Kata orang anak perempuan itu milik ayahnya, tapi kenapa ayah tak menginginkan aku ?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ilma Nasution, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab. 16
aduh gawat, jadi den tama belum tahu tentang apartemen den Rony " dengan wajah yang ingin mencari alasan Inem menjawab pertanyaan Tama, maksud inem kantor den rony bukan apartemen, maaf den namanya juga orang kampung soalnya den Rony banyak sekali sih kerjanya.
kirain dia punya apartemen " memandang inem dengan ekspresi menyeramkan".
tuan dan aden masuk aja dulu, biasanya den rony bakalan pulang, soalnya beberapa hari ini den Rony ada kerja ke luar kota " inem menunduk melihat ekspresi Tama".
Tama dan papinya pun masuk kedalam rumah Rony, dan mereka takjub rumah Rony terlihat begitu sangat mewah, " tak lama kemudian Rony pun sampai dirumah".
Assalamualaikum Pi, "Rony berlari memeluk papinya". Rony kangen banget sama papi.
papi juga sangat kangen sama kamu, sekarang kamu sudah terlihat sangat gagah " memperhatikan penampilan Rony dari ujung kaki dan kepala".
maafkan Rony ya Pi, Rony gak bisa jemput papi di Bandara, soalnya Rony ada kerjaan "dengan menyesal Rony menatap Papinya yang sudah mulai tua".
tidak masalah, papi juga kan sama seperti kamu dan Tama " melirik anak-anak nya satu persatu".
mami gak ikut Pi ? " Rony melihat sekelilingnya".
mami kamu lagi launching makeup nya, jadi mami gak bisa ikut " melemparkan senyum kepada Rony agar putranya tidak kecewa".
sekarang kalian berdua sudah dewasa, tidak terasa buat Papi, karena papi hanya sibuk kerja " merasa bersalah karena tidak menyaksikan perkembangan dari kedua putranya".
papi Jangan bicara seperti itu, Dengan papi sehat sampai sekarang aja Rony sangat bersyukur " memeluk papinya dengan ketulusan".
"Tama yang melihat Rony dan papinya merasa seperti dia yang anak tiri".
Tama mau ke toilet bentar Pi, " sambil melangkahkan kakinya tama menuju toilet sambil celingak-celinguk melihat apakah orang tua Riska ada di rumah Rony".
inem, apa disini ada orang tua Riska " menarik tangan inem ".
ha ? Riska siapa den ? apa aden suka sama inem sampai aden narik inem " inem yang merasa senang di pegang Tama".
percuma bicara sama manusia macam kamu, "melempar tangan inem yang Tama pegang".
lah, dia yang pegang dia yang marah dasar manusia aneh, bilang aja suka sama inem, hu... "teriak inem kepada Tama tapi dengan nada pelan karena inem takut Tama mendengar nya".
balik yuk Pi, besok Tama kerja di kantor rasanya tama ngantuk banget " dengan ekspresi kesal karena tidak menemukan bukti orang tua Riska di rumah Rony".
kok cepat banget, papi belum banyak ngobrol sama Rony " melirik ke arah Tama".
masih bisa besok Pi, atau papi nginep aja disini ? " Tama yang sudah mulai bosan di rumah Rony".
ide yang bagus, "dengan semangat papi Tama mengiyakan perkataan tama".
yaudah Tama pamit " melangkahkan kakinya keluar rumah dengan sangat kesal melihat Papinya lebih sayang kepada Rony, membiarkan Tama sendiri pulang".
anak itu tidak pernah berubah " Rony dan Papinya memandang Tama yang keluar dari rumah".
papi udah makan ? Rony bawain nasi Padang kesukaan papi " Rony yang tidak sengaja lewat dari warung kesukaan papinya".
kalau itu papi tidak bisa nolak " Rony dan papinya sedang menikmati masa-masa pertemuan mereka".
Dengan rasa marah Tama menelpon maminya menceritakan tentang Rony.
kenapa ? " karena capek mami nya menjawab dengan nada cuek".
Tama sangat kesal mi, mami juga jawab telepon Tama sangat cuek " Tama yang bersikap seperti anak kecil".
kamu kan tahu mami kerja, emang nya kenapa ? siapa yang buat kamu bete gini ?
Rony mi, dia berhasil buat papi hari ini tidur dirumahnya, " dengan nada yang sangat gusar pada Rony,"
apa ? dasar anak itu sangat ahli cari muka, mami menyesal adopsi dia, sekarang dia jadi benalu dalam keluarga kita " mami Sovia terlihat begitu sangat marah".
udah dulu mi, soalnya Tama lagi gak mood " mengakhiri telepon begitu saja".
" gimana ? apa kamu punya cara bawa bapak sama ibu kesini ? " sambil duduk di tepi ranjang melihat Riska yang sedang asyik melihat photo orang tuanya di hp".
Riska belum punya ide bang, tapi Riska sangat kangen sama mereka dan Riska juga ingin kalau Riska melahirkan ada bapak sama ibu disini " menatap Ringgo dengan sayu".
tenang aja, Abang pasti akan bawa bapak sama ibu kesini, " memegang tangan istrinya dengan lembut".
makasih ya bang, Riska sangat bersyukur bisa kenal sama Abang " membalas pegangan tangan Ringgo".
apa kita gak kerumah sakit cek kehamilan kamu ? " melihat ke arah perut Riska".
emangnya kenapa bang ? " Riska merasa dirinya baik-baik aja".
kita lihat perkembangan nya , kan kamu belum pernah periksa ke rumah sakit " Ringgo yang sangat peduli kepada istrinya".
iya juga ya bang, " tersadar dengan ucapan Ringgo".
" Riska dan Ringgo pun berangkat kerumah sakit, setelah di cek ternyata bayi dalam kandungan Riska baik-baik aja, Riska Hanya di berikan Vitamin".
"tanpa sengaja elang melihat Riska dirumah sakit, elang pernah bertemu Riska sebelumnya di kampung tapi Ringgo elang tidak mengenalinya".
itu bukannya Riska ? kok mirip ya, tapi kok dia keluar dari ruangan ibu hamil ? ah... mungkin mirip aja kali ya "elang yang merasa itu hanya sekedar mirip".
elang pun pergi meninggalkan rumah sakit.
syukurlah anak kita baik-baik aja "Ringgo mengelus perut Riska ".
"Riska memandang Ringgo Dengan kagum karena bukan cuma dirinya tapi anak nya juga Ringgo terima".
" Tama yang merasa bosan, dia pun menelpon elang untuk mengajak ketemuan".
halo Lang, apa kabar bro ? "penuh semangat Tama berkata pada elang".
Alhamdulillah baik aja bro, kamu gimana bro ? eh, kamu masih Riska kan soalnya tadi atau kemaren ya aku lihat dia. " tangan yang memegang kepala untuk mengingat kapan bertemu Riska ".
maksud kamu, kamu ketemu sama Riska, Dimana bro ? " Tama yang langsung duduk membahas Riska".
dirumah sakit, tapi dia keluar dari ruangan ibu hamil " elang menceritakan tentang apa yang dia lihat".
berarti sekarang Riska di Jakarta " tama yang berbisik dalam hatinya, ada rasa senang karena Tama sudah tau posisi Riska dimana".
tapi bro, aku lihat Riska sama laki-laki tapi gak tau itu siapa ! kamu udah putus ya sama Riska " elang yang mulai kepo dengan hubungan sahabat nya itu".
cerita nya panjang bro, kapan-kapan aku bilang sama kamu, Riska tidak ditemani orang tuanya ?
yang saya lihat gak sih bro, Tapi laki-laki itu mengelus perut Riska mungkin itu suaminya, " elang yang berbicara apa adanya".
pantesan dia gak mau menggugurkan kandungan nya, anak itu anak laki-laki lain, kurang ajar "tangan kanan meninju tempat tidurnya".
kamu harus ke Jakarta bro, cerita kan semua yang terjadi samaku "elang yang merasa jauh ketinggalan berita dari sohibnya".
********