Akibat kesuciannya telah diberikan pada mantan kekasihnya, pernikahan Luciana bersama Billy harus kandas karena Billy tidak bisa terima kalau istrinya sudah tidak perawan.
Apakah Luciana bisa melewati permasalahan demi permasalahan yang menghadangnya dikarenakan masa lalunya yang kelam....?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mommy Almira, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
16. Diacuhkan
KEMBALI KE MASA SEKARANG
Setelah selesai mandi Luciana keluar dari dalam kamarnya untuk melihat apakah Billy sudah pulang atau belum. Iya, sejak kepergiannya tadi malam, dia tidak ada kabar lagi bahkan ditelpon pun nomornya tidak aktif.
Luciana berjalan ke ruang tengah, namun di sana dia tidak melihat sang suami. Dari ruang makan dia mendengar suara orang sedang ngobrol, Luciana pun segera ke ruang makan dengan harapan suaminya ada di sana. Namun sampai di sana yang dia temui bukan sang suami melainkan ibu mertua dan adik iparnya yang sedang sarapan.
Melihat kedatangan sang menantu, nyonya Lidya langsung memasang muka jutek. Begitu juga dengan Natasya yang langsung melirik sambil tersenyum sinis pada kakak iparnya itu.
"Mah... Mas Billy di mana...? Kok sampai sekarang dia belum pulang juga...? Ditelpon juga nggak diangkat...?'' tanya Luciana.
Nyonya Lidya menoleh ke arah sang menantu.
"Ngapain kamu nyariin Billy...? Billy sudah tidak perduli lagi sama kamu. Kamu sudah menipunya, dan dia akan segera menceraikan kamu..." jawab nyonya Lidya dengan ketus.
Luciana terdiam mendengar jawaban dari sang ibu mertua.
"Lagian ngapain kamu masih di sini...? Bukannya pergi dari rumah ini..." sahut Natasya.
"Aku tidak akan pergi dari rumah ini. Aku masih istrinya mas Billy..." jawab Luciana.
"Ih dasar perempuan nggak tahu malu. Udah menipu kakakku tapi masih saja ada di sini...." sahut Natasya.
"Eh dengar ya Luciana...kakakku itu udah nggak perduli sama kamu. Dia jijik sama tubuh kamu yang murahan itu. Tubuh murahan bekas laki- laki lain..." sambung Natasya.
"Dasar perempuan murahan...sudah berapa orang yang sudah mencicipi tubuh kamu hah...? Aku benar- benar tidak menyangka kalau kakakku pria baik- baik tapi bisa tergoda sama p*lac*r seperti kamu..." lanjut Natasya.
"Cukup Natasya...! Jaga bicaramu...!'' seru Luciana.
Iya ,tentu saja Luciana tidak terima dengan apa yang diucapkan oleh adik iparnya tersebut. Iya, Luciana mengakui kalau dia bersalah. Dia tidak jujur dengan masa lalu nya pada Billy. Tapi bukan berarti dia harus rela dicaci maki seenaknya oleh Natasya seperti itu.
"Luciana...! Berani kamu membentak putriku...! Kenapa kamu marah...! Apa yang dikatakan oleh Natasya benar kok, kalau kamu ini perempuan murahan dan p*lac*r...! Kalau kamu tidak murahan dan bukan pelacur, kenapa tubuh kamu rela dijamah oleh laki- laki yang bukan suamimu...!'' nyonya Lidya tidak terima Luciana membentak Natasya putri kesayangannya.
Natasya kembali melirik ke arah Luciana sambil tersenyum sinis. Iya, tentu saja dia merasa puas melihat kakak iparnya dimarahi oleh nyonya Lidya.
"Dengar ya Luci... Saya benar- benar telah menyesal merestui hubunganmu dengan Billy. Dasar perempuan penipu, menjijikan..." ucap nyonya Lidya.
"Udah mah, ngomong sama kak Billy supaya cepat- cepat menceraikan perempuan itu..." sahut Natasya.
"Iya tentu saja... Mama juga tidak sudi mempunyai menantu murahan seperti dia..." jawab nyonya Lidya.
"Ayo Natasya kita ke kamar saja... Nafsu makan mama tiba- tiba hilang melihat muka perempuan murahan itu..." sambung nyonya Lidya bangun dari duduknya.
Kemudian mereka berdua pergi ke kamar tanpa menghabiskan sarapannya. Sementara itu Luciana masih berdiri di dekat meja makan sambil meneteskan air mata. Luciana mengusap air matanya lalu segera pergi dan masuk ke dalam kamar.
Sampai di kamar, Luciana mengambil ponselnya dan kembali menghubungi nomor Billy. Namun hasilnya tetap nihil, Billy tidak menjawab panggilan darinya.
"Mas... Kamu di mana...? Maafkan aku mas... Maafkan aku...hik..hik..." Luciana kembali terisak sambil duduk di atas tempat tidur.
Dan lama- kelamaan Luciana pun tertidur. Iya, tadi malam tentu saja Luciana tidak bisa tidur dengan nyenyak. Apa yang terjadi semalam dan rasa bersalahnya pada Billy tentu saja sangat mengganggu pikirannya.
Entah berapa lama Luciana tertidur sambil duduk dan menumpangkan kepalanya di kedua lulutnya, tiba- tiba Luciana dikagetkan dengan suara pintu yang dibuka dengan kasar. Dan ternyata Billy yang membuka pintu tersebut.
"Mas... Mas Billy... Kamu sudah pulang mas... Mas kamu dari mana saja...? Aku mencemaskanmu mas...?" tanya Luciana sambil turun dari tempat tidur menghampiri sang suami.
Namun Billy sama sekali tidak menjawab pertanyaan dari Luciana. Dia berjalan menuju lemari dan mengambil tas kemudian mengambil beberapa pakaian dan memasukkannya ke dalam tas tersebut.
"Mas.. Kamu mau ke mana mas...? Kenapa kamu mengemasi pakaian kamu...? Kamu mau pergi ke mana mas...?'' Luciana mencoba mencegah tangan Billy namun Billy langsung menghempaskan tangan Luciana.
"Mas...hik..hik..." Luciana menangis.
"Aku tahu aku salah mas... aku minta maaf... Aku nggak jujur sama kamu mas... Aku mohon maaf mas..hik... Hik... Tolong kamu jangan acuhkan aku seperti ini mas... Tolong bicara sama aku jangan diam saja... Hik..hik..." ucap Luciana lalu tubuhnya merosot dan duduk di lantai.
Namun lagi- lagi Billy tidak memperdulikan Luciana. Dia terus saja mengemasi pakaiannya. Setelah semuanya beres, Billy membalikan badan hendak keluar kamar. Dan Luciana pun hanya menangis melihat sang suami yang hendak pergi. Namun sebelum sampai pintu tiba- tiba Billy menghentikan langkahnya.
"Aku akan pergi ke luar kota selama dua minggu untuk meninjau anak perusahaan yang ada di sana..." ucap Billy dan setelah itu dia kembali melanjutkan langkahnya.
"Mas... Mas tunggu aku mas.... Jangan tinggalkan aku... Hik..hik..." Luciana mengejar sang suami namun Billy lagi- lagi tidak memperdulikannya dan terus berjalan keluar rumah menuju mobilnya dan segera pergi.
Luciana pun hanya bisa menangis menatap kepergian sang suami. Tak lama kemudian nyonya Lidya dan Natasya menghampiri Luciana yang masih menangis di teras rumahnya.
"Sukurin..Emang enak ditinggal..." ucap Natasya merasa puas melihat Luciana menangis.
Sedangkan nyonya Lidya hanya menatap sinis sang menantu.
"Mah, kenapa sih kak Billy nggak langsung menceraikan perempuan murahan itu dan langsung mengusirnya dari rumah ini...? Natasya males banget tahu mah, harus melihat muka si p*l*c*r itu, jijik tahu nggak..." ucap Natasya pada sang mama.
"Mama juga sudah ngomong tadi ke kakakmu, tapi dia buru- buru harus pergi..." jawab nyonya Lidya.
Mendengar perkataan ibu mertua dan adik iparnya, tentu saja telinga Luciana terasa panas, dan hatinya sakit. Dia pun segera kembali masuk ke dalam rumah mengurung diri dan menangis di kamarnya.
🌺🌺🌺🌺🌺🌺🌺🌺
Semenjak Billy pergi ke luar kota, sekalipun dia tidak pernah menghubungi Luciana. Bahkan ketika Luciana menelpon dia sama sekali tidak mau menjawabnya. Dan pesan yang Luciana kirim pun hanya dibaca saja. Tentu saja Luciana merasa sedih karena diacuhkan. Ditambah lagi ibu mertua dan adik iparnya selalu mencemooh dan menghinanya terus- terusan.
Luciana merasa hidup di neraka saja. Dia tidak bisa berbuat apapun di sana selain hanya mengurung diri di dalam kamar.
Dua minggu yang terasa lama sekali buat Luciana pun telah berlalu. Dan Billy yang telah lama ditunggu kedatangannya oleh Luciana pun akhirnya pulang dari luar kota. Namun sikapnya masih sama seperti sebelumnya. Dia masih cuek dan acuh tak acuh kepada Luciana.
Luciana sudah berusaha berbicara baik- baik pada Billy dan terus- terusan meminta maaf pada sang suami namun tak juga dihiraukan oleh Billy.
"Mas... Mau sampai kapan kamu seperti ini mengacuhkanku terus...? Tolong mas, bicara lah jangan diam saja...'' ucap Luciana.
Mendengar apa yang dikatakan oleh sang istri, Billy pun menatapnya.
"Memangnya apa yang harus aku katakan sama kamu Luci...!" seru Billy.
Billy terdiam sambil terus menatap tajam ke arah Luciana dengan dada memburu. Begitu juga dengan Luciana yang tidak tahu harus menjawab apa. Dia hanya bisa diam sambil menangis.
"Kamu sudah membohongiku... Kamu menipuku... Aku kecewa sama kamu Luci... Lalu aku harus bicara apa lagi sama kamu...'' sambung Billy.
"Lalu aku harus bagaimana mas...? Aku sudah meminta maaf sama kamu, lalu aku harus melakukan apa lagi agar kamu bisa memaafkan aku mas...?'' tanya Luciana sambil terus menangis.
"Memangnya dengan aku memaafkanmu, bisa membalikkan keadaan...?" tanya Billy sambil memalingkan wajah ke arah lain.
"Lalu maumu aku harus apa mas...? Hik..hik..." tanya Luciana.
"Aku juga tidak tahu Luci....!!!'' bentak Billy lalu dia keluar dari dalam kamarnya.
"Mas...! Tolong jangan pergi mas... Kamu mau ke mana lagi...? Kamu baru pulang kan mas..." Luciana berusaha mengejar Billy, namun Billy terus berjalan menuruni tangga.
Dan sampai di lantai bawah Billy berpapasan dengan sang mama.
"Billy... Kamu mau ke mana...?'' tanya nyonya Lidya.
Billy menghentikan langkahnya kemudian menghela nafas.
"Billy mau keluar cari angin Mah..." jawab Billy.
Nyonya Lidya menatap Billy. Kemudian beralih menatap Luciana yang masih berdiri di tengah anak tangga.
"Kalian bertengkar ...?'' tanya Lidya pada Billy.
Billy terdiam.
"Billy, mama sudah bilang sama kamu kan, kamu ceraikan saja istrimu itu dari pada dia membuatmu tidak nyaman seperti ini..." ucap bu Lidya sambil melirik Luciana.
Billy lagi- lagi terdiam. Dia hanya menghela nafas.
" Buat apa sih kamu mempertahankan istri bekas laki- laki lain...?Jijik tahu nggak.. Kamu bisa mencari istri yang jauh lebih baik dari dia, Billy. Kamu bisa mendapatkan perempuan baik- baik bukan perempuan murahan seperti dia..." ucap nyonya Lidya kali ini dia menunjuk Luciana.
Mendengar apa yang dikatakan oleh ibu mertuanya, tentu saja Luciana merasa khawatir jika Billy akan menceraikannya. Iya, Luciana sudah pernah merasakan sakit ditinggalkan oleh Noah. Tentu saja dia tidak akan sanggup jika dia juga harus ditinggalkan dan diceraikan oleh Billy. Namun lagi- lagi Luciana tidak bisa berbuat apa- apa selain menangis dalam diam.
"Sudahlah mah... Mamah tidak usah mencampuri urusan rumah tangga Billy..." ucap Billy sambil berlalu pergi keluar rumah.
Nyonya Lidya nampak kesal dengan jawaban dari Billy. Dia pun menatap tajam ke arah Luciana beberapa saat, kemudian dia masuk ke dalam kamarnya.
Setelah Billy pergi, Luciana pun kembali ke dalam kamarnya dan menangis di sana. Iya,dia sedih dengan nasib rumah tangganya. Pernikahan yang dia anggap akan membawa kebahagiaan dalam hidupnya ternyata hanya membawa kesedihan. Baru juga dua minggu dia menjalani rumah tangga tapi hanya air mata yang dia dapatkan setiap harinya. Namun lagi- lagi Luciana tidak bisa berbuat apa- apa karena ini semua terjadi karena kesalahannya sendiri yang sudah mengecewakan Billy sang suami.
Hari- hari berlalu sikap Billy masih tetap sama, yaitu mengacuhkan Luciana. Luciana selalu berusaha mendekatkan diri padanya. Ketika tidur Luciana selalu mendekatinya dan mencoba memeluknya. Namun Billy selalu menghindarinya.
"Luci, tolong menjauhlah dariku..." ucap Billy saat Luciana memeluk Billy ketika mereka berdua akan tidur di atas kasur.
"Mas... Tapi kan aku istrimu... Mau sampai kapan kamu akan seperti ini terus mas...?'' tanya Luciana.
"Aku tahu aku salah karena tidak bicara jujur sama kamu mas... Tapi mau sampai kapan mas..? Kapan kamu akan memaafkanku dan menerimaku sebagai istrimu...?'' tanya Luciana.
"Maaf Luci... Untuk saat ini aku masih belum bisa menerimamu. Aku... Aku masih jijik dengan tubuh kamu yang sudah dijamah oleh laki- laki lain . Aku belum bisa untuk menerima akan hal itu Luci. Tolong beri aku waktu..." ucap Billy.
Luciana terdiam sambil menatap ke arah Billy. Mereka berdua sama - sama terdiam dengan tubuh berbaring di tempat saling berhadapan.
Perlahan Luciana membalikkan tubuhnya membelakangi Billy. Luciana tidak dapat membendung air matanya lagi dan dia pun menangis dalam diam.
Bersambung...
dan buat bily menyesal..
.dn luciana tinggalkn bily.
kmbli kpda noah..
atau cari kbhgian sendri
smngt oithor upnya
lbih menyakitkan kelakuan bily..
udah cerai sajaaa...
balikan sama noah sn hidup bahagiaaa
tpi aku berharap balikan dn menikah.hidup bhgoa dg noah