Reina masuk kedalam tubuh sang tokoh antagonis yang merupakan tunangan dari tokoh utama pria yang sangat obsess pada sang tokoh wanita. Takdir dari buku yang dibacanya harus mati dengan keadaan menyedihkan. Tapi Reina tidak ingin takdir buruk itu terjadi. Salah satunya dengan merubah takdirnya dengan memutuskan pertunangannya dengan Nico sang tokoh utama. Sayangnya perubahannya membuat pria gila berbarik tertarik padannya dan berjanji tidak akan melepaskan. Rencana hidup tenangnya harus hancur dengan pria gila yang malah obsesi padanya bukan pada kekasih kakaknya. Tidak sampai disitu saja masalah dalam hidupnya silih berganti. Berbagai karakter muncul yang tak seharusnya ada di cerita.
"Mari kita batalkan pertunangan ini."
"Tidak akan pernah, kamu sudah masuk ke dalam duniaku dan cara untuk keluar hanya dengan kematian. Sayangnya aku tidak akan membiarkan kematian merenggut kelinci kesayangan itu."
"Kenapa alurnya jadi berubah."
"Semua usahaku sudah selesai , mari kita putus."
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon dewisl85, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 15
Tentu saja perkataan Vino tadi membuat mereka terkejut. Seorang Nico yang terdengar sangat dingin pada lawan jenis. Bahkan mereka menduga sahabatnya itu suka dengan lawan jenis. Karena pria itu sama sekali terpengaruh dengan berbagai jenis wanita yang datang. Tidak sampai disitu saja yang membuat mereka terkejut, tunangan yang sangat di benci Nico malah sosok yang bisa mencairkan sikap dinginnya.
"Bukannya Nico suka dengan si bunga mawar itu ?" tanya salah satu sahabat nico yang bernama Yuda. Dia adalah salah satu tangan kanan Nico di bisnis gelapnya.
"Kalian memang sangat bodoh." ucap pria yang tak kala dingin dengan sikap Nico, orang itu adalah Shaka yang entah sejak kapan sudah masuk ke dalam ruangan itu.
"Kita tahu Nico tidak pernah suka dengan adikmu Shaka. Tidak ada yang perlu ditutupi lagi. Kita juga tahu kamu tidak tertarik dengan kekasihmu itu." ucap pria yang duduk disamping Yuda. Pria itu bernama Paul, sang ahli dalam kelompok mafia milik Nico.
"Berhenti berbicara omong kosong. Kalian dikumpulkan di ruanganku bukan untuk bergosip." ucap Nico yang entah sejak kapan sudah menatap kedua bawahannya tajam.
"Ah, benar juga. kita hanya terkejut dengan perubahanmu. Sang ketua mafia yang paling ditakuti di dunia bisnis gelap. Sekarang bisa merasakan dunia romansa." ucap Yuda yang dengan santai. Mereka memang tidak pernah takut dengan Nico. Walaupun pria itu terkenal kejam dia tidak sejahat itu pada mereka."
"Jadi pada intinya saja, kenapa kita diminta berkumpul di ruangan ini ? biasanya kita akan membicarakan urusan bisnis gelap dimarkas. Bukan di tempat ini." ucap Paul pada sahabatnya.
"Aku tidak ingin lagi bersandiwara lagi. Mari kita hancurkan pelaku kebakaran 5 tahun lalu." ucap Nico yang membuat semua yuda dan Paul terkejut. Mereka tidak paham dengan maksud pria itu. Sedangkan Shaka dan Vino yang sudah tahu rencana Nico selama ini hanya membuang nafas kasar. Entah sudah berapa kali mereka meminta rencana itu dilakukan dan baru terwujud hari ini.
"Siapa orang itu? kamu tidak pernah mengatakannya pada kita berdua." gerutu yuda pada sahabatnya. Pria itu jarang melibatkan mereka kedua. Nico lebih senang melakukannya dengan Shaka dan Vino saja.
"Rose." ucap Shaka yang membuat Yuda dan Paul terkejut. Mereka sangat kejadian 10 tahun yang menyebabkan Nico kehilangan adik perempuannya. Dimana adik Nico ialah kekasih Shaka saat itu.
Flashback
Malam itu ,sebuah perayaan diadadakan untuk menyambut kelulusan keempat pria primadona kampus. Seluruh teman kampusnya diundang di acara tanpa terkecuali. Bahkan teman-teman adik shaka dan adik Nico ikut diundang. Tentu saja hal itu karena keduannya sangat dekat dengan keempat pria itu. Shaka yang memang menjalin hubungan dengan adik Nico. Sedangkan hubungan Nico dan adik Shaka baru dalam tahap pendekatan. Karena sikap Nico terlalu dingin, tapi pria itu juga tidak menunjukkan penolakan.
"Kak Shaka selamat yang atas kelulusannya." ucap Adik Shaka yang baru saja datang. Dia datang bersama dengan Reina dan Rose. Karena keduannya juga sahabat sejak kecil. Tapi Reina baru bertemu dengan kakak sahabatnya beberapa bulan lalu saja.
"Terima kasih sayang." ucap Shaka yang langsung memeluk tubuh kecil kekasihnya. Walaupun dia memiliki jarak usia yang terbilang cukup jauh. Tapi ia tetap menyangi gadisnya.
"Hey, jangan bermesraan di depan anak kecil seperti kita." ucap Reina yang mendapatkan tatapan tajam. Sedangkan ia hanya nyengir kaya orang tak bersalah.
"Sudah pergi sana ke Nico. Jangan sampai gebetanmu didekati wanita lain." ucap Shaka pada adiknya. Ia tahu Reina sejak awal sudah tertarik pada sahabatnya. Ia tidak akan melarang hubungan itu bila terjadi. Karena ia tahu sahabatnya itu sangat layak untuk adiknya. Walaupun Nico memiliki bisnis gelap tapi Shaka yakin sahabatnya bisa menjaga adiknya.
"Kak, aku tidak pernah suka sama pria dingin kaya gitu." ucap Reina dengan santai yang membuat Shaka dan kekasihnya menatap tak percaya. Adik Shaka memang sangat jual mahal. ia tipe wanita yang tidak pintar menunjukkan perasaannya dan terlalu pemalu. Tapi hal itu juga yang hubungan keduanya terlihat menggemaskan.
"Sudah Reina, kamu berhenti menyangkal perasaanmu itu." ucap kekasih Shaka yang tak lain bernama Nina.
"Nina."
"aw." Reina merasa sakit dikepalannya, ternyata pelakunnya tak lain Nico. Pria itu dengan santai memukul kepala kecilnya dengan minumannya.
"Sakit kak Nico." protes Reina pada pria itu yang tidak memberikan respon apapun. Ia hanya menarik tangan Reina keluar dari kerumunan pesta itu. Tindakan itu membuat pasangan muda tertawa pelan. Berbeda dengan sosok wanita yang meremas dan kesal melihat hal yang terjadi padannya. Ia tidak suka kedekatan Nico dengan Reina. Tidak semestinya hal itu terjadi.
"Kak mau bawa aku kemana ?" tanya Reina pada pria dihadapannya. Tapi pria itu tidak mengeluarkan sepatah kata. Hingga keduannya berhenti di rooftop villa yang digunakan pesta hari ini. Tempat itu memiliki cahaya yang tak begitu terang dan tidak sebising di bawah. Keadaan ini yang paling disukai Reina.
"Kamu tidak ingin mengucapkan apapun padaku?"tanya Nico pada adik sahabatnya. Reina memang berbeda dengan para wanita yang mendekatinnya. ia terlihat lebih dingin dan tak suka mengejarnnya. Tapi ia sangat peduli padannya dalam berbagai keadaan. Hal itu juga yang membuat Nico tertarik pada Reina.
"Tidak ada, seharusnya aku yang ngomong gitu ke kakak." ucap Reina dengan santai walaupun dalam hatinnya ia cukup gugup.
"Dasar gengsimu terlalu tinggi." ucap pria itu yang secara tiba-tiba menarik tubuh Reina ke dalam pelukannya. Hal itu membuat wanita itu terkejut bukan main.
"Reina, sepertinya aku suka denganmu." ucap pria itu yang membuat Reina terkejut bukan main.
"Maksud kakak?"
"Kamu memang masih bocah dungu ya. Aku menyukaimu Reina jadi kamu mau menjadi kekasihku?"tanya pria itu yang entah sejak kapan memegang satu buket bunga kesukaan wanita itu.
"Kak Nico."
"Ya sayang." ucap pria itu bersamaan dengan sebuah teriakan yang membuat Reina langsung terahlikan.
"KEBAKARAN." teriak orang -orang yang membuat Reina panik.
"kakak kebakaran, kita harus segera turun." ucap Reina yang menarik pria itu turun dari rooftop. Keduannya sudah keluar dari villa. Tapi keduannya tidak menemukan keberadaan orang terdekat mereka. Nico berencana untuk masuk lagi kedalam.
"Kakak berbahaya."
"Aku tidak melihat Nina." ucap pria itu yang segera meninggalkan Reina begitu saja. Gadis itu berencana untuk mengejar Nico tapi sebuah pesan masuk yang membuatnya terkejut. Tanpa pikir panjang, gadis muda itu meninggalkan kerumunan. Ia tidak menyangkan hari itu adalah awal mula hidupnya hancur. Seluruh kebahagiannya perlahan terenggut dari duniannya.