NovelToon NovelToon
Istri Yang Ternodai

Istri Yang Ternodai

Status: tamat
Genre:Romantis / Cintapertama / Patahhati / Tamat
Popularitas:12.3M
Nilai: 5
Nama Author: Elis Kurniasih

🌺Judul sebelumnya Pesona Cleopatra🌺


Cleopatra, wanita yang biasa dipanggil Rara menghipnotis banyak kaum adam termasuk kakak beradik Fahreza dan Zayn.

Tepat di detik-detik pernikahan Rara dan Reza, Zayn merenggut kehormatan Rara.

Rasa cinta Reza yang besar tak menyurutkan langkahnya untuk tetap menikahi gadis cantik bak ratu mesir di zaman dahulu itu. Namun, noda yang ada pada sang istri tetap membekas di hati Reza dan membuat ia lemah untuk memberi nafkah batin selama pernikahan.

Apakah Reza benar-benar tulus mencintai Rara? Atau Zayn, pria yang memang lebih mencintai Rara? bagaimana nasib Rara selanjutnya?

Baca sampe tuntas ya guys.
Terima kasih

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Elis Kurniasih, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Rara yang malang

Siang ini, Reza dan Doni tengah meluncur ke daerah Cikarang untuk memantau pabriknya di sana. Mereka juga mengajak Saras, karena sekretaris Reza itu semakin mengerti dengan pekerjaannya. Dia memang gadis yang cukup pintar dan cukup cepat menguasai pekerjaan, padahl dia baru satu bulan bergabung.

Kemal, ayah Reza memiliki bisnis di bidang kemasan. Ia memiliki pabrik kardus, sebagai bahan dasar pada setiap kemasan produk tertentu. Hampir semua produk usaha di negeri ini yang dikemas dengan bahan kardus menggunakan jasa perusahaannya untuk bekerjasama.

Reza jarang sekali menampilkan senyum atau keramahannya pada karyawan termasuk Doni. Tawanya hanya pada sang istri saja dan senyumnya pun hanya pada Rara seorang.

Saras bingung dengan karakter bosnya ini, karena ternyata di dunia ini ada spesies manusia seperti Reza.

“Pak, sepertinya bahan ini cepat menjadi bubur ketika basah,” kata Saras ketika ia berjongkok dan melihat lebih dekat bahan yang sudah jadi itu.

Doni pun berjongkok mengikuti Saras. “Iya, Pak. Benar. Ini lebih tipis. Pantas klien kita banyak yang mengeluh.”

Reza masih berdiri. “Hmm ... kalau begitu kembali saja ke bahan semula. Sepertinya yang ini gagal. Jangan diteruskan!”

Reza hendak berjongkok dan mencoba melihat bahan itu. Namun, Saras malah ingin berdiri. Posisi Saras dan Reza yang bersebelahan membuat keduanya berbenturan.

Bugh ...

“Aww ...”

“Aww...”

Kepala Saras dan Reza berbenturan. Lalu, keduanya meringis memegang kepala masing-masing.

“Ups, maaf pak.”

Reza hanya terdiam dan tak menjawab. Ia hanya menatap sinis ke arah Saras sembari mengusap kepalanya.

“Dasar ceroboh,” ketus Reza.

“Maaf, Pak.” Saras berusaha menjauh dan memberi ruang pada bosnya. Sungguh ia takut melihat tatapan yang tajam itu. Entah bagaimana ia memperlakukan istrinya, Saras ngeri membayangkan itu.

Setelah lama meninjau pabrik itu. Doni pun berpamitan lebih dulu karena ia ingin mengantarkan ibunya yang sedang sakit. Sebelumnya Doni memang sudah izin sejak masih berada di kantor.

“Don, bawa Saras pulang bersamamu,” kata Reza.

“Tapi, Pak. Saya tidak ke kantor lagi.”

“Ya, tidak apa. Bawa saja dia bersamamu. Saya tidak ingin satu mobil dengan wanita lain selain istri saya,” ucap Reza dan langsung pergi menuju mobilnya.

Semula Reza dan Doni mnggunakan mobil Reza yang dikemudi Doni, sedangkan Saras bersama supir operasional kantor menyusul. Saat ini Saras dan Doni membawa mobil opersaional kantor, lalu Supir itu membawa mobil Reza. Padahal tadinya Doni akan menaiki taksi untuk langsung ke rumahnya. Alhasil ia membawa mobil lagi mobil kantor ke rumahnya.

“Apa pak Reza sedingin itu?” tanya Saras ketika berada di dalam mobil bersama Doni.

“Ya, begitulah.” Doni mengerdikkan bahunya.

“Ih, istrinya betah banget ya. Kalau aku jadi istrinya pasti udah ngegugat cerai. Orangnya kaku gitu, ngga asyik.”

“Jangan salah! Justru kalau sama Bu Rara, Pak Reza menampilkan senyum dan kelembutannya.”

“Oh, ya?” tanya Saras tak percaya.

Semula Doni pun tak percaya. Namun ketika melihat langsung ia pun percaya.

“Pria itu berubah jika dihadapan istrinya saja,” sahut Doni.

“Ooo begitu. Jadi penasaran dengan istri Pak Reza."

"Nanti juga kamu tahu. Hampir setiap jumat, Bu Rara ke kantor dan membawa banyak makanan buat kita-kita. Tapi sayang saat ini, beliau sedang sakit," kata Doni.

"Oh." Saras membulatkan bibirnya.

****

Dret ... Dret ... Dret ...

Di dalam mobilnya sendiri, Reza ditemani supir tengah pulang menuju rumah orang tua Rara, karena Rara masih tinggal di rumah itu. Sesekali Reza dan Rara pun tidur di rumah Kemal yang letaknya sebelah persis dari rumah Rara.

Reza menatap ponselnya yang berdering. Tepat pukul empat sore, sang ibu dari negara yang cukup jauh di sana menelepon.

“Halo, Ma.”

“Halo, Sayang. apa kabarmu?” tanya Mirna.

“Baik. Mama dan Papa bagaimana?” Reza kembali bertanya.

“Kami baik,” jawab Mirna. “Kami rindu padamu, Za. Mama dan Papa juga merindukan Rara. Bagaimana keadaannya?”

“Kami juga baik.”

“Benarkah? Tapi sepertinya istrimu sedang tidak baik.”

“Bagaimana Mama tahu?” tanya Reza.

“Sebelum Mama meneleponmu, Mama menelepon Rara. Sepertinya dia sedang menangis. Apa kalian baik-baik saja?” tanya Mirna lagi.

“Tentu saja, kami baik. Tadi pagi, sebelum Reza berangkat ke kantor, Rara tampak biasa saja.”

Mereka pun terdiam sejenak. Mirna di sana lama tak bersuara, hingga akhirnya mulai berbicara kembali.

“Za, Mama tahu apa yang dialami Rara. Mia tak kuasa menahan semuanya sendiri. Dua hari lalu, Mama menelepon Mia dan dia menangis atas apa yang terjadi pada Rara sekarang. Kamu tega tak memberitahu kamu bahwa Rara kecelakaan.”

Reza terdiam.

“Jangan kesal dengan mertuamu, Za. Mama juga seorang ibu. Mama bisa merasakan apa yang Mia rasakan terhadap putrinya. Mengapa kamu bisa lalai menjaga istrimu. Rara yang malang. Dia menderita karena anak-anak Mama. Dulu Zayn, sekarang kamu.”

“Ma.”

“Andai kamu tidak mementingkan pekerjaanmu. Rara tidak akan menyetir sendiri dan terjadi kecelakaan itu.”

“Cukup, Ma. Jangan menyudutkanku.”

“Semua orang pernah berbuat salah. Begitu pun adikmu. Mama hanya ingin membuka pikiranmu untuk berdamai dengan keadaan. Seperti Mia yang tidak menyalahkanmu karena kecelakaan ini hingga putrinya sekarang tidak bisa mengandung lagi.”

Terdengar suara Mirna yang menangis. Lalu, Mirna menutup sepihak telepon itu. Ia pun sengaja menelepon Reza di saat di sana matahari belum terbit, agar Zayn tidak mendengar sang ibu yang tengah bertelepon dengan kakaknya dan membicarakan Rara yang keadaannya sedang tidak baik-baik saja.

Reza meremas ponselnya. Pandangannnya lurus ke depan. Ia mengingat lagi saat-saat pengkhianatan sang adik terjadi.

“Flashback on#

“Kita mau kemana, Kak?” tanya Rara yang tengah ditutup kedua matanya dengan kain dan berjalan dituntun oleh Reza menuju sebuah tempat.

“Aku ingin memberimu kejutan.”

Lalu mereka masuk ke sebuah ruangan. Semua itu terjadi tepat setelah Rara berbincang dengan Zayn untuk terakhir kali ketika mereka bertemu di rumah Kemal.

“Tara ...” ucap Reza setelah membuka kain yang menutupi kedua mata Rara.

“Wah ...” Rara takjub melihat ke sekeliling penjuru ruangan ini.

“Ini untukmu. Untuk kita. Setelah menikah nanti kita akan tinggal disini. Aku tahu nanti kita butuh privasi atau seharian di sini menimati indahnya pengantin baru,” bisik Reza dengan nada sensual saat menucapkan kata di akhir kalimat itu.

Ia memang membayangkan saat-saat berdua bersama Rara dan memadu kasih.

“Ih apa sih, kak. Nakal banget.” Rara memukul pelan dada Reza.

“Aku tidak akan memakanmu sekarang, Ra. Karena aku menghormatimu. Aku akan sabar menunggu hingga saatnya tiba.”

Rara tersenyum. “Terima kasih.”

Dret ... Dret ... Dret..

Tiba-tiba ponsel Reza berdering dan ia segera mengangkatnya.

“Ra, kamu mau pulang atau masih mau disini?” tanya Reza. “karena aku harus ke kantor lagi sekarang. Jika kamu ingin pulang, aku akan mengantarmu dulu.”

“Hmm .. aku ingin di sini saja. Aku ingin menata ruangan ini dulu. Tidak apa kan?” jawab Rara sumringah.

“Tentu saja tidak apa, Sayang. kalau begitu nanti malam aku akan menjemputmu.” Reza mengecup kening Rara singkat, lalu pergi.

Rara tersenyum melihat suasana apartemen yang cerah ini, karena Reza memberi cat pada semua dinding ini dengan warna kesukaannya. Walpaper yang menempel pun seeprti yang ia mau.

Rara tersenyum dan mulai membenahi tata letak ruangan ini yang masih berantakan.

Tak terasa matahari kini mulai terbenam. Rara duduk di sofa sembari menghembuskan nafasnya. Ia sungguh lelah. Perutnya hanya terisi mie instan seduh dan teh manis hangat. Ia sengaja tidak makan berat karena pastinya akan makan malam bersama Reza saat pulang nanti.

Selang satu jam kemudian, bel berbunyi.

Ting Tong

Rara melihat jam yang menempel di dinding. Ternyata Reza datang lebih awal karena ini baru pukul 7 malam. Semula sang kekasih mengatakan akan menjemput telat karena dia masih banyak pekerjaan.”

Lalu, Rara melangkahkan kakinya menuju pintu. Ia membuka pintu itu perlahan.

Ternyata di depannya berdiri seorang pria yang sangat ia kenal dengan mata sayu dan tidak berdiri dengan tegap.

“Zayn,” panggil Rara lirih, lalu memapah tubuh pria tegap itu ke dalam.

“Zayn, kamu kenapa?” tanya Rara yang kesusahan memapah tubuh pria itu.

“Zayn kamu mabuk?” Rara mencium aroma alkohol dari mulut Zayn.

“Tidak, Ra. Aku tidak mabuk,” jawab Zayn yang memang tidak mabuk penuh, ia masih antara sadar dan tidak sadar. Namun, kesadarannya masih lebih dari cukup. “Aku hanya meminum sedikit tadi. Aku kesini ingin melihatmu untuk terakhir kali.”

Bruk

Rara mendudukkan Zayn di sofa. “Duduklah, Zayn. Aku akan mengambilkanmu air kelapa untuk menetralkan.” Rara hendak meninggalkan Zayn yang masih menatapnya dengan posisi itu.

“Kebetulan aku beli air kelapa kemasan tadi siang,” teriak Rara sembari melangkahkan kakinya ke dapur.

Saat Rara berada di dapur. Tiba-tiba Zayn memeluknya dari belakang. tangannya melingkar erat di pinggang Rara. Hembusan nafasnya pun menerpa leher bagian belakang Rara dan aroma panas itu dapat Rara rasakan.

“Zayn, jangan seperti ini!” Rara mencoba melepaskan lingkaran tangan itu.

“Aku menginginkanmu, Ra. Sangat menginginkanmu.” Suara Zayn terdengar parau seperti menahan sesuatu.

Ya, Zayn menahan ga*rah yang sudah di ubun-ubun. Tangannya pun mulai mengelus paha dan bagian intim Rara seraya bibir yang juga menelusuri leher jenjang wanita pujaannya itu.

“Zayn. Apa-apaan ini!” Rara langsung membalikkan tubuhnya dan menapar Zayn.

Plak

Kemudian, rara mencoba lari. Tetapi Zayn menghadangnya dan menangkap tubuh itu.

“Zayn jangan! Kamu mabuk.” Teriak Rara.

“Tidak, aku tidak sedang mabuk.” Zayn membanting tubuh Rara di sofa.

Namun, Rara tak tinggal diam. Ia mencoba untuk menghindari pria yang sedang digelayuti hasrat yang tinggi.

Rara bangkit dan kembali berlari. Tempat terdekat dari jangkauannya adalah kamar. Ia berlari ke sana dan ingin mengunci diri di dalam. Tapi, langkah Zayn lebih cepat. Sesaat ketika Rara sampai lebih dulu di dalam kamar dan hendak menutupnya. Kaki Zayn sudah mengganjal pintu itu dan dengan sekali hentakan pintu itu pun terbuka.

“Zayn, Jangan! Aku mohon.”

Zayn yang sudah tidak berakal lagi pun tak menghiraukan permohonan Rara. Ia menutup rapat pintu kamar itu dan melakukan aksi bejatnya. Sungguh, Zayn kehilangan akal karena rasa sakitnya cinta tak berbalas sekaligus penghinaan dari sang kakak pagi tadi, padahal sebelumnya tak pernah sedikitpun ia ingin berkhianat pada sang kakak.

1
Martin Budiningsih
crt yg luar biasa. tks
pipi gemoy
👍🏼👍🏼👍🏼👍🏼👍🏼👍🏼👍🏼👍🏼👍🏼👏🏼👏🏼👏🏼👏🏼👏🏼👏🏼👏🏼☕
siti nuriyatul
aq Uda baca 2x kak....tp tetep mewekk/Sob/
Surati
bagus ceritanya 👍🙏🏻
Khairul Azam
widih enak banget jd rezza
Khairul Azam
bulshit lah klo ada wanita setegar itu. sipenulis klo diposisi si rara emang bisa seperti itu.
Khairul Azam
aduh jahat banget othornya kenapa rahimnya diangkat
Agustina Dwi Andreani
Biasa
Agustina Dwi Andreani
Luar biasa
Triana Oktafiani
Keren, alur ceritanya ga membosankan, lanjut berkarya kak 👍
Risna Tanjung
gak kk, ampek nggak bisa akoh skip bab nya 😂😂🙏
rinny
dan semuanya luar biasa 👍👍👍👍
rinny
luar biasa. semua karya kak El emang the best.👍👍👍👍
aryuu
rameeee /Drool//Drool/
ryuka
Luar biasa
◌ᷟ⑅⃝ͩ●⍣క🎸BuNdAιиɑ͜͡✦●⑅⃝ᷟ◌ͩ
sudah baca semua. mana kisah barunya, kak Elis? 🤩
◌ᷟ⑅⃝ͩ●⍣క🎸BuNdAιиɑ͜͡✦●⑅⃝ᷟ◌ͩ
ayo buat adik lagi untuk duo Z.. 😄
◌ᷟ⑅⃝ͩ●⍣క🎸BuNdAιиɑ͜͡✦●⑅⃝ᷟ◌ͩ
aku kangen semuanya
Mei Saroha
sang perfeksionis ternyata kehidupan cintanya paling banyak belokan 😆
Mei Saroha
emang darah perawan sama darah dari jari sama banyaknya ya?
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!