Menggoda Ayah Dari Wanita Yang Merebut Tunanganku

Hoeek

Ughhh

Virya merasa tiba-tiba kepalanya pusing dan juga perutnya mual. Mulutnya terasa begitu enek dan tidak nyaman sekali. Ia juga menginginkan sesuatu yang tidak pernah dia inginkan sebelumnya.

"Ini, kenapa ini kayak gini. Sekarang tanggal berapa?" Virya tampak gelisah sekali. Saat ini dia masih berada di kampus. Dengan dalih tidak enak badan, akhirnya wanita itu memilih untuk pulang dan melewatkan kelas terakhir.

Ketika berada di lampu merah, Virya melihat kalender yang ada di ponselnya. Dan menemukan bahwa masa haid nya sudah lewat dua minggu.

"Sial, ini nggak mungkin kan?" ucapnya dengan sedikit gelisah.

Selama mengenal Jayan, entah sudah beberapa kali dia berhubungan intim dengan pria itu. Tapi bulan-bulan sebelumnya selalu aman meski tidak mereka sama-sama tidak menggunakan pengaman.

Akhirnya Virya pun memutuskan untuk membeli alat tes kehamilan. Sesampainya di rumah, dia secara terburu-buru masuk ke kamar untuk segera mendapatkan hasilnya.

Dengan harap-harap cemas, Virya yang duduk di closet itu memejamkan mata ketika menggunakan alat tes kehamilan yang tidak hanya satu. Ya Virya membeli tiga alat sekaligus dengan berbagai macam merk agar dapat mengetahuinya dengan jelas.

"Ku mohon jangan jangan jangan,"ucapnya. Agaknya Virya masih belum siap jika benar dirinya hamil.

"Tunggu tunggu, kalau aku beneran hamil bukannya ini bagus. Ini bagus karena Jayan sepenuhnya jadi milik aku. Dengan begitu, Dhea nggak akan bisa membuat Jayan kembali lagi ke dia,"ucapnya tiba-tiba.

Rupanya isi kepala Virya cepat sekali dalam berpikir. Tapi rupanya dia masih memiliki keyakinan bahwa Dhea yang mendekati ayahnya hanya sekedar membuat Jayan cemburu.

setelah beberapa saat, Virya melihat alat tes tersebut. Terdapat satu garis merah yang sangat jelas dan garis satunya samar. Tapi tak lama kemudian, garis samar itu pun menjadi jelas juga.

Aaaah

Virya mengusap wajahnya kasar. Memang benar tadi dia bicara seakan-akan baik-baik saja jika hamil, tapi ternyata dirinya terkejut juga saat mengetahui bahwa hasilnya positif.

"Duuuh gimana ini?" ucapnya dengan perasaan yang penuh kebingungan. Rasa bingin dan panik itu semakin bertambah ketika Drake mengutuk pintu kamarnya.

Tok tok tok

"Vir, kamu lagi apa? Apa lagi nggak enak badan? Kata Bibi kamu pulang dan langsung masuk ke kamar. Wajahmu juga kata Bibi sedikit pucet. Virya!"

Drake yang baru saja pulang dari bekerja langsung menghampiri Virya setelah mendapat laporan dari art (Kedepannya aku nyebut asisten rumah tangga pake art ya. Jangan sampe salah arti dikiranya art> seni hehehe).

Kata sang art, Virya terlihat seperti orang sakit dan juga sambil memegangi perutnya ketika pulang dari kampus.

"Virya, buka pintunya. Papa mau lihat kamu,"panggil Drake lagi. Dia menjadi khawatir karena Virya tak jua menjawab panggilannya dan tak kunjung membuka kan pintu.

"Virya," panggilnya sekali lagi. Drake bahkan sudah melakukan ancang-ancang untuk mendobrak pintu kamar Virya jika tak segera dibuka.

Cekleek

"Pa, maaf."

Virya berkata demikian sambil menundukkan kepalanya membuat Drake bingung. Drake mengerutkan alisnya dan mencoba menilai situasi apa yang ada saat ini.

"Kenapa? Ada apa? Apa kesalahan yang udah kamu lakuin sampai minta maaf tiba-tiba kayak gini,"ucap Drake. Matanya memicing penuh tatapan menyelidik.

Dengan ragu, Virya mengulurkan tangannya. Menunjukkan tiga alat tes kehamilan.

Drake tentu tidak bodoh, dia tahu benda apa itu yang diberikan Virya padanya.

Degh

"Siapa yang ngelakuin ini? Kamu dipaksa atau kalian melakukannya atas suka sama suka? Brengsek!" Mata Drake merah menyala, kemarahan nampak jelas di sana dimana belum pernah Virya lihat sebelumnya.

Virya memundurkan langkahnya. Dia merasa sangat takut sekarang. Selama ini, Drake selalu memperlakukannya dengan lembut. Dan baru kali ini dia mendapat tatapan tajam dan menusuk seperti itu dari sang ayah.

"Ja-jangan marah Pa. A-aku nggak dipaksa. A-aku sama dia saling cinta, Pa?" ucap Virya dengan suara yang bergetar. Jujur dia sangat takut kepada Drake saat ini.

"Jayan, apa pria itu?" tebak Drake.

Virya mengangguk. Jika boleh jujur, dia memang hanya melakukan itu dengan Jayan karena memang dirinya menyukai dan mencintai Jayan.

Shit!

Drake mengusap wajahnya kasar. Jayan, pria yang dikenalkan saat ulang tahun itu benar-benar kekasih Virya ternyata, dan dia tidak pernah menyangka bahwa Virya sudah berbuat terlalu jauh dengan pria itu.

Drake jadi ingat akan sesuatu yang sebenarnya mungkin bukanlah urusannya. Ketika tadi dia menghubungi Dhea untuk memesan kue, dia secara tidak sengaja mendengar suara Jayan. Dari apa yang dikatakan pria itu, Drake meyakini bahwa Dhea dan Jayan bukan hanya sekedar saling mengenal.

"Suruh pria itu kemari sekarang juga. Kalian harus segera menikah. Anak itu harus punya ayah,"ucap Drake sambil berlalu pergi.

Tangan Virya sangat gemetar, bahkan itu tidak hilang saat dirinya menghubungi Jayan.

"Halo Jay. .... Papa mau ngomongin tentang kapan kita mau menikah."

Apa???

Di seberang sana, Jayan sangat terkejut dengan perkataan Virya. Menikah dengan Virya, Jayan belum berpikir sampai sana.

"Ke-kenapa tiba-tiba Papa kamu nanya soal pernikahan?" jawab Jayan tergagap.

"Itu itu karena aku, aku hamil. Aku hamil anak kita, Jay."

Doeeeeng

Jayan membulatkan matanya. Hampir saja dirinya yang saat ini mengemudi menabrak pengendara motor yang ada di depannya.

Hamil? Jayan sungguh tidak menyangka akan hal itu.

Sebenarnya ini adalah hal yang wajar karena Jayan dan Virya sering berhubungan badan layaknya pasangan yang sudah menikah. Akan tetapi ternyata Jayan sangat terkejut ketika mendapat kabar tersebut.

"Kamu yakin kalau kamu hamil, Vir. Selama ini bukannya kita aman-aman aja ya?" Jayan masih tidak percaya dan dia berharap bahwa semua yang dikatakan Virya tidak benar. Dia berharap bahwa itu hanya candaan semata.

"Benar Bang, aku hamil. Aku telat 2 minggu. Tadi aku beli testpack 3, dan semua hasilnya positif. Papa tahu, terus Papa minta kamu datang kesini."

Kacau, Jayan merasa sangat kacau sekarang. Dia bingung bagaimana harus menghadapi Drake.

Di sisi lain hatinya masih ingin kembali pada Dhea tapi fakta Virya hamil jelas tidak bisa membuatnya lari dari wanita itu.

"Oke aku akan ke rumah sekarang buat ketemu sama Papa kamu."

"Oke Bang, aku tunggu ya. Secepetnya ya, aku takut sama Papa. Tadi Papa kelihatan marah banget."

Jayan tidak jadi pulang ke kost nya, dia langsung menuju ke rumah Virya untuk menemui Drake yang saat ini sudah menunggunya dengan rasa marah yang memenuhi dirinya.

TBC