NovelToon NovelToon
Masuk Ke Dunia Kultivasi Lebih Dahulu Dari Teman Sekelasku

Masuk Ke Dunia Kultivasi Lebih Dahulu Dari Teman Sekelasku

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Transmigrasi / Fantasi Isekai / Time Travel / Sistem / Iblis
Popularitas:3.6k
Nilai: 5
Nama Author: EGGY ARIYA WINANDA

Lu Changzu dan teman temannya terlempar ke dimensi lain, Namun Tanpa Lu Changzu sadari ia masuk ke dunia tersebut lebih awal dari teman teman sekelasnya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon EGGY ARIYA WINANDA, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Sekte Demon Refining 10

Di kedalaman terjauh Lembah Iblis Kematian, di mana bahkan cahaya matahari tidak menyentuh tanah, terdapat sebuah gua alami yang tersembunyi di balik air terjun darah beracun. Di sinilah "changzu" beristirahat, bukan untuk tidur, melainkan untuk bermetamorfosis.

Lu Changzu duduk bersila di tengah gua. Di sekelilingnya, formasi pelindung sederhana yang dia buat dari tulang-tulang binatang buas berkedip redup. Namun, pertunjukan sesungguhnya terjadi di dalam tubuhnya.

Dia memejamkan mata, menenggelamkan kesadarannya ke dalam lautan Dantian-nya.

Di sana, melayang di atas lautan energi yang bergolak, terdapat dua entitas yang saling berdampingan namun kontras.

Yang pertama adalah Dark Dimension—singularitas hitam pekat, lubang hitam kecil yang berputar pelan, memancarkan aura ketiadaan yang absolut. Lu Changzu kini sudah terbiasa menggunakannya sebagai pusat kendali energi mentalnya. Itu adalah 'otak' kedua baginya.

Yang kedua, dan yang baru saja menarik perhatian penuh Lu Changzu, adalah Akar Spiritualnya.

Berbeda dengan akar spiritual kultivator pada umumnya yang berwarna merah (api), biru (air), atau hijau (kayu), akar spiritual Lu Changzu tidak memiliki warna. Itu transparan. Bening. Seperti kaca kristal murni yang belum ternoda oleh dosa dunia.

"Putih transparan..." gumam Lu Changzu dalam meditasinya. "Seperti kanvas kosong. Atau lebih tepatnya... kristal kaca."

Di samping akar kristal itu, melayang dua bola energi yang meronta-ronta—akar spiritual Api dan Tanah milik Lin Xuya yang baru saja dia curi.

"Waktunya makan malam."

Lu Changzu menggerakkan pikirannya. Dark Dimension bertindak sebagai tangan, mendorong kedua bola energi itu ke arah Akar Kristal.

SLURP.

Tidak ada penolakan. Tidak ada ledakan. Akar Kristal itu menyerap kedua elemen tersebut seperti spons kering yang dilempar ke dalam air. Elemen Api dan Tanah yang seharusnya bertentangan, larut begitu saja ke dalam struktur kristal itu.

Dan kemudian, perubahan terjadi.

Akar Kristal itu tidak berubah menjadi merah atau kuning. Ia tetap bening. Namun, teksturnya berubah. Dari kristal yang rapuh, ia memadat menjadi sesuatu yang jauh lebih keras. Lebih solid.

Di dunia nyata, kulit Lu Changzu bersinar.

KRAK! KRAK!

Suara tulang yang memadat terdengar dari tubuhnya. Lu Changzu merasakan serat-serat ototnya ditarik, dipanaskan, dan ditempa ulang. Sensasi panas menjalar ke seluruh tubuh, bukan membakar, tapi memperkuat.

Lu Changzu membuka matanya. Dia mengangkat lengannya. Kulitnya tampak normal, tapi saat dia mengetukkan jari telunjuknya ke lengan bawahnya sendiri...

TING!

Bunyi dentingan logam yang jernih bergema.

Dia mengambil sisa pedang Lin Xuya yang patah—senjata tingkat tinggi yang masih tajam—dan menggoreskannya ke lengannya dengan kekuatan penuh.

SRIIIT.

Pedang itu tergelincir. Tidak ada darah. Bahkan tidak ada goresan putih. Kulitnya sekeras berlian padat.

"Hahahah, Menarik," Lu Changzu menyeringai, matanya berkilat antusias. "Menyerap akar spiritual elemen tanah dan api selain memberiku kemampuan api dan tanah... tapi juga mengkonversinya menjadi properti fisik. Penguatan tubuh absolut."

"Tapi kenapa aku punya akar spiritual ini , ini sangat misterius , variabel ini tidak jelas , akar spiritual ini milikku atau bukan? Atau sebuah gift dari entitas tertentu? Atau hanya kebetulan semata."

Dia lalu melihat Gelang Ouroboros di pergelangan tangannya. Artefak kuno itu pasti punya jawabannya.

"Ayo, Ular Kecil. Beri aku jawaban atau aku akan mematahkan rune-mu lagi."

Lu Changzu mengaktifkan Dark Dimension-nya, jiwanya masuk ke dalam struktur enkripsi gelang itu. Dia tidak menemukan apapun tentang akar spiritualnya di pola pertama dan Kali ini, dia tidak menahan diri. Dia menerjang Pola Rune Kedua dengan kebrutalan seorang peretas yang sedang terburu-buru.

BLARR!

Rasa sakit menghantam kepalanya. Rasanya seperti otak depannya dibelah dengan kapak es, lalu dituangi cairan timah panas.

"ARGH!" Lu Changzu mengerang, darah logam hitam merembes dari hidung dan telinganya. Urat-urat di lehernya menonjol seperti kabel baja. "Sial, Sakit sekali... tapi berhenti akan membuatku penasaran seumur hidup. Teruskan!"

Dia memaksa kesadarannya menembus dinding api mental itu.

KREK.

Pola kedua hancur.

Informasi membanjir masuk, menyusun dirinya menjadi teks yang bisa dibaca di dalam benaknya.

[Analisis Tubuh Pengguna Selesai]

[Tipe Tubuh: Tubuh Seribu Domain (Thousand Domain Physique)]

[Klasifikasi: Mutasi Bawaan Tingkat Dewa / Terlarang]

[Pengguna Diketahui Sebelumnya: ??? (Data Hilang/Terhapus)]

Mata Lu Changzu bergerak cepat membaca deskripsi yang muncul.

"Tubuh yang dilahirkan dari ketiadaan. Wadah kosong yang mampu melahap, meniru, dan mengasimilasi konstitusi tubuh makhluk lain. Tidak terikat oleh hukum elemen duniawi."

"Peringatan: Tubuh ini bersifat pasif pada Tingkat Entitas 1. Akan aktif sepenuhnya saat pengguna mencapai Tingkat Entitas 2 ranah minimal Core Formation."

Lu Changzu terdiam. "Tingkat Entitas?"

Dia menggali informasi lebih dalam di pola kedua itu. Dan sebuah fakta kosmologi yang mengejutkan terungkap.

Dunia Tianyun, tempat dia berada sekarang, diklasifikasikan sebagai Dunia Tingkat 1.

Hierarki kekuatan di sini:

Qi Activation (Pondasi)

Body Tempering (Penempaan)

Master (Pengendalian Qi)

Grandmaster (Penyatuan)

King (Raja)

Emperor (Kaisar)

Semua itu... hanyalah batas dari Tingkat Entitas 1.

"Jadi..." Lu Changzu tertawa kecil, tawa yang terdengar sedikit gila di gua yang sunyi itu. "Bahkan seorang Kaisar di dunia ini hanyalah bayi yang baru belajar berjalan di skala semesta? Dan bumiku yang dulu? Pasti Planet Tingkat 0. Tempat di mana energi spiritual bahkan tidak eksis."

"Dan tubuhku... Tubuh Seribu Domain ini... baru akan benar-benar bangun setelah aku melampaui batas dunia ini? Atau setidaknya mencapai Core Formation, ranah yang bahkan jarang didengar di wilayah ini?"

Lu Changzu menyandarkan punggungnya ke dinding gua yang dingin. Ini seperti diberikan kunci gudang senjata nuklir, tapi dia bahkan belum punya jari untuk memutar kuncinya.

"Tubuh ini sama dengan Cheat code," bisiknya sambil menyeka darah di wajahnya. "Tapi cheat code yang mahal. Aku harus memakan sumber daya seratus kali lipat dari orang biasa hanya untuk naik satu tingkat."

Dia kembali fokus pada kondisinya saat ini. Penyerapan akar Lin Xuya dan jiwa-jiwa yang dia mangsa selama ujian telah mendorong kultivasinya ke batas ekstrem.

Aura di tubuhnya meledak.

BOOM!

Body Tempering Tahap 8... Hancur.

Body Tempering Tahap 9... Hancur.

Body Tempering Tahap 9 Puncak.

Energinya berhenti di sana. Dia membentur dinding tak kasat mata. Dinding menuju Ranah Master.

Lu Changzu mencoba mendorongnya. Universe Swallowing Breath menarik seluruh Qi di dalam gua. Tapi dinding itu tidak bergeming. Itu bukan masalah energi; itu masalah hukum dunia. Tubuhnya butuh "kunci" khusus atau pemahaman mendalam untuk mengubah wujud fisiknya menjadi wujud energi , wujud pemadatan aura (Master).

"Baiklah," Lu Changzu menghembuskan napas panjang, uap putih keluar dari mulutnya seperti naga. "Jangan serakah. Naik dua tahap dan mendapatkan tubuh sekeras berlian sudah lebih dari cukup untuk panen minggu ini."

Dia berdiri. Jubahnya yang compang-camping otomatis hancur oleh aura barunya, dan dia menggantinya dengan jubah hitam bersih yang dia ambil dari salah satu korbannya.

"Tujuh hari sudah berakhir. Waktunya sandiwara babak akhir."

Pusat Lembah Iblis Kematian.

Kabut pagi mulai menipis, memperlihatkan pemandangan yang suram.

Di sebuah tanah lapang yang dikelilingi tebing-tebing batu, para peserta ujian yang selamat mulai berkumpul.

Jumlahnya menyedihkan. Dari seribu murid Demon Refining yang masuk, hanya sekitar empat ratus yang kembali. Wajah mereka lelah, trauma, dan berlumuran darah.

Namun, kondisi sekte lain jauh lebih parah. Sekte Lotus Crimson kehilangan hampir setengah muridnya. Demon Army kehilangan sepertiga.

Dan Sekte Giok Abadi... mereka kehilangan hampir 70% pasukan mereka.

Suasana di posko Sekte Giok Abadi sangat kacau.

Seorang pria paruh baya berjubah putih bersih dengan sulaman bangau emas—Pengawas Senior Sekte Giok, Tetua Mo—sedang mengamuk. Wajahnya yang biasanya tenang dan berwibawa kini merah padam karena panik.

"Bagaimana bisa kalian tidak menemukannya?!" bentak Tetua Mo pada sekelompok murid yang berlutut di depannya. "Lin Xuya membawa tanda pelacak! Dia membawa artefak pelindung! Bagaimana dia bisa hilang tanpa jejak?!"

"Te-Tetua Mo..." salah satu murid dengan suara gemetar mengangkat tangan. "Kami... kami menemukan sinyal terakhirnya di Danau Racun Sektor Selatan. Tapi saat kami ke sana..."

Murid itu mengeluarkan sepotong logam yang sudah terkorosi parah. Itu adalah sisa gagang pedang api milik Lin Xuya.

"Hanya ini yang tersisa. Danau itu... memiliki jejak pertarungan tingkat Master, tapi auranya aneh. Dan kami melihat... ada potongan jubah Tuan Muda Lin Xuya mengambang... atau setidaknya apa yang tersisa darinya."

Tetua Mo memegang gagang pedang itu. Tangannya gemetar. Lin Xuya adalah keponakan kesayangan Tetua Lin Chen, salah satu orang paling berpengaruh dan kaya di sekte. Jika dia pulang membawa kabar bahwa Lin Xuya mati tanpa mayat, karirnya tamat. Mungkin nyawanya juga.

"Siapa?" desis Tetua Mo. "Siapa yang membunuhnya? Murid Demon Refining? Lotus Crimson?"

"Ti-tidak ada saksi, Tetua. Semua orang di tim Tuan Lin Xuya juga lenyap."

Otak Tetua Mo berputar cepat. Dia butuh jawaban. Dia butuh kambing hitam. Dia tidak bisa bilang "dia mati misterius". Dia harus menyajikan "pelaku" untuk meredakan amarah Lin Chen.

Mata Tetua Mo jatuh pada murid yang melapor itu. Murid itu hanya Body Tempering Tahap 9 biasa, tanpa latar belakang keluarga kuat.

"Kau," kata Tetua Mo pelan.

"Y-ya, Tetua?"

"Kau yang terakhir melihatnya, bukan? Kau seharusnya melindunginya. Kegagalanmu adalah penyebab kematiannya."

"T-tapi Tetua, saya berada di sektor lain saat—"

KRAK.

Tanpa peringatan, Tetua Mo mencengkeram leher murid itu. Dengan satu sentakan dingin, leher murid itu patah. Matanya melotot kaget, tidak percaya bahwa dia dibunuh oleh tetuanya sendiri.

Murid-murid lain di sekitar mereka menahan napas, ngeri.

Tetua Mo dengan tenang meletakkan gagang pedang Lin Xuya di tangan mayat murid itu. Lalu, dia mengalirkan sedikit energi asing—sisa aura Master yang dia simpan dari artefaknya—ke tubuh mayat itu, membuat seolah-olah murid ini telah dirasuki atau berkhianat.

"Dengar baik-baik," suara Tetua Mo dingin dan mutlak, menatap murid-murid yang tersisa. "Murid ini berkhianat. Dia disuap oleh musuh untuk menjebak Tuan Muda Lin Xuya ke dalam formasi Danau Racun. Aku telah mengeksekusinya. Apakah kalian mengerti?"

Para murid itu saling pandang dengan ketakutan. Mereka tahu kebenarannya, tapi mereka lebih mencintai nyawa mereka.

"Kami mengerti, Tetua!" seru mereka serempak.

Di atas tebing, Shang Tian melihat semua itu dengan mata gandanya. Dia tidak mendengar percakapan itu, tapi dia melihat adegannya. Pembunuhan bawahan sendiri. Penanaman bukti.

Shang Tian tertawa. Tawa yang keras dan menghina, menggema di seluruh lembah, menarik perhatian semua orang.

"LIHATLAH!" suara Shang Tian menggelegar, diperkuat Qi. Dia menunjuk ke arah posko Sekte Giok Abadi.

"Lihatlah para 'Orang Suci' itu! Jubah mereka putih, slogan mereka tentang keadilan dan persaudaraan! Tapi lihat apa yang mereka lakukan saat terpojok!"

Tetua Mo tersentak, menoleh ke atas tebing dengan wajah pucat.

Shang Tian merentangkan tangannya, berbicara kepada ratusan murid Demon Refining yang berkumpul di bawahnya.

"Mereka menyebut kita Iblis. Mereka menyebut kita monster karena kita membunuh untuk kekuatan. Tapi setidaknya kita JUJUR!" raung Shang Tian. "Kita tidak membunuh saudara sendiri di belakang punggung lalu menuduhnya berkhianat hanya untuk menyelamatkan muka! Kita membunuh di depan wajah! Kemunafikan mereka lebih busuk daripada lumpur lembah ini!"

Kata-kata Shang Tian membakar semangat murid-murid Demon Refining. Mereka meraung setuju, mengejek Sekte Giok Abadi.

Tetua Mo menggertakkan gigi. "Tutup mulutmu, Shang Tian! Kau tidak tahu apa-apa!"

"Aku tahu bau bangkai saat aku menciumnya," balas Shang Tian dingin.

Tiba-tiba, suasana riuh itu terpotong.

Dari arah hutan barat, kabut tebal tiba-tiba bergulung keluar.

Itu bukan kabut biasa. Kabut itu berat, dingin, dan membawa aura kematian yang begitu pekat hingga beberapa burung-burung di langit jatuh mati.

Suara langkah kaki terdengar.

TAP. TAP. TAP.

Satu sosok berjalan keluar dari dalam kabut.

Lu Changzu.

Dia tidak lagi mengenakan topeng "suci"-nya. Dia membiarkan sebagian kecil dari aura Heavenly Demon-nya bocor.

Ratusan pasang mata tertuju padanya. Dan seketika, banyak yang mundur selangkah.

Aura yang memancar dari pemuda Body Tempering Tahap 9 Puncak itu... salah. Rasanya seperti berdiri di depan jurang tanpa dasar. Ada jeritan ribuan roh yang samar-samar terdengar di sekitarnya—sisa dari pembantaian massal yang dia lakukan.

Pedang di pinggangnya—meskipun tersarung—bergetar haus darah.

Seorang murid Sekte Demon Army yang bertubuh besar, yang biasanya tidak takut apa pun, menjatuhkan senjatanya. "Itu dia... Raja Roh..."

Bahkan Shang Tian di atas tebing menyipitkan matanya. Dia bisa merasakan bahwa "adik junior"-nya ini telah berubah drastis dalam tujuh hari.

Lu Changzu berhenti di pinggir kerumunan. Dia menatap Tetua Mo dari Sekte Giok Abadi. Dia tidak mengatakan apa-apa. Dia hanya tersenyum.

Senyum yang sopan. Ramah.

Tapi Tetua Mo, seorang Grandmaster, merasakan hawa dingin merambat di tulang belakangnya saat melihat senyum itu. Seolah-olah pemuda itu tahu. Seolah-olah pemuda itu melihat dosa yang baru saja dia lakukan.

"Bagus," suara Shang Tian memecah ketegangan. Dia turun dari tebing, mendarat di dekat Lu Changzu.

Dia menepuk bahu Lu Changzu—sebuah gestur pengakuan yang sangat langka dari Murid Inti Peringkat 1.

"Kau benar-benar tidak mengecewakan Paman Chen, Adik Junior. Aura pembunuhmu... sangat harum."

"Terima kasih, Senior," jawab Lu Changzu tenang. "Hanya sedikit bersih-bersih sampah."

Shang Tian mengangguk, lalu berbalik menghadap semua orang.

"Ujian selesai! Kita pulang!"

Sekte Demon Refining. Aula Tetua dalam.

Chen Xuan sedang mondar-mandir di aulanya yang megah namun suram. Dia gelisah.

"murid hiduplah lebih lama... kalau kau mati... ," gumam Chen Xuan.

Tiba-tiba, pintu aula terbuka.

Lu Changzu melangkah masuk. Dia tidak tampak terluka. Dia tampak... penuh energi.

Chen Xuan menatapnya, dan mata sang kultivator king Tahap 5 melebar.

"Kau..."

Chen Xuan bisa melihatnya. Bukan hanya kultivasi yang naik ke Tahap 9 Puncak. Tapi kepadatan tubuh Lu Changzu. Aura yang stabil dan mengerikan. Dan yang paling penting... bau "Api" dan "Tanah" yang samar namun kuat yang sekarang menyatu dengan fondasinya.

"Kau berhasil?" bisik Chen Xuan. "Kau mencuri akar spiritual seseorang dan membunuhnya?"

Lu Changzu membungkuk hormat, lalu melemparkan sebuah cincin penyimpanan ke meja Chen Xuan.

"Hadiah untuk Guru. Cincin milik Lin Xuya. Isinya lumayan untuk menutup biaya belanja bahan obat guru bulan lalu."

Chen Xuan mengambil cincin itu, memeriksanya, lalu tertawa. Tawa yang meledak-ledak dan mengguncang pilar.

"HAHAHAHA! Lin Xuya! Keponakan Lin Chen! Kau membunuhnya dan merampoknya! Gila! Kau benar-benar gila!"

Chen Xuan menepuk bahu Lu Changzu dengan bangga, pukulannya cukup keras untuk menghancurkan batu, tapi Lu Changzu tidak bergeming sedikit pun—bukti tubuh barunya.

"Bagus! Sangat bagus!" mata Chen Xuan berkilat jahat. "Tetua Zhao sedang menangis karena Zhao Yun terluka. Tetua Zuan sedang gila karena Zuan Feng hancur. Dan sekarang, Tetua Lin dari sekte sebelah akan kehilangan akal sehatnya karena keponakannya hilang."

Chen Xuan berjalan ke balkon aulanya, merentangkan tangan seolah ingin memeluk seluruh sekte.

"Sementara mereka hancur, kita bangkit! Muridku! Dengan kekuatanmu sekarang, posisi Murid Inti bukan lagi mimpi. Kita akan mengambil jatah mereka!"

Dia berbalik menatap Lu Changzu.

"Bersiaplah. Tiga bulan lagi adalah Kompetisi Sekte Internal. Kau akan naik ke panggung, menginjak kepala para jenius yang tersisa, dan mengklaim tempatmu di samping Shang Tian."

Lu Changzu berdiri di sana, di bawah bayang-bayang gurunya. Dia menyentuh dadanya, di mana jantung logamnya berdetak tenang dan kuat.

Dia tidak hanya mengincar posisi di samping Shang Tian.

Dia melihat jauh ke atas. Ke langit yang abu-abu.

"Kompetisi sekte hanyalah batu loncatan," batin Lu Changzu. Senyum humoris namun mematikan kembali menghiasi wajahnya. "Dunia ini tingkat 1? Kalau begitu, mari kita lihat seberapa cepat aku bisa menamatkannya."

Bersambung...

1
EGGY ARIYA WINANDA
🔥🔥🔥🔥🔥
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!