Ratih gadis miskin yang lugu dari Desa Cempaka yang di cintai oleh sosok Siluman ular yang berusia ribuan tahun----Setelah cintanya dikhianati oleh Arya, anak kepala Desa dusun Cempaka. Ratih Dipaksa membuat Perjanjian pernikahan dengan Pangeran Naga Seta yang sudah terobsesi pada Ratih----demi keamanan desanya lewat pernikahan gaib.
Warga Desa yang kembali terikat dengan Siluman ular penghuni aliran Sungai Seta harus memberikan sayeba setiap sebulan sekali untuk Siluman ular penghuni sungai, akankah warga desa terlepas dari perjanjian gaib ini.
Mengisahkan Dendam, Sakit hati, dan Perjanjian gaib di jadikan satu dalam novel ini.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Putri Sabina, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 14
Pagi ini Sarti melihat warga desa yang tengah sengsara karena terkena bencana, tangannya yang sudah tua tengah membawa beberapa ranting kayu.
"Apa aku jual saja ya beberapa emas itu untuk membantu warga?" batinnya saat melihat para warga susah---Sarti ingat saat dirinya dulu susah, para warga desa yang membantunya.
Sarti langsung pulang sambil membawa kayu bakar, saat melewati beberapa kerumunan orang yang tengah memasak bantuan dari kepala desa.
"Mak Sarti," sapa Yayan melihat Mak Sarti tengah membawa ranting kayu bakar.
"Iya Nak," sahut Mak Sarti.
Mata Mak Sarti melihat seorang anak perempuan yakni Kalisa yang tertidur dengan damai di atas daun kelapa, lalu menatapnya iba.
"Kenapa dengan, Nak Kalisa?" tanya Sarti menatap anak perempuan itu.
"Tadi Kalisa syok, Mak. Setelah jasad ibunya di temukan dan terus meracau ke arah sungai Seta---dan mengatakan kalo ada ibunya berdiri di atas sungai," jelas salah seorang warga.
Tangan Mak sarti langsung memegang dadanya lantaran dirinya teringat kepada putrinya yang entah berada dimana sekarang.
Warga yang lain melihat Sarti dengan tatapan berbeda, ada yang iri karena rumah----Sarti tak di terjang banjir---ada juga yang kasihan sekaligus iba karena Ratih belum di temukan.
"Mak mau kemana sini saya bantu," tawar Yayan pada Mak Sarti.
"Gak usah ini saya mau bawa ke rumah, nanti sekalian saya ke kota."
Sarti tersenyum.
"Hah ke kota?" tanya Yayan.
"Mau ngapain ke kota?" tanya salah satu orang.
Sarti mau mengatakan jika dirinya----mau menjual beberapa kepingan emas yang ada di rumahnya entah darimana---tapi di urungkan takut jika mereka tahu entah apa yang akan di pikirkan mereka.
"Saya mau coba cari kerjaaan, sambil cari Ratih di Kota."
Para warga desa menatap satu sama lain, merasa heran.
"Mak Sarti emang yakin Ratih ada di kota?" tanya para warga Desa Cempaka meyakinkan diri.
"Tidak saya tak tahu, mungkin dia ada di kota."
Sarti bicara pada warga desa, lalu izin pamit menuju rumah gubuknya. Langkah Sarti menangis menuju rumah gubuknya.
Di dalam rumah gubuknya----Sarti langsung membuka lemari dan melihat beberapa keping emas di kantung, awalnya wanita itu tak mengerti kenapa bisa ada emas di lemari tempat dirinya menaruh barang.
Wanita tua renta itu berencana menjual kepingan emas ini, yang tak tahu darimana asalnya untuk di jual dan membantu warga.
"Semoga ini bisa membalas budi mereka kepadaku dan Ratih," batin Mak Sarti menggenggam sekantung emas itu.
Tak lama ada Surya yang menagih hutang, berteriak-teriak dari luar gubuk.
"Sarti keluar kamu!" teriaknya.
Mak Sarti segera menaruh kepingan emas itu kembali ke dalam lemari dan mengambil dua keping emas untuk di berikan pada Surya.
Sarti membuka pintu rumahnya, lalu melihat pria tubuh tambun dengan beberapa centeng.
"Mana bayar hutang almarhum suami kamu," bentaknya dengan kasar.
"Saya---" belum sempat wanita tua itu mengatakan satu hal, Rentenir Surya sudah menyelaknya.
"Jangan beralasan jika kamu tak bisa membayar karena banjir dan bencana! Karena saya lihat di antara rumah para warga cuman rumah kamu aja yang tidak terkena banjir!" marahnya.
"Kalo kamu nggak mau bayar! Saya terpaksa ambil semua barang berharga dari rumah kamu!" ancamnya.
Mak Sarti hanya bisa menelan salivanya kasar lalu mengangkat tangannya dan menawarkan uang, "ini buat bayar utang saya," jawab Sarti.
"Bos itu emas?" tunjuk salah satu centeng dengan heran.
Surya langsung mengambil dua keping emas itu yang berbentuk koin----dari tangan Sarti yang renta. Lalu dengan mulutnya mengisap apa itu emas asli atau tidak.
"We la dala, emas asli!" ucap Surya dengan tercengang.
"Apa hutang saya sudah lunas?" tanya Mak Sarti.
"Hahahaha," tawa Surya dengan senang.
"Ini baru separuh hutang suami kamu!" katanya, tapi nadanya sudah tak marah lagi.
"Tapi...Dimana Ratih?!" tanya Surya membuat Mak Sarti terdiam.
"Saya dengar Ratih menghilang...Apa Mak jual gadis itu!" tuduhnya.
Tuduhan Surya membuat Mak Sarti menggelengkan kepalanya, "saya tak akan lakukan itu!" marah Mak Sarti tapi nadanya masih lemah.
Sarti hanya menelan salivanya dengan wajah pucat, lalu Sarti maju---dan mengatakan sesuatu.
"Juragan saya mau ke kota untuk mencari peruntungan, jika dalam dua bulan saya tak bisa membayar kamu bisa ambil rumah ini," jawabnya.
Mendengar itu mata Surya langsung berbinar, "beneran kamu, Mak!" ujar Surya tak percaya menepuk senang pundak Mak Sarti.
Mak Sarti memejamkan mata dan menganggukkan kepala dengan berat hati, dirinya rela mengambil keputusan ini lantaran sudah tak ada lagi yang bisa di harapkan dari hidupnya.
Putri semata wayangnya----Ratih entah berada dimana----sekarang dirinya hanya hidup sebatang kara dan tanpa memiliki sanak saudara.
"Bagus, ayo pergi!" perintahnya.
Mak Sarti hanya bisa menghela napas dirinya akan ke kota menjual semua emas ini dan membantu para warga, setelah itu dirinya akan hidup di kota jauh dari hiruk-pikuk desa Cempaka---yang hanya meninggalkan kepahitan dalam hidupnya.
Setelah rentenir itu pergi, Sarti bisa masuk dan menutup pintu rumahnya. Hatinya menangis pilu saat anak perempuan satu-satunya harus pergi entah kemana.
"Ratih...dimana kamu nduk."
lanjut yg bnyk thor, aq mls baca klo cuma sedikit. 😂
hais sebel deh klo kyk gini
lanjutkan kk
tp klo ini bgg gmn mau jadi manusia lahi tih ratih
harus yakin dong jagn goyaho
Minta dibantuin sm Ambarwati aja Ratih buat kluar dri alam itu.
Pasti Ambarwati mau mnolongmu, karena dia mencintai Seta.
Tp ko rapat istana ga dilibatkan Ratih nya, dan juga Ratih dibentak ddepan orang banyak.
Gak kbayang sedih dan hancur nya hati Ratih ya, baru juga bermesraan, stelah nya Seta seakan lupa. 😭😭😭
Gimana ya klo Ratih hamil, waduh gawat juga klo gitu.