NovelToon NovelToon
GAYATRI Ketika Cinta Tak Lagi Berharga

GAYATRI Ketika Cinta Tak Lagi Berharga

Status: sedang berlangsung
Genre:Selingkuh / Pelakor / Angst / Penyesalan Suami
Popularitas:6.6k
Nilai: 5
Nama Author: Hernn Khrnsa

Gayatri, seorang ibu rumah tangga yang selama 25 tahun terakhir mengabdikan hidupnya untuk melayani keluarga dengan sepenuh hati. Meskipun begitu, apapun yang ia lakukan selalu terasa salah di mata keluarga sang suami.

Di hari ulang tahun pernikahannya yang ke-25 tahun, bukannya mendapatkan hadiah mewah atas semua pengorbanannya, Gayatri justru mendapatkan kenyataan pahit. Suaminya berselingkuh dengan rekan kerjanya yang cantik nan seksi.

Hidup dan keyakinan Gayatri hancur seketika. Semua pengabdian dan pengorbanan selama 25 tahun terasa sia-sia. Namun, Gayatri tahu bahwa ia tidak bisa menyerah pada nasib begitu saja.

Ia mungkin hanya ibu rumah tangga biasa, tetapi bukan berarti ia lemah. Mampukan Gayatri membalas pengkhianatan suaminya dengan setimpal?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hernn Khrnsa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

GAYATRI 14

Lapangan sekolah perlahan mulai ramai dengan orang tua yang berkemas pulang, tapi ketegangan di antara tiga orang dewasa itu masih menggantung pekat di udara. Gayatri berdiri sedikit di depan Kaluna dan Keandra, posisinya seperti perisai yang spontan muncul ketika bahaya mendekat. 

Mahesa menghampiri dengan langkah cepat, wajahnya kelihatan kesal tapi menahan diri. Sementara Nadya berjalan setengah langkah di belakang, matanya masih dipenuhi rasa malu dan sisa kemarahan yang belum sempat ia muntahkan seluruhnya.

Begitu Mahesa berhenti di depan mereka, ia menarik napas panjang, mencoba bersikap sewajar mungkin.

“Gayatri,” ucapnya pelan. “Kenapa kau masuk ke arena lomba tanpa izin panitia? Itu berbahaya. Dan juga, kenapa kau membuat semuanya jadi rumit?”

Gayatri menatap Mahesa tanpa gentar, meski jantungnya masih berdebar. “Kaluna sedang panik. Tetapi Nadya justru mmeninggalkannya sendirian. Aku hanya melakukan apa yang seharusnya dilakukan seorang ibu. Apa kau tidak melihat betapa cemasnya putrimu tadi?”

Nadya menyipitkan mata, suaranya langsung meninggi. “Kau bicara seolah aku ini orang jahat yang sengaja meninggalkannya begitu saja. Sebaiknya kau juga lihat apa yang dilakukan gadis itu!”

“Faktanya, kau memang meninggalkan putriku. Kau seharusnya tidak meninggalkannya sendirian di saat-saat seperti itu,” jawab Gayatri pelan.

Nadya mendengus, meraih lengannya sendiri sebagai cara menahan kekesalan. “Salah putrimu, kenapa dia begitu ceroboh?!”

Kaluna yang berdiri di samping Gayatri tersentak kecil, dan Gayatri langsung meraih pundaknya, menegaskan bahwa putrinya aman. Mahesa melihat reaksi itu, dan meskipun ia mencoba tetap tenang, rahangnya ikut menegang.

“Nadya, cukup,” ujar Mahesa tanpa menoleh padanya. “Jangan bawa-bawa putriku lagi.”

“Apa katamu? Kau membelanya? Kenyataannya memang putrimu sendiri yang ceroboh!” balas Nadya cepat. “Masakan itu sudah hampir jadi. Tetapi, apa yang dilakukannya? Dia menumpahkannya! Dia menyia-nyiakan hasil kerjaku!”

“Ya, aku tahu! Tapi apa perlu kau meninggalkannya seorang diri seperti itu?” potong Mahesa, nadanya berubah lebih tajam. Raut wajahnya jelas sekali menunjukkan bahwa ia kesal pada sikap Nadya. 

Nadya terkejut, jelas tak menduga Mahesa justru menegur dirinya. Ia membuka mulut, tapi tak ada kata keluar selama beberapa detik yang terasa panjang.

Gayatri menghembuskan napas, bukan senang, tapi lelah. “Sudahlah, semuanya sudah berlalu. Sebaiknya kita pulang, aku yakin putriku sangat lelah sekarang." 

Mahesa mengalihkan pandangan ke Gayatri. Tatapan matanya seolah ingin mengatakan hal lain, tapi juga tahu bahwa argumen Gayatri ada benarnya.

“Tapi masalahnya,” kata Mahesa rendah, "Kau tidak bisa terus-terusan muncul dan ambil keputusan mendadak seperti ini. Setidaknya tanya dulu padaku, aku juga orang tuanya.”

“Lalu di mana kau ketika dia membutuhkan seseorang untuk tetap di sampingnya?” Gayatri menantang balik. “Kau hanya berdiri di kursi penonton, tak bisa melakukan apapun. Aku ibunya, aku tahu betul apa yang putriku rasakan!" 

Ada jeda sunyi setelahnya. Mahesa terkejut mendengar Gayatri bersuara lantang seperti itu. Terlebih lagi, istrinya kini berani menentangnya. 

Nadya melipat tangan di dada. “Wow. Kau ibu yang sangat baik, ya. Kau pikir hanya kau saja yang peduli pada gadis itu?”

Gayatri menatapnya tanpa berkedip. “Kalau kau benar-benar peduli, kau tidak mkan meninggalkan putriku demi egomu sendiri.”

"Kau!" 

"Cukup!" seru Mahesa, menengahi keduanya. 

Ia melirik putrinya yang bersembunyi di belakang punggung Gayatri. Kemudian, berganti menatap Keandra dan Gayatri bergantian. 

“Maafkan aku, Ayah. Maaf,” cicit Kaluna di belakang Gayatri.

Mahesa mendekati putrinya lalu memeluk Kaluna, menenangkan putri kesayangannya itu dengan mengusap pucuk kepalanya lembut.

“Tidak apa-apa, Sayang. Ayah tetap bangga padamu. Ini bukan salahmu,” kata Mahesa teduh lalu mengecup pucuk kepala Kaluna.

Mahesa berganti menatap Nadya tajam, tatapannya seolah menuduh perempuan itu sebagai penyebab kesedihan putrinya.

“Apa? Kenapa kau menatapku begitu? Tatapanmu itu seperti menyalahkanku,” ujar Nadya, kesal.

“Aku menyalahkan keputusanmu,” tegas Mahesa. “Benar kata Gayatri, kau seharusnya tidak meninggalkan Kaluna seperti tadi.”

Nadya terkekeh kecil, sinis. “Oh, jadi sekarang kau mau membelanya?” Ia menunjuk Gayatri dengan dagunya. 

“Bukan seperti itu, Nadya.” Mahesa memperingatkan, suaranya menurun tajam.

Gayatri melangkah sedikit ke samping, ingin mengakhiri semuanya sebelum semakin memanas. “Cukup, jangan berdebat lagi. Apa kalian tidak malu? Ini tempat umum.”

Mahesa melihat Gayatri lama, seolah ada banyak hal yang ingin ia katakan tapi harus ia telan kembali.

Gayatri dan kedua anak itu memilih pergi lebih dulu, meninggalkan Nadya dan Mahesa di sana. Langkah mereka cepat, tapi aura ketegangan masih menggantung di udara bahkan setelah mereka menghilang di ujung lorong.

Mahesa berdiri diam di tempat, sementara Nadya memelototinya.

“Jadi begitu? Kau membela dia sekarang?” tanyanya, dari nada suaranya, Nadya jelas kesal sekali dengan sikap Mahesa yang seolah memojokkannya tadi.

Mahesa menoleh pelan. Wajahnya tampak lelah. “Kita bahas lagi nanti. Ayo pulang, sebelum yang lainnya curiga.”

1
༄༅⃟𝐐.𝓪𝓱𝓷𝓰𝓰𝓻𝓮𝓴_𝓶𝓪
kok saya pengen ikutan ngamookkk 😤
@◌ᷟ⑅⃝ͩ●Marlina●⑅⃝ᷟ◌ͩ☘𝓡𝓳
Rasain tuh 😏
@◌ᷟ⑅⃝ͩ●Marlina●⑅⃝ᷟ◌ͩ☘𝓡𝓳
Langsung shock berat 😔
Dwiann🌱
Greget banget sama Sarita dan Mahesa(⁠ノ⁠`⁠⌒⁠´⁠)⁠ノ
Dwiann🌱
Thor, sejak pertama kali saya membaca saya langsung terbawa cerita. Tetap semangat ya, Thor💪💐❤️
Ceu Markonah
bongkar kebusukan mahesa
༄༅⃟𝐐.𝓪𝓱𝓷𝓰𝓰𝓻𝓮𝓴_𝓶𝓪
tanya gih ke anakmu
༄༅⃟𝐐.𝓪𝓱𝓷𝓰𝓰𝓻𝓮𝓴_𝓶𝓪
ibukmu sudah lihat semua, dan kalau dia msh mau bersama bapakmu ya berarti gu oblok ehh
Uswatun Hasanah
tambah lagi thor 🙏🙏🙏
@◌ᷟ⑅⃝ͩ●Marlina●⑅⃝ᷟ◌ͩ☘𝓡𝓳
bersiaplah Mahesa 😤
@◌ᷟ⑅⃝ͩ●Marlina●⑅⃝ᷟ◌ͩ☘𝓡𝓳
berlari pergi
@◌ᷟ⑅⃝ͩ●Marlina●⑅⃝ᷟ◌ͩ☘𝓡𝓳
benci tapi cinta 😏
@◌ᷟ⑅⃝ͩ●Marlina●⑅⃝ᷟ◌ͩ☘𝓡𝓳
rasain 😏
@◌ᷟ⑅⃝ͩ●Marlina●⑅⃝ᷟ◌ͩ☘𝓡𝓳
Kalian yg akan terkejut 🤭
@◌ᷟ⑅⃝ͩ●Marlina●⑅⃝ᷟ◌ͩ☘𝓡𝓳
betul 👍🏻
@◌ᷟ⑅⃝ͩ●Marlina●⑅⃝ᷟ◌ͩ☘𝓡𝓳
kita lihat apa Nadya bisa mengurus rumah dan penghuninya yg lain 😏
@◌ᷟ⑅⃝ͩ●Marlina●⑅⃝ᷟ◌ͩ☘𝓡𝓳
betul 😌
@◌ᷟ⑅⃝ͩ●Marlina●⑅⃝ᷟ◌ͩ☘𝓡𝓳
Anak dan bapaknya sama saja 😤
@◌ᷟ⑅⃝ͩ●Marlina●⑅⃝ᷟ◌ͩ☘𝓡𝓳
Untunglah Shakira tidak seperti ibunya 😏
@◌ᷟ⑅⃝ͩ●Marlina●⑅⃝ᷟ◌ͩ☘𝓡𝓳
Apa hubungannya,belum tentu orang yg pendidikan tinggi bisa mengurus keluarganya 😤
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!