Lahir dari keluarga kaya, Davina menyamar menjadi seorang gadis biasa, Dia merasa lelah karena sering di manfaatkan. Dalam kesederhanaan nya, Davina menjalin hubungan dengan Gio. Seorang pria yang Davina tahu adalah pria yang lahir dari keluarga sederhana.
Davina kira, Menjalin hubungan dengan orang sederhana itu akan selalu setia. Ternyata, Tidak semua orang sama.
Bukan karena di selingkuhi namun sejak hadirnya sahabat Gio yang bernama Caca, Pria yang menjadi kekasihnya itu berubah. Di setiap waktu atau kondisi apapun selalu sahabatnya lah yang di utamakan.
Davina muak! Hingga akhirnya Davina menunjukkan bahwa sebenarnya dia bukanlah gadis biasa. Membuang pria sederhana itu lalu menjalin hubungan baru dengan pria yang setara dengannya. Bagaimana reaksi Gio setelah tahu bahwa Davina ternyata adalah gadis kaya?
••••••
"Jika Daddy bisa mendapatkan wanita sederhana yang setia. Maka aku, Aku akan mencari pria yang setara dan setia." Davina Anggraini
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon El Viena2106, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kuasa Davina
Kini semua sudah berkumpul di aula. Tak terkecuali Gio dan Caca yang sejak tadi lebih banyak diam. Caca pun yang awalnya penuh dengan kegirangan kini dalam hati gadis penuh tanda tanya serta rasa takut yang tiba-tiba saja muncul.
Dalam hati Caca bertanya, Siapa Davina itu sebenarnya? Karena setahunya, Davina hanyalah gadis biasa yang hanya tinggal di kost-an.
Dan sekarang, Davina datang bersama pria yang sempat Caca lihat di pusat pembelanjaan beberapa hari yang lalu. Seorang pria paruh baya yang Caca kira adalah sugar Daddy gadis itu.
Jantung Caca mulai berdetak lebih kencang dari biasanya, Dia takut apa yang di harapkan tak sesuai dengan kenyataan yang ada. Pasalnya, Davina tak hanya datang bersama pria itu melainkan bersama seorang wanita paruh baya yang masih terlihat cantik dan anggun sekali. Di belakang gadis itu masih ada empat orang yang entah Caca sendiri tidak tahu siapa.
Dan yang membuat Caca semakin takut ialah, Para dosen memanggil Pria yang Caca kira adalah Sugar Daddy Davina itu dengan sebutan Tuan Nalendra.
Yang Caca tahu sekilas, Tuan Nalendra itu adalah seorang konglomerat pemilik perusahaan besar dengan banyak cabang. Pria itu juga pemilik universitas pribadi ini.
Sayangnya Tuan Nalendra tak pernah menampakkan diri. Di usianya yang ke empat puluh tujuh tahun pria tersebut lebih memilih berada di belakang layar.
Jika semua itu benar, Itu artinya Caca telah berurusan dengan orang yang salah. Bisa mampus dia kalau sampai ketahuan bahwa yang telah berbuat ulah dengan menyebarkan gosip tentang Davina dan Tuan Nalendra itu adalah dirinya.
Karena sampai saat ini tidak ada yang tahu kalau dia lah yang telah membayar orang lain untuk memajang foto-foto itu. Karena hari itu, Caca berangkat pagi-pagi sekali lalu meminta tukang bersih-bersih untuk melakukan semuanya.
"Tenang Caca.. Selama tidak ada yang tahu kalau kau pelakunya, Semuanya pasti aman.. " Batin Caca meyakinkan dirinya. Caca melirik Gio yang sejak tadi tak lepas menatap Davina.
"Gio.." Dia tak menjawab, Dalam hati pria itu juga sama seperti Caca bertanya-tanya siapa sebenarnya Davina. Dan kenapa selama hampir dua tahun menjalin hubungan dia tak tahu siapa sebenarnya gadis itu.
"Bisa kita mulai.." Pak Rektor akhirnya membuka suara. Semua diam, Tak ada yang bersuara satu pun. Alasannya, Tentu saja mereka takut karena yang berada di hadapannya ini adalah orang yang sangat penting.
"Hari ini kita semua kedatangan tamu penting. Tentu saja kalian tak asing dengan Nama Tamu yang sekarang duduk di belakang saya ini.." Ucap Pak Gandy. "Dia adalah Tuan Sanjaya Nalendra Abraham, Pemilik universitas ini.. Sebelumnya Beliau selalu berperan di balik layar, Tapi hari ini Beliau datang ke tempat ini karena ingin meluruskan tentang kabar miring yang sempat tersebar di kampus ini sejak kemarin.." Jelas Pak Gandy. Dua orang masuk ke dalam aula dengan membawa mading dimana banyak foto Davina dan Daddy Nalendra disana.
Pak Gandy undur diri, Kini Daddy Nalendra beranjak dari duduknya. Matanya yang berada di balik kacamata bening itu menajam melihat satu persatu foto itu.
Daddy Nalendra meraih mikrofon. Pria itu berdiri dengan tegap di hadapan para mahasiswa dan mahasiswi tersebut.
"Seperti apa yang telah di jelaskan oleh Pak Gandy tadi, Kedatangan saya kemari ingin meluruskan berita miring kemarin sore yang sudah sampai di telinga Saya. Dari beberapa foto ini sudah di jelaskan, Dimana otak kalian tidak bisa bekerja dengan baik. Hanya dengan melihat foto ini kalian langsung berasumsi atau menyimpulkan bahwa gadis yang sedang bersama saya ini adalah simpanan saya.. Padahal gadis yang sedang bersama saya ini adalah Davina anggraini Abraham, Putri bungsu saja..
Deg!
Suasana di tempat itu mulai di penuhi dengan wajah keterkejutan. Bagaimana tidak? Davina yang mereka kenal sebagai gadis sederhana nyatanya adalah seorang Tuan putri besar.
"Jadi mirip di drama-drama ya.. Anak konglomerat nyamar jadi orang sederhana..
"Makanya jangan menilai seseorang itu dari penampilannya.. Punya penampilan sederhana bukan berarti dia anak orang miskin.." Kata mereka dengan berisik-bisik.
Caca menegang di tempatnya. Keringat sebiji jagung mulai menetes dari pelipisnya.
"Enggak.. Gak mungkin! Mana mungkin Davina putri konglomerat .. Gak mungkin.." Batin Caca, Ia menggelengkan kepalanya menolak kenyataan ini.
"Perlu kalian ketahui.. Saya sungguh kecewa dengan adanya foto-foto ini. Apalagi ada rumor yang mengatakan kalau Davina yang tak lain adalah putri saya harus di fitnah sebagai simpanan Om-om. Sejak putri saya masuk ke kampus ini, Dia memang berpenampilan sederhana. Dia menyembunyikan identitasnya yang asli karena dia ingin tahu orang yang benar-benar tulus dan tidak.. Sebenarnya dia masih ingin menjalankan peran itu, Tapi kalian lah yang membuatnya harus mengakui siapa dia sebenarnya.. Saya minta pertanggungjawaban, Nama baik Davina tercoreng. Saya ingin siapapun kalian yang telah menyebarkan kabar miring ini maju ke depan.. " Semuanya saling melihat dan menoleh ingin tahu siapa orang itu.
Caca hanya diam, Dia tak akan maju. Kalau sampai dia maju, Semua orang yang ada disini akan tahu bahwa semua itu adalah ulahnya termasuk Gio yang pastinya akan kecewa dengannya.
"Daddy..." Davina bangkit dari duduknya. Ia mendekat ke arah sang Daddy dan tersenyum.
"Dia tidak akan maju Dad.. Tapi aku akan buat orang itu maju ke depan sini. Karena aku tahu siapa orangnya.." Kata Davina, Tatapan matanya mengarah pada Caca. Gadis itu segera memalingkan wajah pura-pura tidak tahu apapun.
Davina maju ke depan. Langkahnya begitu anggun dengan aura kecantikan yang tak ada siapapun yang menandingi.
Tak!
Langkahnya terhenti di barisan kursi dimana Gio dan Caca duduk. Matanya menatap tajam gadis itu..
"Mau ngaku atau gue yang paksa ngaku, Caca.." Caca menoleh, Dia menelan salivanya susah payah. Mata gadis itu menoleh kesana kemari, Semua yang berada di sana melihat ke arahnya.
"Lo apa-apaan sih Davina.." Caca berusaha menyembunyikan kegugupannya. Davina melipat kedua tangannya di dada.
"Apa-apaan? Jangan kira gue gak tahu kalau semua itu ulah lo ya..." Seperti biasa, Gio memasang badan di hadapan gadis itu.
"Davina, Aku tahu kalau kamu emang gak suka ke Caca.. Tapi jangan fitnah dia gitu dong.. Dia..
"Eh mending kalo gak tahu apa-apa diem deh.. Gak perlu ikut campur.." Davina yang tak sabar pun langsung merebut tas milik Caca.
"Davina lepas! Ini tas gue..." Davina menyentak tas itu hingga akhirnya Caca lah yang kalah. Gadis itu jatuh terduduk di kursinya.
"DAVINA!! " Bentak Gio tanpa sadar.
"SIAPA KAU BERANI MENINGGIKAN SUARAMU DI HADAPAN KEPONAKANKU!!
Teriak Uncle Brian dari depan sana. Pria itu segera berdiri menghampiri dimana Gio berada. Daddy Nalendra hanya diam menyaksikan, Ada gunanya juga Brian ikut. Jadi dia tidak perlu susah payah mengeluarkan tenaga mengamuk di tempat ini.
Uncle Brian menatap tajam Gio, Seketika pria itu menunduk.
"Siapa kau berani membentaknya.. Sudah merasa hebat kau membentak putri dari pemilik universitas ini..." Ucap Uncle Brian penuh penekanan. Gio masih menunduk, Dia lupa kalau dia sedang berhadapan dengan orang-orang penting sekarang..
"Jika gadis yang kau bela itu tidak bersalah, Dia pasti akan suka rela menyerahkan tasnya.." Bukan Uncle Brian yang berkata tapi Daddy Nalendra.
Davina tersenyum sinis, Dia meraih ponsel milik Caca dari dalam tasnya. Melihat itu Caca berteriak.
"JANGAAAANNNN!!!"
•
•
•
TBC
niatnya mau pmer,taunya....
mlah dia sndri yg malu....😝😝😝