NovelToon NovelToon
Gadis Ekstrovert & Dokter Introvert

Gadis Ekstrovert & Dokter Introvert

Status: sedang berlangsung
Genre:Nikahmuda / Cinta pada Pandangan Pertama / Cintapertama
Popularitas:565
Nilai: 5
Nama Author: Miss_Fey

Kisah gadis ekstrover bertemu dengan dokter introvert..
Awal pertemuan mereka, sang gadis tidak sengaja melukai dokter itu. Namun siapa sangka, dari insiden itu keduanya semakin dekat.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Miss_Fey, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 14

********

Di kediaman kakek dan neneknya, Suina datang untuk mengunjungi mereka lagi.

Namun sesampainya di sana, ia melihat sang kakek tidak berada di toko.

Sehingga Suina bisa leluasa untuk mengobrol dengan neneknya.

Kini mereka sedang berada di dapur, karena neneknya sedang membuat bakpo kacang merah kesukaan sang kakek.

"Wah, baunya menggoda banget, Nek!" Suina berkata sambil mengipasi hidungnya, aroma itu seolah memanggil-manggilnya.

"Kamu mau coba?" neneknya menawarkan sambil beranjak mengambil beberapa bakpao dari dapur.

"Boleh banget, Nek! Makasih ya." Suina menyambut tawaran itu dengan mata berbinar.

"Tapi hati-hati, Nak, masih panas tuh," peringatan nenek disertai senyum lembut.

"Iya, Nek, Suina hati-hati kok," jawab Suina sembari meniup-niup bakpao di tangannya agar cepat dingin.

Sambil menahan panas, Suina tetap ingin mencoba mencicipi bakpao itu.

" Oyh ya, pacarmu yang dokter itu kemana? Tumben nggak bareng dia kesini?" Neneknya membuka percakapan dengan nada ingin tahu.

"Oh, dia lagi sibuk di rumah sakit, Nek. Banyak pasien hari ini." Suina menjawab dengan tergesa-gesa, mencoba menyembunyikan rasa bersalah karena kebohongannya.

"Nah, nanti setelah makan, kamu bawain beberapa bakpao ini ke dia ya," Nenek berinisiatif, sambil menyiapkan beberapa bakpao dalam kantong plastik.

"Siap, Nek!" Suina mengangguk, meski di dalam hati merasa gundah.

"Setelah makan langsung pulang, ya. Nenek khawatir nanti kakek datang dan ngusir kamu lagi. Sudah sore sebentar lagi kakekmu pulang." Neneknya berbicara dengan nada cemas, menunjukkan kekhawatirannya yang mendalam.

"Iya, Nek. Makasih banyak ya buat bakpaonya." Suina tersenyum, mencoba menenangkan hati neneknya sambil mengangkat kantong plastik berisi bakpao.

Kemudian dengan cepat gadis itu pergi sebelum sang kakek datang.

Di pusat perbelanjaan, Edo baru saja selesai makan siang dengan Cindi dan ibunya.

Pria itu terlihat tidak begitu bersemangat namun tetap berusaha terlihat baik baik saja.

Setelah kegiatan makan malam mereka selesai, ibunya meminta Edo untuk mengajak Cindi jalan jalan sejenak kemudian mengantarkanya pulang.

Cindi meminta untuk pergi kesalah satu toko sepatu karena ingin membeli sepatu yang baru.

Namun dalam perjalanan menuju kesana, Edo terus saja bicara di telpon dengan pihak rumah sakit.

Hal itu membuat Cindi merasa kesal karena seperti di abaikan oleh pria itu.

" Baiklah, saya akan segera kesana. " ucap Edo di ujung panggilannya, kemudian dengan cepat pria itu mematikan panggilannya.

" Maaf, saya harus kembali kerumah sakit karena ada keadaan darurat. " ucap Edo.

" Baiklah, nggak apa apa kok. saya mengerti kesibukan seorang dokter. " jawab Cindi yang berusaha untuk tersenyum.

" Ya udah, kita pergi sekarang. " ajak Edo.

" Kemana? " tanya Cindi kaget.

" Saya akan mengantarmu ketempat ibu dulu, sebelum kerumah sakit. " jawab Edo.

" Oh! nggak usah dok, saya masih mau ketoko sepatu. apa dokter juga tertarik ingin melihat lihat model sepatu terbaru? " jawab Cindi sambil menawarkan.

" Tapi saya harus kembali kerumah sakit. " jawab Edo.

" Saya bisa menunggu jika dokter akan kembali lagi kesini, kebetulan hari ini saya bebas. " ucap Cindi.

" Saya sibuk hingga malam hari. " jawab Edo.

Mendengar itu, Cindi langsung merasa kecewa.

" Sudah saya bilang, menjalin hubungan dengan seorang dokter seperti saya sangatlah tidak menyenangkan. " ucap Edo.

Namun Cindi hanya tersenyum sinis mendengarnya.

" Saya akan mengantarmu pulang. " ucap Edo.

" Tidak perlu, dokter sebaiknya cepat kerumah sakit. saya bisa pulang sendiri. " jawab Cindi kemudian langsung meninggalkan pria itu.

" Prof! " panggil Edo, namun Cindi tidak menghiraukannya. karena ia benar benar merasa sangat kesal dan tersinggung dengan ucapan Edo.

Edo pun langsung pergi karena secepatnya harus kembali kerumah sakit.

***

Sore menjelang, Edo tiba di rumah.

Pria itu tampak sangat kelelahan setelah seharian sibuk dengan pekerjaanya di rumah sakit.

Ia meletakan ransel kerjanya di sofa ruang tengah, kemudian langsung menuju dapur.

Sesampainya di dapur, ia melihat ada sebuah pesan yang Suina tempelnya di depan kuklas.

" Maaf sebelumnya dok! Saya harus kerja hari ini, banyak yang mesti saya selesaikan. Tapi dokter tenang saja, saya janji akan makan sebelum gelap. Ngomong-ngomong, saya sempet mampir untuk mengisi ulang tempat makan dan minum putih. Oh iya, tadi saya sempat mampir ke rumah nenek, dia buat bakpao yang enak banget, loh! Udah saya taruh beberapa di meja makan untuk dor, jangan lupa makan ya. Saya juga pengin beliin dokter bakso favorit kita, tapi sayang banget warungnya tutup. Jadi saya ganti beli sate ayam, udah saya simpen di dalam microwave. Tinggal Panasin aja sebelum makan. Selamat malam, dok. Entah dokter baca pesan saya ini malem atau sore, heheh.. bye.. bye.." isi pesan yang Suina tinggalkan untuk di depan kulkas.

Edo terus tersenyum membaca pesan yang di tulis gadis itu, karena ia merasa seperti punya teman dan tidak kesepian lagi setelah pulang bekerja.

***

Keesokan harinya sekitar pukul 1 siang, Edo sedang berada di ruang istirahat para dokter besama Iyan.

Sahabatnya itu tampak serius menonton tutorial mengingat rambut lagi.

Karena ia masih merasa belum terlalu mahir melakukan untuk putrinya.

Tiba tiba Edo merasa mulai tertarik, ia pun menggeser kusrinya duduk di dekat Iyan dan mulai menonton tutorial itu dengan serius.

" Dokter masih belum terlalu mahir juga ya? " tanya sus Mia menghampiri mereka.

" Iya. " jawab Iyan.

" Terus Dr.Edo sendiri, ngapain ikut nonton? " tanya sus Mia penasaran.

" Penasaran saja. " jawab Edo singkat.

Ketika sedang serius menonton tutorial itu, tiba tiba ponsel Edo berdering.

Dengan cepat ia mengangkatnya.

" Halo! " jawab Edo.

" Baik, saya akan segera kesana. " lanjutnya yang langsung bergegas pergi.

Edo di butuhnya untuk menangani salah satu pasien masuk yang dan harus melakukan operasi darurat.

Butuh waktu beberapa jam bagi pria itu untuk berkutak dengan peralatan di ruang operasi.

" Huufff... " gumamnya lega begitu operasinya selesai.

Setelah itu ia langsung menuju resepsionis.

" Sus! " panggil Edo kepada salah satu perawat yang menjaga.

" Iya dok. " jawab perawat itu.

" Siapa dokter yang bertugas malam ini? " tanya Edo.

" Hanya satu dokter senior dan beberapa suster dok. " jawab perawat itu.

" Baiklah, saya akan ikut bertugas malam ini. " ucap Edo.

Tidak berselang lama, Sus Mia datang menghampiri mereka.

" Sus Mia! " panggil Edo.

" Iya dok, ada yang bisa saya bantu? " tanya sus Mia.

" Saya akan bertugas malam ini, apa sus Mia bisa membantu juga? " tanya Edo.

" Bisa dok, saya akan ikut bertugas juga malam ini. " jawab sus Mia.

" Baiklah, terima kasih. " ucap Edo berlalu pergi melanjutkan pekerjaanya.

Di ruang kerjanya, Edo langsung menelpon Suina.

Untuk meminta gadis itu agar datang kerumahnya, mengisi tempat makanan dan minuman si putih. karena ia akan bertugas sampi malam.

Dengan cepat Suina mengiyakan kemudian menuju kediaman Edo.

Selama berada di sana, keduanya tersambung melalui panggilan video.

Ketika sedang asyik mengobrol, tiba tiba sus Mia masuk.

Dengan cepat Edo langsung menyudahi panggilannya, dan itu membuat sus Mia penasaran.

" Ada apa sus? " tanya Edo yang berusaha bersikap biasa saja.

" Saya hanya ingin bertanya, dokter mau menu apa untuk makan malam nanti. " jawab sus Mia.

" Terserah sus saja, sama tidak pemilih soal makanan kok. " jawab Edo.

" Baiklah. " ucap sus Mia yang langsung hendak pergi.

Namun ia urungkan, karena penasaran dengan satu hal.

" Oh ya dok, apa boleh saya bertanya sesuatu? " tanya sus Mia.

" Silahkan. " jawab Edo.

" Apa dokter punya pacar baru? " tanya sus Mia.

Edo langsung kaget mendengar pertanyaan sahabatnya itu.

" Mia! " ucap Edo menatap sus Mia datar.

Mendengar ucapan Edo, sus Mia langsung faham sambil menahan tawanya.

" Ya udah, saya permisi. tapi saya masih ingin tau dok. " ucap Sus Mia bergegas keluar.

Edo hanya bisa menggeleng sambil tersenyum, karena melihat tingkah kedua sahabatnya yang selalu ingin tau kehidupan pribadinya.

Hari mulai beranjak sore, Edo kembali menelpon Suina melalui panggilan video begitu mendapatkan pesan jika gadis itu telah selesai mengurus si putih dan akan kembali kerumahnya.

" Ada apa dok? " tanya Suina yang sudah dalam perjalanan pulang.

" Nggak, saya hanya ingin memastikanmu sampai rumah dengan selamat. " jawab Edo.

Suina langsung tersenyum mendengarnya.

Di lihatnya pria itu tengah menikmati makan malamnya, sambil mengobrol denganya.

" Apa ada keadaan darurat di rumah sakit? sampai dokter harus lembur malam ini? " tanya Suina penasaran.

" Em! " jawab Edo di sela sela makannya.

" Oh ya? parah banget dong sampai dokter harus lembur. " ucap Suina kaget.

" Dia punya masalah jantung yang cukup serius, dan saya yang di percaya untuk menanganinya. " jawab Edo.

" Pasti keluarganya akan sangat sedih. " ucap Suina yang ikut prihatin mendengarnya.

Ketika sedang asyik mengobrol, tiba tiba Suina jatuh karena tidak memperhatikan jalananya.

" Aw! " jerit gadis itu.

" Kenapa?! " tanya Edo kaget.

" Nggak apa apa, saya hanya jatuh karena nggak lihat jalan dengan benar. " jawab Suina.

" Hati hati, ada yang luka? " ucap Edo cemas sambil bertanya.

" Nggak ada. " jawab Suina tertawa.

" Lihat jalannya, bukan ponselnya. " ucap Edo.

" Dokter tau nggak, dulu saat kecil. gigi depanku pernah patah karena jatuh seperti tadi, terus ayah langsung membawaku kedokter gigi. aku benar benar sangat takut, karena aku fikir dokter itu akan mencabut semua gigiku. " ucap Suina yang mulai menceritakan masa kecilnya dengan sangat antusias.

Edo langsung tersenyum lebar mendengarnya, namun bukan karena cerita masa kecil gadis itu. melainkan cara bicara Suina yang sudah tidak menggunakan bahasa formal lagi denganya.

Suina terlihat begitu semangat menceritakan kenangan masa kecilnya itu, hingga membuat Edo tidak merasa jenuh ketika sedang makan sendiri di ruang kerjanya.

Malam menjelang sekitar pukul 10, Edo kembali memeriksa pasien yang baru saja mendapatkan operasi darurat itu.

Ia harus terus memantaunya, karena takut kondisi pasien itu menurun secara tiba tiba.

Sepanjang malam, Edo terus saja bolak balik keruangan pasien itu untuk memeriksa keadaanya secara berkala.

Keesokan harinya ketika hari sudah menjelang ore, kondisi pasien itu mulai menunjukan tanda tanda membaik.

Hal itu membuat Edo merasa lega, karena berhasil membuat pasiennya melewati masa kritisnya.

" Huuff...  benar benar hari yang melelahkan. " gumam Edo sambil menyandarkan kepalanya di kursi kerjanya.

Kemudian ia mengambil ponselnya dan mengubungi Suina lagi.

" Halo dok! " jawab Suina yang langsung mengangkat panggilannya.

" Terima kasih. " ucap Edo tiba tiba.

" Hah? terima kasih untuk apa? " tanya Suina kaget.

" Karena sudah membantu saya. " jawab Edo.

" Kapan aku bantu dokter? " tanya Suina bingung.

" Sudahlah, tapi sekali lagi terima kasih. saya berhutang padamu. " jawab Edo.

" Aku jadi bingung. " ucap Suina bingung sambil menggaruk garuk kepalanya.

Edo pun tertawa mendengarnya.

" Oh ya, apa kamu akan mampir melihat putih hari ini? " tanya Edo.

" Em! aku akan mampir. " jawab Suina.

" Saya akan pulang setelah ini, kamu ingin makan apa? nanti saya belikan sebagai ucapan terima kasih. " tanya Edo.

" Benarkan? apa saja? " tanya Suina yang langsung antusias.

" Em! apa saja. saya akan memberikanmu kebebasan untuk hari ini." jawab Edo.

" Coklat, aku pengen makan yang manis manis. " pinta Suina.

" Baiklah, ada lagi? " jawab Edo sambil bertanya.

" Mm.. Aku fikirkan dulu mau apa lagi. " jawab Suina.

" Baiklah, telpon saya setelah kamu memutuskan menu apa lagi. " ucap Edo.

" Iya! terima kasih dok. " jawab Suina yang benar benar merasa sangat senang.

Edo pun langsung mematikan panggilannya, kemudian lanjut memeriksa beberapa pasiennya sebelum ia pulang.

Menjelang magrib pria itu langsung bersiap siap untuk pulang.

Setelah mengemasi beberapa barangnya, Edo langsung keluar dari ruang kerjanya dan singgah sebentar di ruang istirahat para dokter untuk menyapa mereka.

" Pulang Do? " tanya Iyan.

" Em! kamu yang bertugas malam ini? " jawab Edo sambil bertanya.

" Em! " jawab Iyan mengangguk.

" Ya udah, sampai jumpa. " ucap Edo pamit.

Dalam perjalanan pulang, Edo terjebak macet. karena jam itu merupakan waktunya orang orang pulang bekerja.

" Sepertinya macet banget. " gumamnya.

Tiba tiba ponselnya berdering tanda pesan masuk.

Dengan cepat Edo melihatnya kemudian ia langsung tersenyum.

Ternyata Suina yang mengirimkannya pesan.

" Aku pengen martabak coklat ekstra toping dan juga jus alpukat. " isi pesan Suina.

" Martabak coklat? di mana aku harus menemukannya? " gumam Edo bingung, karena ia memang jarang bahkan hampir tidak pernah memakan makanan itu.

Ia menjalankan mobilnya dengan sangat pelan, sambil melihat lihat kebahu jalan berharap menemukan penjual makanan itu.

Setelah cukup lama keliling dan bertanya. akhirnya Edo menemukan satu penjual.

Dengan cepat ia turun dari mobil kemudian memesan sesuai dengan permintaan Suina.

Buruh waktu beberapa menit agar pesanannya siap, setelah selesai. Edo lanjut mencari penjual jus alpukat.

Pukul 10 malam, barulah pria itu tiba di rumah.

Jalanan yang cukup macet, membuatnya terlambat pulang dari biasanya.

Sesampainya di rumah, keadaan di dalam sudah sangat gelap.

Di lihatnya si putih menunggunya di depan teras rumah.

" Kamu ngapain di sini? " ucap Edo yang berbicara pada hewan itu.

" Apa Suina lupa menutup pintunya sebelum pergi? " gumam Edo penasaran, karena melihat pintu rumahnya sedikit terbuka.

Ia pun menggendong kucing itu dan membawanya masuk kedalam.

" Putih! putih! siapa yang akan memakan makanan ini? " ucap Edo sambil meletakan kucing itu di dalam keranjang tidurnya.

Kemudian ia meletakan ransel kerjanya dan juga makanan itu di meja sofa, setelah itu Edo menyalakan semua lampu yang ada karena hendak menuju dapur.

Begitu ruangan yang ada di rumahnya terang, Edo langsung melihat Suina yang tengah tertidur pulas di sofa ruang tengahnya.

Rupanya gadis itu ketiduran karena menunggunya pulang.

Lama Edo memperhatikan gadis itu sambil tersenyum.

Kemudian perlahan lahan tanganya mulai terulur, merapikan rambut Suina yang menutupi wajahnya.

" Kamu benar benar penuh kejutan. " gumam Edo yang terus memandanginya sambil tersenyum.

Kemudian ia mengambil selimut dan menyelimuti gadis itu, tidak lupa memperbaiki posisi tidur Suina agar merasa nyaman.

" Mh! " gumam Suina di tengah tengah tidurnya karena merasa terusik.

" Ssstt.. " ucap Edo menenangkannya seperti anak kecil agar kembali tertidur.

Setelah itu ia duduk di meja sofa depan gadis itu, dan terus memperhatikan wajah damai Suina yang kembali terlelap sambil tersenyum.

###NEXT###

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!