Sistem Pembantu Super

"Bagiku semuanya bisa dilakukan," balas Ron dengan sedikit candaan.

Tiba-tiba raut wajah Elsa yang penuh kebingungan menghilang, muncul kemarahan pada ekspresinya. "Aku tidak bercanda sekarang!"

Keanehan terjadi pada tubuh Elsa. Energi yang sangat dingin keluar dari sekujur tubuhnya, hingga lantai tepat kakinya berpijak mulai membeku.

Kemudian, tangan Elsa maju ke depan mengarah ke Ron, dan puluhan kerucut es melayang di udara.

Melihat Elsa yang hendak menyerang, mata Ron masih terlihat biasa, tidak ada gejolak emosi di hatinya, seakan apa yang dilihatnya sekarang adalah sesuatu yang normal.

Tiada rasa takut di hati Ron begitu melihat sihir es Elsa, tubuhnya yang mengandung Kryptonian sudah kebal dengan serangan sihir. Kalau tubuhnya masih yang dahulu, mungkin Ron akan takut.

"Tenangkan dirimu, aku bukan orang jahat yang ingin menyakitimu," kata Ron sembari melangkah menghampiri Elsa.

Kerucut es yang tajam itu masih melayang di udara, tetap mengarah ke sosok Ron yang pelan-pelan mendekat.

"Aku ...." Elsa menatap Ron dengan banyak emosi yang berbeda.

"Kita berdua sama, aku juga memiliki kekuatan yang besar, jangan takut padaku."

Ron mencoba menenangkan Elsa yang sedang berkonflik dengan emosinya sendiri.

"Ak–aku ...."

"Turunkan tanganmu, aku akan membantu mengendalikan kekuatanmu."

Setelah Ron mengatakan kalimat itu, semua kerucut es yang dingin dan tajam terjauh, berubah menjadi bubuk es lalu tersebar di lantai.

Seluruh tubuh Elsa terasa lemas, tampak dia akan jatuh dan tak kuat untuk berdiri lagi.

Ron yang melihat ini langsung memeluk Elsa, menempatkannya di pelukan yang hangat.

"Ja–jangan peluk aku ...." Elsa mencoba memperingati Ron untuk tidak menyentuh tubuhnya.

Bukan tanpa alasan, sihir esnya bekerja secara pasif dan secara otomatis akan menyakiti tubuh Ron sendiri.

Sayangnya, Ron sudah memeluk tubuh Elsa yang ramping dan dewasa dengan gaya menggendong seorang putri.

Es dari tubuh Elsa yang memiliki dingin sangat tajam mencoba merayap ke lengan Ron, tapi lapisan es tersebut langsung meleleh bagai menyentuh benda yang panas.

Seluruh es yang merambat dari kulit mulus Elsa tak mampu menembus pertahanan tubuh Ron, mereka tak bisa menyakiti Ron karena tubuhnya mengandung energi matahari yang panas.

Elsa tak bisa merasakan hawa panas dari Ron, karena dia mengecualikan bagian tubuhnya yang menyentuh tubuh Elsa untuk tidak terlalu panas.

Simbiot dan Chakra Kurama mencoba untuk melindungi tubuh Ron dari efek sihir es Elsa yang bergerak pasif.

"Aku baik-baik saja, tidak perlu khawatir." Ron memandangi wajah Elsa yang terlihat memerah sedikit demi sedikit. "Jangan khawatirkan aku, fokus pada dirimu sendiri. Damaikan hatimu pelan-pelan ...."

Elsa mencoba untuk menenangkan hatinya yang dipenuhi emosi tak stabil.

Suara Ron yang lembut dan magnetis membuat Elsa menurut akan ucapannya, pelan-pelan emosi hatinya terkontrol.

"Um, bisakah kamu lepaskan aku?" Elsa berkata sedikit malu setelah sadar Ron memeluknya cukup lama.

Ron menyeringai malu lalu melepaskan Elsa dalam kondisi duduk di lantai.

"Bagaimana? Kamu sudah tenang?"

"Iya, aku sudah mendingan."

Hati Elsa saat ini tidak merasa kesal karena ucapan Ron sebelumnya. Kali ini rasa penasarannya mulai menyelimuti hati Elsa.

"Tolong jawab aku dengan jujur, mengapa kamu datang kepadaku dan siapa kamu sebenarnya?"

Elsa memandang Ron penuh harapan dan ingin tahu yang besar.

Hembusan angin keluar dari mulut Ron dan dia mulai menjelaskan, "Aku datang dari dunia lain untuk membantumu bisa hidup bersama Anna lagi. Aku hanya seorang penjelajah yang memiliki misi menolong banyak orang, termasuk dirimu."

Jawaban Ron terdengar meragukan di telinganya, tapi melihat mimik wajahnya yang meyakinkan Elsa terpaksa percaya.

"Untuk sekarang aku percaya padamu. Coba jelaskan bagaimana kamu bisa membantuku mengendalikan kekuatanku?"

Elsa duduk di atas kasur, menatap Ron yang berwajah tampan dengan pandangan penasaran.

Sudut bibir Ron melengkung, kemudian dia melayang di udara dengan posisi bersila. "Seperti yang kamu lihat, aku berhasil mengendalikan kekuatanku sendiri. Kalau kamu bertanya bagaimana cara mengendalikan kekuatan kita, jawabannya ada di hatimu."

"Yang kamu maksud itu perasaan hati?" Elsa memiringkan kepalanya.

Ron mengangguk cepat dan melanjutkan, "Benar, sihir es dan saljumu sangat berkaitan dengan emosi hatimu. Di kala kamu sedih, sihirmu akan bereaksi berbeda, sama seperti saat kamu marah tadi, sihirmu akan bergerak sangat agresif dan tak terkendali ...."

Elsa terdiam mendengar penjelasan dari Ron, terlihat sedang berpikir sesuatu.

Melihat Elsa yang diam termenung, Ron terus berbicara mengenai kontrol kekuatan.

"Pada intinya, kekuatan bergantung sekali pada kondisi emosi hati di dalam dirimu, dan solusinya adalah belajar mengendalikan emosi dan mengedepankan ketenangan."

Kepala Elsa yang tertunduk perlahan terangkat, pandangan matanya memancarkan kebingungan dan sedikit putus asa. "Aku tidak tahu bagaimana caranya mengontrol emosiku sendiri."

"Lihat aku, apa gunanya aku di sini?" Ron memiringkan kepala dan bertanya.

Elsa mengerti maksud pertanyaan Ron, kemudian dia mengangguk kecil tanda dirinya mengerti.

Dalam mata Elsa, perlahan Ron menapakkan kakinya di lantai, dan melangkah menuju ke arahnya.

Tangan Ron menepuk atas kepala Elsa dengan lembut dan berkata, "Hal pertama yang harus kamu lakukan adalah percayakan masalah ini padaku."

Sorot mata Elsa membeku saat melihat wajah tampan Ron begitu dekat. Suara Ron yang indah membuat pikiran Elsa terus memutar kalimat akhir yang keluar dari mulutnya.

"Ak–aku tahu ...."

Setelah pertemuan dan perkenalan tersebut, mereka berdua mulai melatih kekuatan sihir es dan salju milik Elsa sedikit demi sedikit.

Informasi yang Ron dapatkan dari Elsa, acara penobatannya akan dilaksanakan 2 hari lagi. Masih ada waktu untuk mereka berdua melatih kendali dari kekuatan sihir Elsa.

Dari pertama mereka bertemu, Ron mengajari Elsa untuk tetap tenang dalam berbagai kondisi, jangan panik kalau ada kejadian yang tiba-tiba, dan harus mengurangi amarah terhadap segala kendala.

Ron mengajari tentang dasar pengendalian emosi hingga larut malam.

Di malam hari, Ron tidak tidur di kamar Elsa, bukan tempatnya untuk istirahat. Ron memilih untuk terbang dan pergi ke luar angkasa.

Jauh di luar angkasa, Ron menemukan bahwa bintang yang ada di dunia Elsa masih sama, radiasinya sangat mirip Matahari, tapi dengan kualitas yang sedikit rendah.

Meskipun peningkatan dalam penyerapan radiasi Matahari terbilang sedikit, lebih baik dari pada tidak menyerap sama sekali.

Keesokan harinya, di hari kedua Ron di Dunia Frozen, satu hari sebelum penobatan Elsa menjadi seorang ratu, Ron datang kembali ke kamar Elsa dan mulai mengajari tentang kontrol kekuatan.

Elsa benar-benar dikejutkan dengan kekuatan Ron yang lebih kuat darinya, sudah beberapa kali melihat Ron terbang, dia masih kagum dengan kemampuannya.

Pada hari ini, Ron mengajak Elsa pergi dari kastil dan pergi ke pegunungan, mereka diam-diam kabur dengan cara terbang langsung ke arah pegunungan di kejauhan.

Ron memeluk tubuh Elsa dengan lembut, membawanya ke atas pegunungan yang diselimuti salju.

"Untuk hari kedua ini, kita akan belajar mengendalikan kekuatan sihir es dan salju milikmu tanpa melibatkan emosi." Ron memandang Elsa yang berdiri di depannya. "Kamu bisa mengeluarkan sihir es sesukamu di sini, tapi ingat untuk tidak mengaitkan sihir dengan kondisi hatimu."

Mendengar perintah dari Ron, jantung Elsa berdegup cepat, dia merasa grogi dan sedikit gelisah.

"Lakukan saja, aku ada di sisimu," kata Ron dengan nada yang lembut.

Ron melihat keraguan pada gerakan tubuh Elsa, wanita ini cukup takut untuk memulai pelatihan.

Menarik napas dalam-dalam, menutup matanya sembari menenangkan pikirannya, Elsa akhirnya mencoba mengeluarkan kekuatan sihirnya, melepaskan sarung tangan yang sudah mengekang kekuatannya sejak lama.

Whoossh!

Gelombang angin disertai partikel es muncul dari lambaian tangan ringan Elsa, menciptakan patung es berbentuk kucing yang tak begitu jelas detailnya, berdiri tegak di atas salju.

Melihat hasil sihir es Elsa yang tak membahayakan, Ron terus memintanya untuk terus mengeluarkan sihir es dan salju dalam skala yang luas.

Dalam beberapa jam kemudian, banyak sekali patung dan benda yang dibuat Elsa dalam pelatihannya. Memenuhi puncak pegunungan yang kosong di awal.

Ron mengangguk melihat hasil karya Elsa, patung dan benda yang terbuat dari es ini adalah bentuk kemajuan pengendalian kekuatan Elsa yang membaik.

Saat Ron mencoba memegang telapak tangan Elsa, tak ada lapisan es yang muncul dan menempel ke tangannya, tanda bahwa Elsa sudah mulai bisa mengontrol kekuatannya tanpa emosi.

Waktu terus berputar bagai roda, hari mulai menjadi gelap, menandakan malam akan tiba.

Sekarang ini, Ron berdiri di depan kastil besar yang indah, dibangun di atas pegunungan yang ditutupi salju. Seluruh kastil besar ini terbuat dari es dan kristal es yang kokoh, tampak sangat magis dan cantik.

Kastil ini dibuat Elsa sebagai puncak pengendalian kekuatannya tanpa menggunakan emosi, bentuknya sangat mirip seperti kastil yang dia ciptakan di dalam film sambil bernyanyi lagu 'Biarkanlah', mirip sekali.

"Benar-benar sihir yang kuat, mampu membuat benda serinci dan kokoh seperti ini tanpa rusak, bahkan karakter dengan kekuatan ess tidak bisa seperti ini," gumam Ron dalam hati mengagumi kekuatan sihir milik Elsa.

Ada banyak karakter di dunia film, novel, atau komik yang punya kekuatan memanipulasi elemen es, tapi sangat sedikit yang bisa seperti Elsa. Sihir es miliknya begitu kompleks, seperti sihir penciptaan berbasis elemen es.

Hal yang paling keren adalah Elsa bisa membuat makhluk hidup dari sihir esnya. Sesuatu yang sangat-sangat mustahil untuk dilakukan.

"Bagaimana penilaian dari pelatihanku hari ini?" Elsa memegang tangan Ron dan bertanya sedikit centil.

Begitu Elsa sudah bisa memegang tangan seseorang tanpa membekukannya, dia sering kali memegang tangan Ron tanpa izin.

Bukan masalah bagi Ron, tidak ada perasaan risih saat Elsa menyentuh tangannya.

Ron memberikan senyuman khasnya dan menjawab, "Ya, kamu sudah bisa menggunakan kekuatan esmu dengan baik, aku beri nilai 9 dari 10, sangat baik."

"Sungguh? Berarti aku sudah lolos dari pengajaranmu? Aku sudah aman hidup dengan Anna?"

Memikirkan pertanyaan Elsa, untuk sementara Ron belum bisa menjamin bahwa Elsa bisa tinggal bersama dengan Anna.

Ini baru hari pertama, belum cukup kontrol kekuatan yang dimiliki Elsa.

"Belum, sampai kamu mendapat nilai 10 dari 10, aku bisa menjamin kamu aman hidup bersama Anna."

Wajah Elsa menjadi kecewa, tapi dia tidak mengeluarkan sihir es dengan emosi kecewa serta marahnya.

Kemajuan yang cukup bagus, Ron sedikit bangga melihat Elsa yang mampu mengendalikan kekuatan sihirnya dengan cepat.

"Sekarang kita harus pergi kembali ke kastil, besok akan kita lanjut lagi." Ron bersiap untuk terbang.

Elsa tak berbicara, mengangguk dan berjalan ke arah Ron.

Kedua tangan Ron memeluk Elsa dengan gaya gendong putri, terbang dengan sangat cepat menuju Kastil Arendelle.

Saat Elsa dipeluk oleh Ron di posisi sedang terbang, dia sama sekali tak merasakan ada angin yang menerpa wajah atau tubuhnya, ibarat ada sesuatu yang tak terlihat melindungi dirinya.

Bahkan Ron bisa terbang dengan stabil tanpa membuat guncangan terhadap tubuh Elsa.

Sehabis membawa Elsa pulang ke kastilnya, Ron mengobrol sejenak dengan putri cantik ini dengan pembahasan yang cukup dalam.

"Sebenarnya, aku tidak mau menjadi seorang ratu, aku ingin hidup sebagai orang biasa tanpa menanggung beban yang berat."