NovelToon NovelToon
Se Simple Bunga Selamat Pagi

Se Simple Bunga Selamat Pagi

Status: sedang berlangsung
Genre:Ketos / Diam-Diam Cinta / Cintapertama / Idola sekolah
Popularitas:691
Nilai: 5
Nama Author: happy fit

kinandayu gadis cantik tapi tomboy terlihat semaunya dan jutek..tp ketika sdh kenal dekat dia adalah gadis yang caring sm semua teman2 nya dan sangat menyayangi keluarga nya....

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon happy fit, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

chapter 13- tujuh hari, tujuh soal dan seribu perasaan

Hari kedua ujian, Kinan datang ke sekolah dengan semangat yang setengah hidup. Rambut kuncir kudanya agak miring, sweater hijau sage yang kemarin udah ganti jadi warna cokelat muda, tapi lingkar matanya masih setia menemani.

“Kin, kamu kayak zombie tapi versi estetik,” celetuk Maya begitu lihat temannya datang.

“Minimal zombienya masih punya cita-cita, May,” jawab Kinan sambil ngulet.

Mereka ketawa bareng, tapi dari arah gerbang kelihatan Danu datang. Cowok itu kelihatan tenang, tapi sejak kejadian di koridor beberapa hari lalu, ada sesuatu yang beda. Tatapannya gak sehangat biasanya, senyumnya lebih singkat.

“Pagi,” sapa Danu singkat waktu lewat.

“Pagi juga,” jawab Kinan, tapi cowok itu udah jalan duluan.

Maya langsung bisik, “Uh-oh… ini dinginnya bukan karena AC kelas.”

Kinan menatap punggung Danu sebentar. “Kayaknya aku harus beli jaket anti-salah paham.”

---

Ujian hari kedua adalah Matematika, alias hari penuh air mata dan kalkulator ilegal.

Kinan menatap kertas soal kayak liat makhluk asing.

“Maya, ini soal nomor dua ngomong apa sih?”

“Ngomong, ‘Selamat datang di neraka kecil, silakan menjerit.’”

Kinan ngakak pelan, lalu nulis asal sambil bergumam, “Danu pasti bisa jawab ini tanpa mikir…”

Rafi yang duduk satu baris di belakang langsung nyeletuk, “Kalau kamu butuh tutor mendadak, aku siap kok.”

Kinan nengok sebentar, senyum. “Aku butuh sih, tapi waktunya udah minus tiga menit.”

Guru pengawas ngelirik mereka dengan tatapan maut. Semua langsung pura-pura tenang. Tapi jantung Kinan gak tenang sama sekali — bukan karena soal, tapi karena tiap kali dia nyontek pandangan ke belakang, Danu gak pernah sekalipun nengok.

---

Hari ketiga, ujian Bahasa Inggris. Kinan udah agak mendingan mood-nya, apalagi Rafi dateng lebih pagi dan bawa dua cup kopi susu.

“Buat kamu,” katanya sambil senyum. “Biar otaknya nyala.”

Kinan nerima, “Wah, terima kasih. Ini kopi atau alat peredam stres?”

“Dua-duanya,” jawab Rafi ringan.

Danu yang baru datang sempat berhenti sebentar di depan mereka.

“Pagi,” katanya datar.

Kinan senyum, “Pagi juga, Dan. Mau kopi?”

“Gak, makasih. Aku udah punya.”

Danu lalu jalan ke kelas, ninggalin aroma dingin yang gak bisa dijelaskan. Maya langsung nyeletuk, “Fi, kayaknya kopi kamu kalah pahit sama situasi ini.”

Rafi cuma nyengir, “Santai aja. Kadang rasa butuh waktu buat berubah jadi manis.”

Kinan diam, tapi dalam hati: Tolong, kenapa semua obrolan sekarang terdengar kayak metafora patah hati? 😭

---

Hari keempat, ujian Fisika.

Suasana kelas udah kayak campuran antara doa, air mata, dan keringat.

“Rafi, kamu yakin rumus gaya normal itu begini?” bisik Kinan pelan.

“Yakin banget. Kalau salah, berarti aku korban sistem.”

“Berarti kita dua korban,” balas Kinan lirih sambil senyum kecil.

Tapi Danu yang duduk di baris depan sempat noleh sekilas, wajahnya gak bisa dibaca. Pandangan itu cuma sebentar, tapi cukup buat Kinan ngerasa kayak ketahuan melakukan kejahatan akademik.

Selesai ujian, Danu langsung keluar tanpa ngomong apa-apa.

Kinan menatap punggungnya lagi, kali ini sambil mendesah.

Maya menepuk bahunya. “Kayaknya ini bukan soal Fisika yang bikin kamu mumet.”

“Iya. Ini gaya gravitasi perasaan, May.”

---

Hari kelima, ujian Sejarah.

Kinan pakai sweater biru muda dan kuncir kudanya kali ini agak rendah. Meski capek, dia masih sempat bercanda sama Maya di taman sebelum bel masuk.

“Kalau aku gagal ujian, aku mau pindah jadi pedagang bakso keliling.”

Maya ngakak. “Oke, asal aku jadi kasirnya.”

Tiba-tiba, Nadia dan dua temannya lewat. Kali ini nadanya tajam lagi.

“Lucu ya, orang yang katanya sibuk belajar, tapi sempet flirting sama dua cowok sekaligus.”

Kinan menatapnya tanpa ekspresi. “Nad, kamu harusnya belajar juga, biar bisa bedain antara ngobrol dan flirting.”

Nadia nyengir. “Oh, aku bisa bedain kok. Soalnya kamu terlalu sering yang kedua.”

Maya udah mau maju, tapi Kinan tahan. “Santai, May. Aku gak mau ujian hari ini jadi perang dunia ketiga.”

Rafi kebetulan lewat dan langsung nyamperin. “Ada apa ini?”

Nadia nyengir, “Oh, gak apa-apa kok. Cuma diskusi ringan tentang definisi moral.”

Rafi menatapnya dingin. “Kalau gitu diskusinya cukup sampai sini.”

Kinan menatap Rafi, lalu Nadia pergi dengan langkah cepat.

Maya berbisik, “Kin, sumpah ya, hidup kamu tuh kayak sinetron tapi versi lucu.”

Kinan senyum lesu. “Aku cuma berharap gak ada episode berdarahnya.”

---

Hari keenam, ujian Kimia.

Langit mendung, suasana hati juga mendung. Danu masih cuek, Rafi makin perhatian, dan gosip tentang Kinan makin ramai.

Di kantin, dua siswa nyeletuk cukup keras, “Itu tuh, si Kinan. Katanya dua-duanya ngejar dia.”

Kinan denger, tapi pura-pura gak peduli. Maya yang di sebelahnya udah siap ngamuk.

“Kin, aku tonjok aja nih mereka?”

“Gak usah, May. Nanti malah trending topic.”

Tapi tiba-tiba Danu lewat, berhenti sebentar, dan bilang pelan, “Udah, abaikan aja. Mereka cuma iri.”

Kinan menatapnya, “Kamu masih marah ya, Dan?”

“Enggak. Cuma lagi mikir,” jawab Danu singkat, lalu pergi lagi.

Kinan bengong. “Mikir apa sih?” gumamnya pelan.

Maya nyengir. “Mikir gimana caranya biar gak kalah saing.”

Kinan: 😭😭😭

---

Hari ketujuh. Ujian terakhir. Akhirnya.

Semua anak bersorak lega begitu bel tanda selesai berbunyi.

Kinan berdiri, kuncir kudanya udah setengah lepas, tapi senyumnya paling lebar.

“AKU BEBASSS!”

Maya ikut teriak, “MERDEKAAAAA!”

Rafi datang bawa es krim. “Untuk pahlawan ujian yang bertahan tanpa tumbang.”

Kinan nerima, “Wah, ini hadiah manis banget. Makasih ya, Fi.”

“Tenang aja, aku punya satu lagi buat nanti sore. Aku traktir nonton film, mau?”

Kinan agak kaget. “Nonton? Hari pertama libur ujian?”

“Yup. Kamu butuh istirahat. Aku tunggu jawabannya.”

Sebelum Kinan bisa jawab, Danu muncul di belakang. “Kinan, nanti sore kamu belajar kelompok lagi sama Maya, kan?”

Kinan bengong. “Ehm, iya… mungkin.”

“Kalau udah selesai, kabarin aku. Aku pengen ngobrol.”

Rafi menatap Danu, senyumnya tipis. “Ngobrol? Bahas nilai atau bahas rasa?”

Danu balik menatap, nada suaranya dingin tapi tenang. “Tergantung siapa yang lebih jujur duluan.”

Suasana langsung tegang beberapa detik. Maya buru-buru narik Kinan pergi. “Oke, sebelum dua cowok ini duel, kita cabut dulu.”

---

Sore harinya, di rumah, Kinan duduk di balkon sambil makan es krim dari Rafi. Kaisaka, adiknya, muncul sambil bawa kucing.

“Kak Kinan, kamu kenapa senyum-senyum sendiri?”

“Enggak, cuma lega ujian udah kelar.”

“Yakin cuma itu? Tadi aku liat Kak Danu nongol depan rumah bentar.”

Kinan langsung tegak. “APA?!”

“Iya, tapi cuma sebentar. Mungkin mau kasih semangat.”

Kinan bengong, sementara ponselnya bunyi.

Satu chat masuk dari Danu:

> “Aku pengen ketemu bentar. Gak penting sih, cuma… ada hal yang harus aku bilang sebelum terlambat.”

Dan di saat yang sama, satu notifikasi lain muncul:

> “Rafi: Jadi, jadi gak nonton film sore ini? 😉”

Kinan menatap dua nama itu di layar HP-nya, lalu mendesah panjang.

“Tujuh hari ujian selesai, tapi ujian hati baru mau mulai,” gumamnya sambil memakan sendok terakhir es krimnya.

---

To Be Continued… 🍦💔

BEST boleh gak sih minta ❤️ nya sepi banget nih best 🥱

1
Rachmad Irawan
semangat author.. jangan lupa update yg rutin ya thor 😍😍 love you author
Guillotine
Bravo thor, teruslah berkarya sampai sukses!
Winifred
Gak terasa waktu lewat begitu cepat saat baca cerita ini, terima kasih author!
happy fit: makasih komentar nya best..dukung author trs ya 🥰
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!