Vania Arnelita Adriansyah (Vania) dan Rizky Nugroho sudah menjalani hubungan selama dua tahun kurang lebih.
Rizky selalu menjanjikan pernikahan mewah kepada Vania selama satu tahun ke belakang, akan tetapi selama hampir dua tahun ini janji Rizky seperti menghilang di bawa angin.
"Rizky, ada apa denganmu dan apakah aku punya salah?“ tanya Vania.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ainie1012, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
16. Balik ke rumah Keluarga Adriansyah.
Selesai sarapan Vania, Nita dan kedua anaknya kembali bersiap-siap di karenakan mereka akan pergi ke rumah keluarga Vania.
Dan entah mengapa dari kemarin Nita merasa sedang ada yang memerhatikannya, akan tetapi ketika ia mencari sumbernya ia tidak menemukan apapun.
'Deg....deg....deg....kenapa jantung ini berdetak tak semestinya, jika aku melihat dia....' kata seseorang yang terus memerhatikan Nita, sambil mengusap dadanya.
'Apakah ini yang dinamakan cinta pada pandangan pertama?' tanyanya entah kepada siapa.
"Van....aku mencari kontrakan saja ya, aku tidak enak sama keluargamu...." ucap Nita.
"Teh....teteh bisa loh tidur bersamaku dan anak-anak, kalau kita sudah sampai disana...." ujar Vania kemudian.
"Ck....Van, kalau sekarang aku memang bisa tidur denganmu dan juga anak-anakmu.Tapi kalau kamu sudah menikah dengan Erwin dan ikut bersamanya, tidak mungkin kan aku juga ikut kalian atau tetap tinggal di rumahmu itu...." jelas Nita panjang lebar kepada Vania.
"Jadi....please izinkan aku mencari kontrakan untuk diriku sendiri, tapi aku janji aku akan mencarinya di mana pun kamu tinggal...." lanjut kata Nita kembali.
"Benar juga apa katamu, baiklah aku akan mengizinkannya...." sahut Vania kemudian.
"Terimakasih bestie, aku janji tidak akan tinggal jauh-jauh dari rumahmu nanti dan kita harus membuka kembali 'Waroeng Double D' kembali...." sambung Nita kembali.
"Kamu benar teh...." kata Vania yang membenarkan perkataan Nita.
Tok....
Tok....
Tok....
"Maaf kalau mengganggu, apakah kalian sudah siap?" tanya Erwin yang mengetuk pintu kamar yang sedang terbuka.
"Sudah siap kak, kami sudah siap...." ucap Nita yang menjawab pertanyaan dari Erwin.
"Kalau begitu lebih baik kita jalan saja, takut ke sorean...." ujar Erwin kembali yang mengingatkan Nita dan Vania.
"Iya kak, tapi sebelumnya aku mau pamitan dulu sama mami dan papi juga kak Edwin...." timpal Vania kemudian.
"Kebetulan mereka bertiga sedang menemani Dev dan Andra di taman belakang...." kembali Erwin menjelaskan kepada Vania.
Setelahnya mereka pun menuju ke lantai bawah, untuk berpamitan kepada mami Gina, papi Febri dan juga Edwin.
Di belakangnya ada Erwin yang sedang berusaha membawa tiga koper besar, milik Nita, Vania dan kedua anak-anaknya tersebut.
Vania dan Nita pun menuju taman belakang rumah, untuk berpamitan sekaligus menjemput Dev dan Andra.
"Mi....pi dan kakak, kami mau berpamitan dan terimakasih sudah mau menerima kami di sini...." kata Vania.
"Cepet banget sih nak, memangnya kalian mau kemana dan sama-sama kami sangat senang bisa menerima kalian di sini. Apalagi Vania adalah calon istri dari Erwin...." ucap mami Gina yang menimpali perkataan Vania dan Vania hanya tersenyum saja.
"Dev....Andra....kalian pamitan dulu sama oma, opa dan juga uncle...." ujar Vania kepada kedua anak-anaknya tersebut.
"Ma....memangnya kita mau kemana lagi sih? Sebenarnya aku sudah sangat nyaman tinggal di sini...." lanjut kata Dev.
"Sayang....untuk saat ini kita harus pergi ke rumah kakek, nenek dan juga uncle Juna keluarga dari mama dan mama janji nanti kalian bisa main kesini lagi...." kata Vania yang berusaha membujuk kedua anaknya yang terlihat sudah sangat nyaman tinggal di kediaman Arcelio.
"Baiklah kalau begitu, tapi mama janji harus izinin kita bermain di rumah ini...." ucap Dev kembali dan Vania pun hanya mengangguk saja.
Dan pada akhirnya Dev juga Andra pun berpamitan kepada mami Gina, papi Febri dan juga uncle Edwin.
"Oma....opa dan uncle, kami mau ikut mama dulu dan kalian jangan rindu sama kami ya...." ujar Dev dengan wajah polosnya dan yang mendengarnya hanya bisa tersenyum saja.
"Iya....semoga kalian juga betah ya, di rumah kakek juga nenek kalian dan pastinya kami akan merindukan kalian dong...." timpal mami Gina kemudian.
Setelah selesai berpamitan mereka berempat pun kembali masuk ke dalam mobil dan akan menuju ke kediamannya Adriansyah.
Di dalam mobil tidak ada pembicaraan sama sekali yang ada hanya keheningan saja dan hanya terdengar suara musik dari depan.
"Van, memangnya rumahmu dimana?" tanya Nita yang mewakili pertanyaan dari Erwin dan Rizal sebagai supir.
"Di jalan xxxx, no xxx dan Rt xx Rw xx...." jawab Vania kemudian dan Rizal pun segera menjalankan mobil itu ke alamat yang sudah di berikan oleh Vania.
ೋ❀❀ೋ═══ ❀ ═══ೋ❀❀ೋ
Sedangkan di kediaman keluarga Adriansyah mama Selvi di bantu oleh Gisel dan Lisa sedang membuat beberapa kudapan kegemaran Vania.
Di sana ada kwetiau goreng seafood, risoles, pastel, dimsum udang dan juga tahu bakso buatan mama Selvi sendiri.
Juna yang baru turun dari lantai atas hanya bisa keheranan saja, dengan prilaku mama Selvi dan juga kedua sahabat adiknya tersebut.
"Pa....sebenarnya apa yang merasuki mereka? Sampai-sampai mereka membuat banyak makanan dan seluruh makanannya pun kesukaan Vania...." kata Juna yang bertanya kepada papa Seno.
"Entahlah nak, papa juga merasa heran dengan kelakuan mereka bertiga itu...." ucap papa Seno yang menjawab pertanyaan dari Juna.
"Padahal kita sudah sarapan beberapa menit yang lalu, tapi kenapa mama memasak lagi?" ujar Juna yang masih keheranan dan sambil garuk-garuk kepalanya yang tidak gatal sama sekali.
"Sayang, khusus buat kamu sudah aku siapkan di sini dan ini kopi hitam buatmu...." sahut Lisa kepada Juna sambil memberikan tas bekal berisi kotak bekal dan juga tumblr.
Lisa dan Juna adalah sepasang kekasih, tidak lebih tepatnya mereka adalah tunangan dan hubungan mereka sudah berjalan selama satu tahun untuk berpacaran dan baru dua bulan yang lalu mereka bertunangan.
Sedangkan Gisel adalah kekasih dari Rizwan asisten pribadinya Juna, sekaligus sahabatnya.
"Kak, aku titip ini buat kakak Rizwan dong...." sambung Gisel yang memberikan tas bekal yang berisi kotak bekal dan juga tumblr.
"Sebentar lagi juga, kekasihmu akan sampai di sini...." kata Juna kepada Gisel.
"Iiihhh....bilang saja, kakak tidak mau aku mintai tolong...." ucap Gisel kemudian sambil mengerucutkan bibirnya.
Dan benar saja tidak beberapa lama ada mobil yang memasuki perkarangan rumah, tidak hanya satu akan tetapi ada dua.
"Tuh dengar ada suara mobil, itu mungkin kekasihmu...." lanjut kata Juna.
Untuk memastikan Gisel pun keluar untuk melihat kekasihnya dan sekaligus menyambutnya.
Setelah keluar dari rumah Gisel merasa heran ada sebuah mobil yang tidak ia kenali berada di belakang mobilnya Rizwan.
'Ngomong-ngomong itu mobil siapa? Mobil kak Rizwan yang di depan, terus itu mobil siapa?' ujar hati Gisel yang bertanya-tanya.
Tidak beberapa lama Rizwan pun keluar dari dalam mobil dan menghampiri Gisel, sang kekasih hatinya.
"Kakak yang di belakang mobil kakak itu, mobil siapa?" tanya Gisel ke Rizwan sambil menunjuk ke arah mobil hitam jenis Xenia.
"Entahlah....aku juga tidak tahu, mungkin itu saudaranya mama atau papa...." lanjut kata Rizwan kepada Gisel.
"Kita masuk yuk...." ajak Rizwan kepada Gisel, akan tetapi Gisel hanya bisa mematung dengan apa yang telah ia lihat.
"VANIA...." teriak Gisel memanggil nama sahabatnya yang selama ini sedang mereka cari.
TBC