NovelToon NovelToon
Istri Terbuang

Istri Terbuang

Status: sedang berlangsung
Genre:Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Janda / Crazy Rich/Konglomerat / Cinta pada Pandangan Pertama / Mengubah Takdir
Popularitas:4.7k
Nilai: 5
Nama Author: ummushaffiyah

Sepenggal kisah nyata yang dibumbui agar semakin menarik.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ummushaffiyah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 13 — Sunyi yang Menjawab

Malam pertama di kontrakan barunya terasa asing, namun sekaligus menenangkan.

Tidak ada suara piring dibanting.

Tidak ada langkah terburu-buru orang yang sedang marah.

Tidak ada pintu ditutup keras-keras.

Tidak ada suara ibu mertua memanggil dengan nada tinggi.

Hanya kesunyian.

Kesunyian yang… indah.

Zahwa duduk bersila di lantai, lampu dapur menjadi satu-satunya penerang.

Lantai masih dingin, belum ada karpet, belum ada kasur, cuma koper kecil yang menjadi sandaran punggungnya.

Ia menatap jendela kecil yang terbuka ke arah pekarangan kosong.

Angin lembut menerpa wajahnya, seperti mengusap luka-luka yang ia bawa.

Sudah berapa lama ia tidak merasakan… damai?

Seolah kontrakan sederhana itu membisikkan sesuatu, pelan:

“Di sini kamu aman.”

Zahwa menutup mata.

Ingatan masa lalu bergantian lewat seperti putaran film:

Wajah Farhan saat pertama melamarnya, senyum yang dulu hangat.

Tahun-tahun ketika mereka masih bisa saling bercanda.

Momen ketika Zahwa masih punya harapan untuk membangun keluarga harmonis.

Lalu…

Bayangan Farhan yang berubah.

Sikapnya yang dingin.

Ucapan-ucapannya yang menusuk.

Keluarganya yang menyingkirkan Zahwa perlahan-lahan.

Hingga akhirnya ia turun dari rumah yang dibangunnya sendiri—bukan sebagai istri, tapi sebagai tamu yang tidak diinginkan.

Tanpa sadar, air mata Zahwa jatuh.

Namun berbeda dengan tangisan sebelumnya, kali ini tidak ada kepanikan.

Tidak ada ketakutan mendalam.

Tidak ada rasa tidak aman.

Ini… tangisan pelepasan.

Tangisan seseorang yang akhirnya bisa membiarkan hatinya istirahat.

Zahwa mengusap pipinya, menarik napas panjang, lalu tersenyum kecil.

“Aku baik-baik saja… Aku bisa mulai lagi,” ucapnya pada dirinya sendiri.

Ia berdiri pelan, menyalakan lampu utama, dan membuka buku catatan kecil—buku yang selalu ia gunakan untuk mencatat ide masakan sejak dulu.

Halaman kosong menanti.

Dan untuk pertama kalinya, Zahwa menuliskan sesuatu bukan untuk suaminya, bukan untuk mertua, tapi untuk dirinya sendiri.

Konsep Menu Sampel – Untuk Daniel & Ibu

Zahwa menuliskan dengan rapi:

Rendang Ibu Nusantara (Versi authentic)

• Rendang daging slow-cook

• Bumbu rempah lengkap

• Tekstur kering, tahan lama

• Minim pedas agar cocok untuk lansia

Ayam Ungkep Kuning - Aroma Kampung

• Ayam rempah kunyit

• Rasa hangat dan gurih

• Cocok untuk digoreng atau dipanaskan kembali

• Aman sebagai frozen menu

Sambal Terasi Panggang – Mild

• Terasi bakar

• Tomat segar

• Level pedas rendah

• Menawarkan cita rasa “Indonesia asli” tapi tetap ramah lidah

Sayur Lodeh Putih – Comfort Food

• Lodeh santan ringan

• Labu siam, kacang panjang, tahu

• Signature “masakan ibu di rumah”

Bonus: Klepon Frozen

• Bisa direbus kapan pun

• Manis alami, cocok untuk nostalgia masa kecil

Zahwa menatap pilihannya, menu simpel, tapi penuh memori Indonesia.

Menu yang bisa membawa rasa pulang bagi orang yang hidup jauh di negeri lain.

Ia kemudian mulai menuliskan konsep packaging, jadwal masak, perhitungan biaya, hingga rencana pengiriman sample.

Zahwa yang dulu sering diremehkan, kini kembali memakai otaknya, kemampuannya, rasa cintanya pada dapur.

Ia memotret konsep menunya, lalu mengirim ke Daniel.

Tak lama kemudian balasan masuk.

> “Wah, Mbak… Ibu saya pasti suka.

Tolong buatkan semuanya ya.

Saya bayar full untuk bahan & tenaga.

Take your time, tidak buru-buru.”

Zahwa memandang pesan itu lama.

Dadanya terasa hangat.

Bukan hanya karena uang.

Bukan hanya karena kesempatan.

Tapi karena ini… untuk pertama kalinya dalam waktu yang sangat lama…

Ada orang yang bicara padanya tanpa nada meremehkan.

Menghargainya.

Mempercayai hasil kerjanya.

Ia tersenyum.

Kontrakan kecil ini mungkin sederhana, tapi rasa syukur yang tumbuh di dalamnya sangat besar.

Dan malam itu, Zahwa tidur di lantai dingin, tapi hatinya terasa lebih hangat daripada rumah besar mana pun sebelumnya.

1
Hafshah
terus berkarya
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!