NovelToon NovelToon
Sukses Setelah Disepelekan

Sukses Setelah Disepelekan

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Spiritual / Berbaikan / Ibu Mertua Kejam
Popularitas:2.3k
Nilai: 5
Nama Author: FAMALIN

Wanita yang sering menangis dalam sujudnya, dia adalah Syifa Salsabila, seorang istri yang selalu dihina dan direndahkan ibu mertua dan saudara iparnya lantaran ia hanya seorang ibu rumah tangga tanpa berpenghasilan uang membuatnya harus berjuang. Dengan kesabaran dan perjuangannya yang tak kenal lelah akhirnya kesuksesan pun berpihak padanya. Akankah ia balas dendam setelah menjadi sultan? ...

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon FAMALIN, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 14

"Hatiku sudah terbuka lagi, Kak. Tapi dengan orang yang salah, hiks ...' ungkap hatinya pedih.

"Zak? Jawab dong pertanyaan kakak!"

"Hmm, sebenarnya aku juga ingin membangun kesuksesan disini, Kak. Tapi sepertinya itu sangatlah berat dan penuh tantangan."

"Apanya yang berat? Selama usaha kamu di iringi doa yang serius, Insyaa Allah akan berhasil kok?!"

Zaki terdiam, ia bingung harus menata jalan gimana lagi, satu sisi harus menemani bapaknya dan satu sisi lagi ia harus menghindar dan menjauhi Syifa.

Inem semakin mendekati Adiknya, ia berbisik "Besok kalau kamu ada waktu Kakak kenalin deh kamu dengan adik teman kakak, dia orangnya cantik dan baik, gimana?"

"Nggak ah, saat ini aku lagi nggak ingin kenal dengan siapapun dulu, Kak."

"Zak, kalau kamu masih berat untuk move on dari Melisa sama saja kamu tidak menerima takdir dari Allah, karena kematian itu sesuatu kehendak Allah yang tidak bisa di usahakan oleh manusia, Zak!"

'Ini bukan tentang Melisa lagi, Kak. Tapi tentang orang baru yang ada di hidupku, dia seperti sosok yang dihadirkan oleh Tuhan untuk menguji keimananku, hiks ...' pikirnya sedih dan kecewa.

"Zak? kenapa diam saja, malah melamun?"

"Sepertinya aku lelah, Kak. Sebaiknya aku pulang saja ke rumah bapak."

"Ya sudah, btw Terima kasih sudah bantuin kakak jaga warung."

"Heum, aku pulang dulu Assalamualaikum,"

"Wa'alaikumussalam."

Baru sampe di halaman rumah kakaknya, Zaki bertemu dengan seorang anak kecil yang baru pulang dari sekolah "Om Zaki ..." panggil anak kecil itu dengan senang.

"Eh Nasya (putri Inem), baru pulang sekolah kah?"

"Iya, Om. Om Zaki mau kemana?"

"Pulang, Om capek mau istirahat,"

"Yah, padahal aku ingin mainan sama Om Zaki loh, tapi ..." ungkap Nasya sambil menunduk karena sedikit kecewa.

Inem menghampiri putrinya yang baru pulang dari sekolah TK dengan di antar oleh jemputan sekolah.

"Nasya sayang, Om Zaki sudah dari tadi bantuin ibu jaga warung dan sekarang mau pulang ke rumah Kakek untuk istirahat, kalau kamu mau maen sama om Zaki besok saja ya,"

"Ya sudah, nanti aku bermain sama Tante Syifa aja."

"Tante Syifa?" tanya Zaki antusias.

"Iya, Tante Syifa yang tinggal di rumah Om Fahri, Tante Syifa sering ngajarin aku menggambar dan mewarnai, Om."

Zaki mensejajarkan tubuhnya dengan gadis mungil nan menggemaskan itu, ia tiba-tiba tertarik dengan cerita keponakannya yang membahas nama Syifa sehingga ia mengurungkan niatnya ingin pulang.

"Tapi sekarang kan Tante Syifa sedang hamil besar, kasian kalau kamu gangguin, Nasya! Ya sudah biar Om saja yang nemenin kamu main,"

"Bener, Om? Asiiikkkk ..." ucap Nasya kegirangan.

"Kalau gitu buruan Nasya ganti baju dulu gih, Om tunggu di teras sana, Okay?"

"Okay, Om."

Sambil menggandeng putrinya, Inem sangat senang karena akhirnya Zaki seolah bisa menggantikan peran suaminya yang selalu sibuk berkerja hingga jarang punya waktu untuk keluarga.

Zaki menemani Nasya bermain dengan penuh kasih sayang, ia mengajari gadis kecil itu caranya mewarnai dengan gradasi sehingga tercipta warna-warna yang indah di setiap bentuk yang ia gambar.

~~

Menjelang sore hari dengan membawa sapu lidi Syifa bersiap ingin menyapu halaman rumah yang kotor dengan banyaknya dedaunan kering yang jatuh dari pohon mangga yang ada di depan rumahnya.

"Aduhh, perut semakin membuncit ternyata susah buat menyapu halaman," keluh Syifa sambil mengelus-elus perutnya.

GRUUNGGG suara motor Fahri memasuki halaman rumah.

"Assalamualaikum," ucap salamnya sambil turun dari motor.

"Wa'alaikumussalam, sudah pulang, Mas?"

"Iya, di kantor nggak banyak kerjaan, ya udah bisa pulang lebih awal,"

Syifa menghampiri suaminya dan segera meraih tangannya untuk dicium dan Fahri juga langsung mengelus lembut perut sang istri sebagai kontak dengan calon si buah hati.

Tanpa sengaja dari depan rumahnya Zaki melihat aktivitas Itu spontan hatinya pun merasakan sedikit cemburu 'Wahai hati, please deh Syifa itu bukan siapa-siapamu jadi kenapa merasa cemburu??' tanya logikanya menyadarkan tapi ia juga nggak ingin masuk ke dalam rumahnya lagi untuk menghindar.

Rasa cinta yang di alami Zaki adalah rasa yang tak di inginkannya, semua terjadi begitu saja tanpa bisa di kendalikan. Walaupun tidak ada harapan untuk bersama namun dengan hanya melihat Syifa setiap hari baginya sudah membuatnya sangat bahagia dan lega.

"Perut kamu sudah sebesar gini kenapa masih menyapu halaman, Sayang? apalagi sambil membungkuk gitu apa perutnya nggak sakit?" tanya Fahri pada Syifa.

"Sebenarnya memang terasa nggak nyaman sih, Mas. Tapi kalau bukan aku yang nyapu halaman lalu siapa lagi?"

"Kan ada dek Fani? Suruh saja dia supaya gantian!"

"Meminta tolong dek Fani itu sama aja memantik keributan, Mas. Aku nggak mau itu terjadi."

"Tapi dia kan juga harus ngerti kondisi kamu Syifa? apalagi kamu itu kakak iparnya bukan pembantu!"

"Udah nggak apa-apa kok aku yang nyapu, insyaa Allah dengan pelan-pelan semua akan aman."

"Nggak bisa! jujur Mas kasian sama kamu. Fanii ..." Teriak Fahri memanggil adiknya.

"Ada apa sih, Fahri? Kok panggil-panggil Fani?" sahut Rita datang menghampiri.

"Fani mana, Bu?"

"Masih tidur, kenapa?"

"Lihat lah Syifa, Bu. Perutnya sudah segede gini kenapa masih disuruh menyapu? Daripada dek Fani itu hanya tiduran kan seharusnya bisa gantiin Syifa nyapu?"

"Eh Fahri, wanita yang hamil besar itu memang harus rajin-rajin bekerja biar nanti persalinannya lancar! Jadi biarkan saja Syifa menyapu!"

"Bu??"

"Udah lah, Mas. Nggak usah ribut! Aku nggak apa-apa kok menyapu halaman ini sampe jalanan sana."

"Nggak apa-apa gimana? Itu kakimu saja pada bengkak gitu loh, Syif??"

"Sstttt, daripada berdebat disini mending Mas Fahri sekarang masuk rumah gih, di meja sudah ku siapkan teh hangat dan beberapa cemilan."

"Kamu memang sukanya seperti ini, Syif. Rela mengalah demi mendamaikan suasana." ujarnya lalu segera memasuki rumah.

Setelah Fahri pergi, Rita mendekati Syifa "Dengar ya Syifa, jangan suka mengadu pada suami! karena bagaimanapun Fahri tidak mungkin memilih istri daripada ibu, dalam arti lain anak laki-laki adalah milik ibunya selama-lamanya! Paham?!" ucapnya keras dengan nada penuh penekanan lalu pergi begitu saja.

Dari kejauhan Zaki mendengar perkataan Rita pada Syifa, seketika hatinya ikut teriris kala wanita yang dicintainya terus di tekan dan diperlakukan buruk oleh ibu mertuanya sendiri.

Zaki menatap Syifa dengan rasa penuh iba dan tanpa sengaja Syifa juga menatap Zaki hingga membuatnya sangat malu walau sebenarnya dia tidak bersalah sama sekali. Syifa langsung ...

Bersambung ...

Yang mau meninggalkan jejak di bab ini, saya ucapkan banyak terima kasih, semoga sehat selalu dan bahagia .. Aamiin

Sekecil apapun support dari Readers sangat berpengaruh untuk author 💞🌹

1
Tình nhạt phai
Sudah nunggu dari kemarin-kemarin, ayo dong thor.
FAMALIN: Okay Kak .. Siap
inj baru nulis untuk bab 3
🙏🥰
FAMALIN: Okay Kak .. Siap
inj baru nulis untuk bab 3
🙏🥰
total 2 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!