Seorang gadis desa pergi merantau ke Jakarta untuk mengadu nasib. Gadis cantik tersebut adalah Gendhis Lestari dia berusia 19 tahun. Dia memiliki seorang adik tampan bernama Farel yang saat ini masih duduk dikelas 2 SMP. Kedua orang tuanya berkerja serabutan penghasilan tidak menentu. Saat Gendhis mengirimi lamaran kerja di situs online ke beberapa perusahaan besar meskipun bermodal ijazah SMA. Setelah 2 hari kemudian Gendhis mendapat panggilan dari pihak HRD untuk melakukan interview di perusahaan raksasa di Jakarta. Dengan bermodalkan tekat yang kuat Gendhis langsung berpamitan kepada kedua orang tuanya pak Hasan dan Bu Halimah dan adiknya Farel. Meskipun keluarganya berat melepas putri mereka pergi merantau tapi Gendhis berhasil menyakinkan kedua orang tuanya sehingga izin dari kedua orang tuanya berhasil ia kantongi. Hingga saat ini Gendhis sudah sampai di Jakarta dan sudah menyewa sebuah kamar kos kecil kos kusus untuk perempuan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ersy 07, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Berebut Kotak Bekal
Saat ini Gendhis sudah sampai didepan pintu ruangan Kenzo dengan membawa paperbag berisi kotak bekal miliknya yang belum sempat ia makan. Rencana Gendhis makan setelah urusan sama bosnya selesai. Sebelum mengetuk pintu ruangan bosnya Gendhis sempat melirik ke arah kursi sekertaris namun saat ini sedang kosong karena masih jam istirahat berlangsung. Tanpa buang waktu lagi Gendhis mengetuk pintu dengan ritme sedang.
Tok tok tok ..
"Pak ini saya" ucap Gendhis dari luar dan tak lama terdengar sahutan dari dalam " Masuk" terdengar sahutan suara Kenzo. "Ceklek" pintu dibuka perlahan, saat masuk kedalam Gendhis melihat didalam ada bosnya bersama asistennya. Keduanya langsung melirik Gendhis sekilas langsung kembali sibuk dengan pekerjaan masing masing. "Eh buset, enggak bosnya enggak asistennya sama sama jelmaan manusia es" batin Gendhis dalam hati.
"Maaf pak, ada apa anda memanggil saya?" tanya Gendhis tanpa ragu karena saat ini perutnya benar benar sudah lapar. "Ehem, Sean kamu keluar lah istirahat" perintah Kenzo kepada asistennya. Sean yang diperintahkan pun langsung berpamitan keluar sehingga saat ini hanya ada sepasang anak manusia didalam ruangan tersebut. Gendhis yang sejak tadi berdiri kakinya mulai pegal " Pak bos, ada perlu apa anda memanggil saya kesini??" tanya Gendhis kedua kalinya. Kenzo tidak menjawab namun tatapan matanya tertuju pada paperbag yang di bawa Gendhis. " Apakah itu bekal milikmu?" tanya Kenzo langsung ke intinya. Gendhis melirik paperbag yang ia bawa sejak tadi lalu menatap bosnya dengan tatapan waspada. "Aduh jangan sampai manusia kulkas ini minta bekalku, perutku sudah keroncongan dari tadi" batin Gendhis ketar ketir. "Berikan itu padaku, kebetulan saya belum makan siang" ucap Kenzo tanpa perasaan. "Ta..tapi pak, saya belum makan siang" tolak Gendhis memeluk erat paperbag miliknya yang berisi kotak bekal miliknya. Tanpa berkata apapun Kenzo langsung berdiri dari duduknya dan berjalan mendekati Gendhis yang memandang bosnya waspada. Setiap 1 langkah Kenzo maju mendekatinya justru Gendhis berjalan mundur 2 langkah. "Berikan itu pada saya sekarang!" perintah Kenzo dengan nada perintah. "Maaf pak, saya juga belum makan siang" jawab Gendhis tetap kekeh mempertahankan paperbag diperlukannya. Kenzo berhenti dari langkahnya tetap didepan gadis cantik tersebut. "Ya sudah kita makan bersama, saya enggak keberatan sama sekali jika harus makan berdua denganmu" ucap Kenzo enteng. Gendhis yang mendengar ucapan bosnya kedua matanya langsung melotot kesal " Ogah, mending aku makan sendirian pak. Lagi pula bapak kan banyak uang bisa makan direstoran mahal. Kenapa malah meminta makanan saya yang tidak ada apa apanya dibandingkan dengan masakan seorang koki" tolak Gendhis. "Kamu berani membantah perintah saya Gendhis" sentak Kenzo kesal. "Kalau iya kenapa, bapak mau apa!" tantang Gendhis dengan tatapan tidak kalah tajam. "Baiklah kalau itu maumu, hukumanmu saya tambah menjadi 1 bulan. Selain membersihkan apartemen saya dan memasakan makan malam untuk saya, ada lagi tugas untukmu selama masa hukuman berlaku yaitu membuatkan bekal untuk saya" ucap Kenzo dengan senyuman licik. Gendhis yang mendengar ucapan bosnya kedua matanya langsung melotot lebar serta mulut menganga tak percaya. " Loh pak kok gitu sih, ya nggak bisa gitu dong, kan hukuman yang disepakati cuma 1 Minggu kenapa jadi 1 bulan!. Saya menolak keras pak, saya enggak mau nurutin perintah anda!" tolak Gendhis dengan wajah kesal. "Disini siapa bosnya, saya atau kamu?" tanya Kenzo dengan nada sarkas. "Ya bapak bosnya" jawab Gendhis cepat. "Nah itu tau, berarti terserah saya dong mau mengubah hukumanmu kapan saja. Salah sendiri kamu pelit enggak mau berbagi makanan dengan saya" ucap Kenzo dengan tatapan mengejek. "Ini silahkan anda nikmati bekal saya" sahut Gendhis dengan terpaksa menyerahkan paperbag miliknya kepada bosnya. Kenzo tersenyum saat menerima paperbag yang diberikan Gendhis walau gadis Tersebut terpaksa. Kenzo langsung duduk di sofa ruangannya dan segera membuka kotak bekal dan saat dibuka nampak masakan sederhana yang sudah dingin. Gendhis ingin keluar dari ruangan bosnya namun tiba tiba langkahnya terhenti saat mendengar ucapan bosnya. " Mau kemana kamu, duduklah temani saya makan" perintah Kenzo yang sudah menikmati bekal milik Gendhis. Gendhis hanya bisa menelan ludahnya saat melihat bosnya makan dengan lahapnya. Tanpa Gendhis sadari diam diam Kenzo mengirim pesan kepada asistennya agar membelikan Gendhis makan siang. Tak butuh lama selang beberapa menit kemudian pintu diketuk dari luar dan Sean muncul dengan membawa paperbag berisi makanan yang ia beli dari restoran langganan bosnya. " Ini bos makan siang anda" ucap Sean meletakkan paperbag di dekat bosnya. "Hem, keluarlah" jawab Kenzo yang masih menikmati makan. Sean melirik bosnya dan Gendhis sekilas tanpa berkata apapun ia langsung keluar. "Kamu jangan diam saja, cepat segera makan sebelum waktu istirahat habis" perintah Kenzo. Gendhis yang mendengar perkataan bosnya mendelik kesal " Mau makan apanya, makanan saya sudah bapak habiskan" protes Gendhis dengan expresi wajah datar. "Kamu rabun, tuh paperbag ada didepan matamu enggak kelihatan" ejek Kenzo yang sudah menghabiskan makanan yang ada didalam kotak bekal tersebut. "Hah?!, tap..tapi inikan makanan untuk bapak" jawab Gendhis ragu. " Iya awalnya sih untuk saya, tapi saya sudah memakan bekalmu jadi sebagai gantinya kamu yang makan makanan milik saya. Waktumu tinggal 20 menit lagi untuk menghabiskan semua makanan ini. Karena Jam istirahat sudah mau habis" ucap Kenzo langsung berdiri dari duduknya ingin melanjutkan pekerjaannya. " Apa??, serius ini untuk saya semuanya pak?" tanya Gendhis enggak percaya. Didepannya ada paperbag ukuran cukup besar Gendhis yakin didalam paperbag tidak hanya 1 jenis makanan tapi ada beberapa jenis makanan. "Glek" Gendhis langsung menelan ludahnya kasar. "Ya Allah bukannya nolak rezeki tapi ini banyak banget mana bisa aku habisin sendirian" gumam Gendhis dalam hati. "Ayo segera makan, waktumu tinggal 15 menit lagi" ucap Kenzo tanpa disadari Gendhis ada senyuman teramat tipis menghiasi wajah tampannya. "Tapi pak, apa boleh saya bawa pulang sisanya nanti" tanya Gendhis ragu ragu. "Terserah kamu, asal jangan buang makanan itu" jawab Kenzo cepat. "Saya pastikan akan memakan habis semua ini, tapi dengan cara di cicil makannya" ucap Gendhis tersenyum simpul. Apalagi ada ikan gurame bakar bumbu pedas manis kesukaannya. Tanpa menunggu lama Gendhis langsung menikmati makan siangnya. "Kalau tau gini, enggak pakek drama kayak tadi udah aku serahkan paperbag milikku tadi. lumayan kan ini bisa aku makan Sampai nanti malam hehehe " gumam Gendhis senang dalam hati. Kenzo yang sejak tadi melihat tingkah konyol Gendhis hanya menggelengkan kepalanya. "Gadis konyol " gumam kenzo pelan.