NovelToon NovelToon
Friendzone Tapi Menikah

Friendzone Tapi Menikah

Status: sedang berlangsung
Genre:Persahabatan / Cinta pada Pandangan Pertama / Cinta Seiring Waktu / Cintapertama / Nikah Kontrak
Popularitas:819
Nilai: 5
Nama Author: B-Blue

Menikahi sahabat sendiri seharusnya sederhana. Tetapi, tidak untuk Avellyne.
Pernikahan dengan Ryos hanyalah jalan keluar dari tekanan keadaan, bukan karena pilihan hati.

Dihantui trauma masa lalu, Avellyne membangun dinding setinggi langit, membuat rumah tangga mereka membeku tanpa sentuhan, tanpa kehangatan, tanpa arah. Setiap langkah Ryos mendekat, dia mundur. Setiap tatapannya melembut, Avellyne justru semakin takut.

Ryos mencintainya dalam diam, menanggung luka yang tidak pernah dia tunjukkan. Dia rela menjadi sahabat, suami, atau bahkan bayangan… asal Avellyne tidak pergi. Tetapi, seberapa lama sebuah hati mampu bertahan di tengah dinginnya seseorang yang terus menolak untuk disembuhkan?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon B-Blue, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 14

"Avel! Gue boleh masuk?" Ryos berdiri di balik pintu, dia meminta izin terlebih dahulu kepada pemilik kamar.

Tidak ada jawaban dari Avellyne, namun Ryos tetap menunggu di luar.

Tiga menit berlalu, pintu kamar terbuka menandakan kalau Avellyne mengizinkan calon suaminya masuk ke kamar.

Avellyne berjalan lebih dulu, dia duduk di pinggiran ranjang lalu disusul oleh Ryos.

Wanita itu menyandarkan kepalanya pada lengan Ryos. Mimik wajahnya terlihat sangat dingin.

"Gue sudah memberikan penjelasan ke Tante dan beliau setuju dengan konsep pernikahan sesuai rencana kita. Loe enggak perlu ngambek lagi." Ryos mengambil tangan Avellyne dan menggenggamnya.

"Gue cuma ngerasa capek aja. Belakangan sikap Mama bikin gue jengkel."

"Sekarang sudah enggak apa-apa. Ada gue di sini." Ryos melepaskan genggaman tangannya lalu memeluk sang sahabat yang sebentar lagi akan menjadi istrinya.

Bukan hanya memeluk saja, tangan Ryos dengan pelan mengelus punggung Avellyne agar perasaan wanita itu lebih tenang.

Kemarin saat menerima telepon dari Chalista, dia mendengar kabar kalau keadaan Avellyne tidak baik-baik saja meski sahabatnya itu enggan menceritakan secara detail. Chalista hanya memintanya agar tetap berada di dekat Avellyne.

Avellyne menarik dirinya sehingga dekapan Ryos terurai. "Loe ngapain datang ke sini?" tanya Avellyne, "Bukannya sudah gue bilang loe jangan sering-sering keluar kantor. Ini masih jam kerja," ucap Avellyne lagi.

"Gue cuma mampir sebentar, habis ini mau ngecek lokasi proyek. Gue juga belum mengucapkan terima kasih ke loe. Proyek ini bisa gue dapatkan karena bantuan dari loe. Loe harus bergadang berhari-hari untuk membuat sketsa gedungnya."

Avellyne hanya tersenyum tipis. Padahal dia membantu Ryos karena tidak bisa tidur nyenyak dan menggambar sebagai pengusir rasa jenuh akibat terjaga semalaman.

"Loe bisa antar gue ke butik? Gue lagi malas nyetir mobil sendiri."

"Bisa banget." Ryos menjawab dengan antusias dan tidak lupa pula dia tersenyum lebar.

"Hmm, apa?" tanya Ryos karena Avellyne terus melihatnya hampir tidak berkedip.

"Loe mau tetap di kamar gue?" Avellyne sudah berdiri sementara Ryos masih tetap pada posisinya yang duduk di pinggiran ranjang.

"Loe mau lihat gue ganti baju," ucap Avellyne.

"Eh, iya. Gue keluar." Ryos terlihat salah tingkah, dia berjalan tergesa keluar dari kamar tersebut.

Jantungnya berdebar dan rona wajahnya terlihat memerah. Dia mengibaskan tangan tepat di depan wajahnya. Tiba-tiba saja dia merasa gerah.

...

"Ryos! Kita mau ke mana?" Avellyne baru menyadari jika jalan yang dilaluinya bukan menuju ke arah butik. Dia terlalu fokus melihat ponsel sedari tadi.

"Ada deh. Pokoknya mau bawa loe ke tempat yang nyaman," jawab Ryos.

"Ha! Bukannya loe mau cek lokasi proyek. Baru kemarin gue bilang ke loe jangan terlalu sering meninggalkan pekerjaan kantor."

"Tadi gue di telepon Marsha, dia ada urusan mendadak jadi cek lokasi proyeknya ditunda. Lagian perusahaan gue enggak sebesar itu, Vel. Enggak banyak pekerjaan yang harus gue tangani. Perusahaan gue enggak seperti Kak Reyiu. Kalau dia sih, sebulan sekali wajib ke luar kota atau ke luar negeri. Pokoknya hari ini jadwal gue aman." Ryos menoleh sekilas sambil tersenyum lebar.

Dia masih teringat dengan perkataan Chalista, kalau keadaan Avellyne sedang tidak baik-baik saja. Sampai detik ini calon istrinya itu belum menceritakan apa pun,

Ryos memiliki caranya sendiri untuk memperbaiki mood wanita tersebut.

Daripada membuat Avellyne semakin sedih dengan memberikan banyak pertanyaan, dia lebih memilih mencari cara untuk menyenangkan Avellyne.

...

Spa and Massage

Avellyne menatap Ryos dengan lekat begitu mobil terparkir di pelataran gedung bertingkat dua di mana di depannya terdapat tulisan Cyn Spa and Massage.

Hanya dari sorot mata saja Ryos memahami isi pikiran wanita yang duduk di sebelahnya.

"Gue mau kasih benefit ke loe karena sudah bantu lolosin proyek perusahaan gue. Hampir seminggu loe nemani gue bergadang mempersiapkan bahan presentasi dan sketsa bangunan untuk proyek."

"Proyek ini menjadi yang pertama kali berhasil gue dapatkan semenjak kepergian papi. Kalau bukan karena loe, mungkin gue bakal gagal lagi menang tender besar." Ryos menatap teduh wanitanya, dia sangat berharap Avellyne tidak menolak kemurahan hatinya ini.

"Bukan cuma gue yang berkontribusi. Karyawan loe juga punya andil, Yos. Gue enggak pantas mendapatkan benefit dari loe," ucap Avellyne.

"Mereka sudah dapat dari kemarin. Sehari setelah penandatanganan MoU, aku traktir mereka makan malam di restoran."

"Gue juga butuh self reward setelah bekerja keras hampir sebulan untuk proyek ini. Saingan gue perusahaan besar semua. Gue belum ada istirahat, Vel. Please! Mau, ya?" Ryos menatap penuh harap dan tidak memalingkan pandangannya meski hanya sedetik.

Avellyne menghela napas berat. "Oke," jawabnya singkat.

"Tapi loe enggak ikutan dipijat, kan?" tanya Avellyne menatap lawan bicaranya begitu dalam.

"Ya, gue ikutanlah. Gue juga perlu pijatan rileksasi, biar badan gue enggak kaku banget."

"Enggak bisa, Yos. Nanti gue cariin tukang pijit pria untuk loe."

"Avellyne...." Ryos tertawa mendengar protes dari wanita itu.

"Loe cemburu gue dipijit sama cewek di dalam sana?"

"Siapa yang cemburu?" Dengan cepat Avellyne menyanggah tebakkan Ryos.

"Bilang aja cemburu." Ryos tersenyum lebar dan semakin menggoda calon istrinya itu.

"Loe antar aja gue ke butik!" Avellyne berkata sambil melihat Ryos dengan mata melotot.

"Gitu aja ngambek. Ini bukan tempat pijat plus-plus. Di sini juga ada tenaga ahli cowoknya, Avel. Sudah ayo, turun!"

"Kenapa enggak bilang dari tadi. Loe kenapa suka banget candain gue."

"Karena di antara teman kita yang lain cuma loe yang asik diajak bercanda." Ryos masih saja terkekeh apalagi melihat wajah cemberut Avellyne yang terlihat lucu di matanya.

"Gue minta maaf. Sekarang kita masuk ke dalam, ya!" Ryos berhenti tertawa dan kini harus membujuk wanitanya. Lagipula dia yang salah di sini.

Padahal dia tahu kalau perasaan Avellyne sedang tidak baik-baik saja, tapi dengan nekatnya dia malah memperburuk mood wanita tersebut.

"Gue keburu enggak mood. Antar gue ke butik sekarang atau gue pesan taksi online!"

Giliran Ryos menghela napas berat. Niat hati ingin menghibur calon istrinya itu malah berakhir memperburuk keadaan karena keusilannya sendiri.

"Ayolah, Vel. Jangan ngambek gini. Emang loe enggak kasihan sama gue yang sudah antusias banget mau dipijit. Setiap kali datang ke sini gue selalu diledekin karena datang sendirian. Gue dikira tebar pesona sama staf di dalam."

"Bodoh amat. Gue enggak peduli!" Avellyne sepertinya marah sungguhan, padahal yang terjadi hanyalah hal sepele. Mungkin karena dari awal perasaannya sudah tidak nyaman. Sehingga dipancing sedikit saja membuat perasaannya semakin meledak.

"Oke, kalau loe mau balik ke butik. Gue benar-benar minta maaf karena sudah usil ke loe."

"Gue enggak bisa nganter loe karena gue sudah terlanjur sampai di sini. Loe bawa mobil ini. Nanti gue bisa telepon sopir perusahaan untuk jemput gue."

Raut wajah Ryos tampak masam. Dia juga tidak banyak bicara lagi dan langsung turun dari mobil. Sikap tersebut malah membuat Avellyne kebingungan.

Ryos terlihat berbeda. Biasanya pria itu tidak mudah menyerah untuk membujuk Avellyne yang mengambek. Biasanya dia selalu mencari berbagai cara agar Avellyne mau memaafkannya.

Sikap Ryos yang demikian tentu saja membuat Avellyne ketakutan sendiri.

1
edu2820
Kepincut sama tokohnya. 😉
B-Blue: terimakasih sudah mampir 😊
total 1 replies
✿ O T A K U ✿ᴳᴵᴿᴸ࿐
Ceritanya bikin saya ketagihan, gak sabar mau baca kelanjutannya😍
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!