Dua wanita kembar yang menjalani takdir masing masing. Inha dengan karakter pendiam dan terpaksa menikah dengan seorang duda beranak satu dan Inka yang selalu ceria dan mencintai seorang pria yang terlihat tidak menyukainya .Namun, ternyata ia salah karena pria itu selalu menyukai dalam diam.
Apakah pernikahan mereka akan baik-baik saja? Mampukah Inha menerima status sebagai ibu sambung di usia muda nya?
Bisakah Inka keluar dari situasi tersulit di hidupnya?
Selamat membaca.... 🥰😊
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Han_hania, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 15
Fafa yang mendapat telepon dari Antoni begitu gusar saat menunggu adik perempuan nya. Ia pun menghubungi Raffa dan mengatakan kejadian yang menimpa adiknya.
Saat mendengar suara mobil ,Fafa dengan segera menghampiri adiknya . Namun pemandangan yang dilihatnya membuat ia kesal karena adiknya terus menempel bahkan memeluk Antoni.
"Inka, kau tidak apa-apa? " Tanyanya dengan mengurai tangan adiknya agar terlepas dari tubuh Antoni.
"Mas Fafa... Huaaa.... Huaa... " Tangisan nya pecah seperti biasa, ia meluapkan segala rasa takut, sedih dengan apa yang menimpa diri nya.
"Mas, a... Aku.... " Ia terbata seolah tak sanggup bicara lg. Terlihat sangat ketakutan.
"Sudah... Sudah... Jangan khawatir, ada mas. " Fafa merasa miris dengan keadaan adiknya yang berantakan , wajah ng selalu ceria kini terlihat begitu menyedihkan. Tubuh Inka terbalut jaket pria dan tentu saja itu milik Antoni, karena pria itu sering memakai nya . Dalam hati nya pun bersyukur karena kesucian adiknya masih bisa terselamatkan oleh Antoni, jika tidak entah apa yang terjadi.
"Ayo kita ke kamarmu. " Fafa memapah Inka yang terlihat lemas. Dan tentu saja Antoni masih berada di belakang gadis itu. Dia begitu khawatir dengan Inka karena sejak kejadian itu Inka hanya diam.
Dan benar saja, beberapa detik kemudian Inka pingsan tak sadarkan diri. Dengan cepat Antoni mendekat dan berusaha membopong gadis itu.
"Mau ngapain? " Tanya Fafa dengan sorot mata tak suka.
"Biar aku bawa ke kamar non Inka, tuan. " Pintanya
"Tidak perlu! Enak saja mau masuk kamar adikku. Tidak akan aku ijinkan. " Ketus Fafa. Ia langsung menjadi kakak yang posesif seolah tidak terima jika adiknya ada yang menyentuh. Baginya si kembar masih anak kecil dan tidak ada pria yang boleh mendekati adiknya.
"Tapi tuan. "
"Sudahlah kamu disini saja, nanti mas Raffa akan datang menemuimu. Kau urus pria cabul itu dengan kakakku. Jebloskan pria itu ke penjara. " Perintah nya
" Baik tuan. "Antoni lagi-lagi melihat Inka yang masih tak sadarkan diri di gendongan kakaknya.
" Antoni, terimakasih sudah menyelamatkan adikku. " Ucap Fafa dengan tulus. Entah apa yang terjadi jika tidak ada Antoni pasti adiknya sudah hancur.
"Tapi jawabanku masih sama, aku belum bisa merestuimu dengan Inka. " sambungnya lagi sembari menekan tombol lift .
Antoni hanya bisa menghela nafas panjang nya, sebenarnya Fafa tahu kalau ia menyukai adiknya. Namun, pria itu masih berfikir kalau dirinya belum pantas bersanding dengan adiknya. Fafa sangat pemilih dan posesif jika menyangkut adiknya. Ia tidak akan membiarkan adiknya hidup menderita dengan pria miskin. Dan itulah salah satu cambuk bagi Antoni untuk bekerja lebih keras lagi agar bisa mempersunting Inka.
Tak berapa lama kemudian, Raffa datang bersama istrinya. Kinan dengan cepat masuk ke dalam kamar Inka, sedangkan kedua pria itu terlihat bicara serius.
###
Esok pagi Navysah datang bersama suaminya. Saat membuka pintu kamar anaknya, Navysah melihat putrinya masih dalam keadaan tidur. Navysah merebahkan diri dan memeluk anaknya dari belakang .
"Anakku.... Hiks... Hiks... Hiks... " Dadanya sangat sakit saat mendengar kabar bahwa Inka hampir saja menjadi korban rudapaksa.
"Maafin mama Nak. Mama lengah menjagamu. " Ia mencium kepala anaknya dan menyesali keteledoran nya, sebagai seorang ibu.
"Sudah mah, sudah... " Davian mencoba menenangkan istrinya. Sejak di perjalanan Navysah pun selalu menangis.
"Anak kita yah. "
"Iya, ayah tahu tapi lihat Inka baik- baik saja. Kau tenanglah. "
Inka merasa terusik dengan suara tangisan dan pelukan yang cukup erat hingga akhirnya ia terbangun.
"Mama.... "
"Ya sayang, kau baik-baik saja kan? Ada yang luka kah? "
"Aku baik- baik saja mah. " Jawab nya dengan suara parau. Matanya masih terlihat bengkak karena menangis semalaman. "
" Mama janji akan lebih menjagamu dan membuat pria jahat itu mendekam di penjara sampai mati! "
"Mah.... " Inka memeluk ibunya dengan erat, menangis kembali. Kejadian malam itu membuatnya takut dan trauma. Masih begitu jelas ketika pria itu merobek pakaian nya.
"Inka takut. " Lirih gadis itu "Takut sekali. " Bahkan tangan nya terlihat gemetar ,berulang kali gadis itu meremas tangan nya agar tidak merasa kacau.
"Kau tenangkan diri, ada mama disini. Kau tenanglah." Navysah menggenggam erat tangan anaknya seakan memberikan dukungan dan kekuatan agar Inka kuat dengan ujian kali ini.
"Mah, aku takut. " Lagi -lagi Inka berkata seperti itu terus. Hingga kedua orang tua nya saling berpandangan. Tatapan anaknya begitu kosong, wajahnya muram dan sesekali menutupi wajahnya dengan tangan.
"Kita harus bagaimana ayah? " Tanyanya setelah keluar dari kamar Inka. Navysah begitu khawatir dengan kondisi Inka yang terus menerus menitihkan airmata dan bicara racau. Rasa takut berlebih membuat gadis itu seperti hilang akal.
"Kita harus bawa Inka ke psikiater. "
"Tapi anak kita tidak gila mas, " Navysah enggan membawa anaknya kesana .
" Kau jangan kuno sayang, mereka yang datang kesana bukan orang gila. Mereka hanya orang-orang yang butuh konseling dan mereka waras. Mereka butuh didengar dan dipahami. "
"Terserah mas saja. Aku hanya ingin Inka kembali ceria dan bahagia."
"Besok kita bawa ke psikiater, aku akan mencari psikiater terbaik untuk Inka. "
Navysah hanya mengangguk setuju dengan rencana suaminya. Tanpa disadari, Inha melihat semua kegiatan yang mereka lakukan di dalam kamar kembaran nya.
Pelukan, rasa khawatir orang tua nya, kasih sayangnya pada Inka membuat ia merasa tersisih dan berbeda. Ia merasa iri karena Inka lebih disayang daripada dirinya.
wkwkkwkw
🤭🤭