Penyesalan Tiada Arti

Pukul 15.30 wib

Dibalik tembok panel mobil keluarga Wati terparkir karena garasi Ardi hanya cukup untuk satu mobil dan motor saja.

Beberapa tetangga ada yang melihat tamu keluarga Ardi .

"Silahkan diminum teh hangatnya" Yanti mempersilahkan tamunya.

"Jadi merepotkan,maaf ya!" jawab Wati.

"Papa aku mau lihat ikan, katanya papa punya ikan banyak ?" tanya si dedek.

"Yuh ,kita naik ke atas, ada kolam ikan koi !" ajak Ardi, di ikuti para tamunya naik ke atas.

Mereka pun mengobrol di ruang keluarga dan di teras sambil melihat pemandangan dari atas.

Sedangkan Nining dikamar bawah, setelah mandi dan sholat ashar, dia masih dikamar rasanya dia malas untuk menemani tamunya itu, hufffftt .... mereka benar - benar menyebalkan, gumannya.

"Assalamu'alaikum..."

Wagi mengucap salam.

Rupanya Ardi menyuruh keluarga kakak nya untuk datang kerumah, karena jarak rumahnya tidak jauh hanya 10 menit dengan berjalan kaki...maka mereka pun datang dengan anak,menantu dan cucunya.

Jadi di rumah Ardi banyak sekali tamu.

"Wa'alaikumsalam" jawab Nining sambil membuka pintu.

" Mana Ning tamunya, katanya mampir ke sini ?" tanya Wagi bersemangat.

" Di atas pakde yang lega sambil lihat pemandangan!"

"Kok kamu tidak keatas, tidak menemani tamunya ?"

"Nggak usah canggung ,toh nanti mereka juga bakal jadi keluarga mu Ning !"

Deg !!!

Perkataan kakak ipar ini sungguh membuat Nining kaget.

"Saya baru selesai mandi dan sholat Pakde" jawab Nining jujur.

"Ya sudah sekarang naik ke atas, ngapain sendiri di bawah ada tamu malah nggak ditemuin !"

"Ayo Ning ke atas " ajak mbak Sum.

Sementara di atas ramai suara orang mengobrol, dan si dede serta cucu cucu dari pak Wagi bermain ikan.

"Mah... beli kan ayam McD buat mereka,pasti sudah lapar !" Ardi menyuruh Nining yang baru gabung dengan tamunya..

" Sudah pada lapar ya....kita makan ayam mau tidak ? " tanya Ardi pada tamunya.

"Ahh...bosan makan ayam terus !" tamunya menjawab.

"Ohh....kalau gitu bagaimana kalau mi ayam atau bakso ?" tanya Ardi lagi.

" Ya boleh... Kayaknya seger makan bakso yang pedes !" sahut Wati.

"Sebentar saya telpon Nono dulu biar disiapkan baso dan mi ayamnya " sambil berlalu Ardi masuk kamar untuk mengambil handphone nya.

*Nono adalah saudara sepupu Ardi yang sudah beberapa tahun menjadi penjual bakso dan mi ayam.

Kios baksonya ada dipinggir jalan tak jauh dari rumah Ardi.

Sambil menunggu pesanan mereka pun ngobrol satu sama lain. Nining merasa tidak dianggap, dia hanya memainkan hp saja karena yang lain apalagi suami nya sok akrab dengan keluarga Wati.

"Nah daripada nanti repot makan bakso disini ngeluarin mangkok, mendingan kita makan langsung saja di kiosnya" saran Wagi pada tamunya.

"Tidak jauh kok....jalan kaki 5 menit juga sampai"

"Ya udah ayo ke kiosnya" jawab Ardi

Mereka pun keluar rumah menuju kios Nono

Tinggal Nining dan Sumi berdua.

" Ning....kamu harus amankan sertifikat rumahmu yang di luar kota ,simpan itu sebagai pegangan buat anak-anak mu!"

",Iya mbak" jawab Nining

"Ya sudah,mbak mau.nyusul ke kios, kamu ikut nggak Ning !"

"Saya dirumah saja mba, mau bersih bersih rumah"

Sumi pun turun kebawah dan menyusul ke kios bersama Yanti yang sedang beberes di bawah.

Setelah selesai bebenah, Nining masuk ke kamar nya di atas., Hatinya sedih...kacau....kecewa...dengan apa yang dialami hari itu. Tidak mengira juga kalo kakak iparnya lebih pro dan mendukung keinginan Ardi

Tak terasa air mata nya yang hangat jatuh membasahi pipinya.

Lama Nining mengurung diri dikamar sementara yang lain bercanda ria di kios bakso milik Nono.

Setelah kenyang makan bakso, Ardi memboyong tamunya itu untuk kembali kerumahnya.

Tetangga yang melihat Ardi begitu akrab dengan tamunya, apalagi Ardi jalan beriringan dengan Wati membuat tetangga itu semakin penasaran, karena Nining tak ada bersama nya.

Wahhh.....jadi bahan gosip !!!