NovelToon NovelToon
ANTARA CINTA DAN DENDAM

ANTARA CINTA DAN DENDAM

Status: sedang berlangsung
Genre:Mafia / Balas Dendam / Misteri Kasus yang Tak Terpecahkan
Popularitas:2.1k
Nilai: 5
Nama Author: my name si phoo

Sania, seorang dokter spesialis forensik, merasakan hancur saat calon suaminya, Adam, seorang aktor terkenal, meninggal misterius sebelum pernikahan mereka. Polisi menyatakan Adam tewas karena jatuh dari apartemen dalam keadaan mabuk, namun Sania tidak percaya. Setelah melakukan otopsi, ia menemukan bukti suntikan narkotika dan bekas operasi di perut Adam. Menyadari ini adalah pembunuhan, Sania menelusuri jejak pelaku hingga menemukan mafia kejam bernama Salvatore. Untuk menghadapi Salvatore, Sania harus mengoperasi wajahnya dan setelah itu ia berpura-pura lemah dan pingsan di depan mobilnya, membuat Salvatore membawanya ke apartemen. Namun lama-kelamaan Salvatore justru jatuh hati pada Sania, tanpa mengetahui kecerdikan dan tekadnya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon my name si phoo, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 15

Sania membuka matanya dan melihat tubuhnya yang penuh dengan luka karena kekejaman Salvatore.

Ia melihat Salvatore yang masih tertidur pulas di ruang kerjanya.

Kantor Salvatore sudah sepi dan hanya beberapa penjaga yang berdiri di luar.

"Aku harus bisa pergi dari sini," gumam Sania.

Sania memakai pakaiannya dan berjalan mengendap-endap menuju ke pintu darurat.

Ia berjalan perlahan-lahan agar Salvatore dan petugas keamanan tidak mengetahuinya.

Saat tangannya menyentuh gagang pintu darurat, suara sepatu berdecit dari ujung lorong membuatnya menegang.

Ceklek!

"Mmmmpphh!"

Sania langsung terkejut ketika ada seseorang yang menutup mulutnya.

"San, ini aku Bima. Ayo ikut aku." ucap Bima yang langsung membopong tubuh Sania kedalam tubuh.

Segera Bima melajukan mobilnya menuju ke rumah yang biasa ia pakai.

"A-aku takut, Bim. Aku kira aku bisa membalas dendam atas kematian Adam. Tapi aku...,"

Sania menangis sesenggukan saat mengingat apa yang dilakukan oleh Salvatore di ruangan itu.

Bima meminta Sania untuk tenang terlebih dahulu.

Sesampainya di rumah rahasiakan, Bima langsung membopong tubuh Sania.

Papa Erwin terkejut ketika Bima membopong tubuh putrinya.

"Dia kenapa? Bima, kenapa Sania?" tanya Papa Erwin.

Bima menaruh tubuh Sania dan memasang selang infus.

"Salvatore memperkosanya, Pak. Dia terobsesi dengan Madeleine." jawab Bima.

Papa Erwin menangis sesenggukan saat mendengar perkataan Bima.

"Lalu,.apa rencana kamu? Dia pasti akan mencari Sania." ucap Papa Erwin sambil menggenggam tangan putrinya.

"Untuk sementara waktu, biar dia disini sampai semuanya aman. " jawab Bima.

Bima memeriksa kondisi Sania dengan hati-hati dan memastikan infus mengalir dengan baik, lalu menutup luka-luka ringan di lengannya dengan perban steril.

“Bima…” suaranya serak dan nyaris tak terdengar.

Bima segera menoleh dan mendekat. “Sania, aku di sini. Tenang, kamu sudah aman sekarang.”

Begitu menyadari siapa yang berada di sisinya, Sania langsung bangkit dan memeluk Bima erat-erat.

Tubuhnya gemetar hebat dengan nafasnya yang tersengal-sengal.

“Aku kotor, Bim. Aku kotor…” suaranya pecah di antara tangis.

Bima membalas pelukannya sambil menepuk-nepuk punggung Sania.

“Sssh… kamu tidak kotor, San. Kamu korban, bukan penyebab. Kamu tetap orang yang sama, tetap Sania yang kuat, yang berani, yang berjuang untuk kebenaran.” bisik Bima.

Sania menangis semakin keras, mencengkeram baju Bima seolah takut dunia akan runtuh jika ia melepaskannya.

Bima memejamkan mata, menahan amarah dan sakit di dadanya.

Dalam hati ia berjanji akan membalas perbuatan Salvatore untuk semua yang telah ia lakukan.

Ia menarik napas panjang, lalu menatap Sania dengan lembut.

“Kamu istirahat dulu, ya? Aku akan jaga kamu di sini. Tidak akan ada yang menyakitimu lagi, aku janji.”

Sania mengangguk pelan, masih dengan air mata yang belum berhenti.

Sementara itu di tempat lain Salvatore membuka matanya.

Ia terkejut ketika tidak melihat keberadaan Shelena.

“Shelena?” panggilnya lirih, namun tak ada jawaban.

“Shelena!”

Suara langkah kaki para penjaga terdengar tergesa datang menghampirinya.

“Tuan, ada apa?” salah satu dari mereka bertanya hati-hati.

Salvatore berbalik dengan tatapan tajam dan marah yang membuat semua orang di sana menunduk ketakutan.

“Kenapa tidak ada satu pun dari kalian yang berjaga di depan ruang kerjaku?” tanya Salvatore.

“Ka–kami berjaga, Tuan. Tapi—”

“Tapi apa?” potong Salvatore.

“Sistem CCTV tiba-tiba mati, Tuan. Semua kamera di lantai dua dan tiga… padam bersamaan sekitar dua jam yang lalu.”

Salvatore memejamkan matanya, menahan amarah yang mulai menggelegak di dadanya.

Lalu, perlahan, ia membuka mata lagi sampai sorotnya kini berubah menjadi tajam dan dingin seperti es.

“Matikan semua akses keluar gedung. Periksa setiap rekaman cadangan, setiap jalan darurat, setiap pintu belakang. Aku ingin tahu siapa yang mematikan sistem keamanan itu.”

Mereka saling pandang, lalu buru-buru mengangguk dan berlari menyebar ke berbagai arah.

Salvatore berjalan pelan ke arah meja kerjanya, menatap kursi tempat Sania tadi duduk.

Tangannya menyentuh permukaan meja yang dingin, lalu mengepalkan jemarinya dengan kuat.

“Shelena, aku sudah mempercayaimu. Dan kamu memilih melarikan diri dariku?”

Ia menatap cermin besar di dinding, pantulan wajahnya tampak penuh amarah dan rasa dikhianati.

“Cari dia sampai dapat. Hidup atau mati, aku ingin tahu di mana dia sekarang,” perintahnya dengan suara rendah tapi mematikan, ke arah salah satu anak buah kepercayaannya yang baru datang.

“Baik, Tuan,” jawab lelaki itu sambil menunduk dalam.

Salvatore berjalan ke jendela besar, menatap ke arah kota yang berkilau di bawah sana.

Tangannya menggenggam kaca hingga buku-buku jarinya memutih.

“Tidak ada yang bisa lari dari Salvatore Basillico. Tidak ada.”

Salvatore meninggalkan perusahaannya dan menuju ke rumahnya.

Sesampainya di rumah Salvatore membuka pintu kamar dengan perlahan.

Pintu itu masih meninggalkan aroma samar parfum Sania yang lembut, tapi kini terasa menyakitkan baginya.

Langkah kakinya berat saat ia masuk ke dalam ruangan.

Semua masih sama seperti terakhir kali dimana ada cermin besar di sudut ruangan, selimut yang masih terlipat rapi di ujung ranjang, dan segelas air di meja yang belum sempat diminum.

Salvatore berdiri di tengah kamar, menatap ke sekeliling dengan mata yang kosong.

Tangannya menyentuh sprei, lalu menggenggamnya erat, seolah berharap Sania masih ada di sana.

“Shelena…”

Ia menatap cermin dan melihat bayangannya sendiri bayangan lelaki yang kehilangan kendali atas dirinya.

“Kenapa kamu pergi?” ucapnya lirih, tapi nada suaranya menggema di seluruh ruangan.

Ia melangkah lebih dekat ke tempat tidur, jemarinya menyentuh bantal yang masih meninggalkan jejak lembut Sania.

“Aku sudah memberimu segalanya, Shelena. Perlindungan, kenyamanan, bahkan tempat di sisiku.”

Tapi kata-kata itu bergetar, seperti sedang berbicara kepada dirinya sendiri.

Ia menarik napas dalam-dalam, lalu tertawa pelan.

“Dan kamu memilih meninggalkanku? Setelah semua yang kulakukan untukmu?”

Tiba-tiba, emosinya meledak. Ia menendang meja kecil di samping tempat tidur hingga jatuh, membuat kaca air pecah berantakan di lantai.

“KENAPA, SHELENA!” teriak Salvatore.

Namun setelah amarah itu meledak, Salvatore justru terduduk di lantai, di antara pecahan kaca.

Ia menatap kosong, memegang kepalanya, lalu berbisik pelan,

“Madeleine, apa yang telah kulakukan? Apakah aku membunuhnya lagi dengan cara yang berbeda?”

Setelah beberapa saat, ia berdiri lagi, menatap foto Madeleine di dinding kamar.

“Jika dia bukan kamu, kenapa aku melihatmu di dirinya?” gumamnya pelan.

“Tapi kali ini, aku tidak akan kehilangan dia begitu saja.”

Ia menekan tombol di ponselnya, menghubungi salah satu anak buah kepercayaannya.

“Cari dia! Gunakan semua cara yang kau punya. Aku tidak peduli berapa biayanya, aku ingin Shelena kembali padaku.”

Ia mematikan ponsel, menatap lagi ke arah kamar yang kosong.

“Dan kalau dia menolak kembali, aku sendiri yang akan menjemputnya."

1
kalea rizuky
buat pergi jauh lahh sejauh jauhnya
kalea rizuky
biadap
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!