jendral Rakha terutama lehernya.
Jendral Rakha menatap tanda itu di depan cermin dan melihatnya dengan seksama.
"Astaga, ternyata ganas juga istriku yang satu ini."
k