NovelToon NovelToon
Nikah Muda Karena Terpaksa

Nikah Muda Karena Terpaksa

Status: sedang berlangsung
Genre:Nikahmuda
Popularitas:3.5k
Nilai: 5
Nama Author: Orie Tasya

Damian pemuda urakan, badboy, hobi nonton film blue, dan tidak pernah naik kelas. Bahkan saat usianya 19 tahun ia masih duduk di bangku kelas 1 SMA.

Gwen, siswi beasiswa. la murid pindahan yang secara kebetulan mendapatkan beasiswa untuk masuk ke sekolah milik keluarga Damian. Otaknya yang encer membuat di berkesempatan bersekolah di SMA Praja Nusantara. Namun di hari pertamanya dia harus berurusan dengan Damian, sampai ia harus terjebak menjadi tutor untuk si trouble maker Damian.

Tidak sampai di situ, ketika suatu kejadian membuatnya harus berurusan dengan yang namanya pernikahan muda karena Married by accident bersama Damian. Akan tetapi, pernikahan mereka harus ditutupi dari teman-temannya termasuk pihak sekolah atas permintaan Gwen.

Lalu, bagaimana kisah kedua orang yang selalu ribut dan bermusuhan ini tinggal di satu atap yang sama, dan dalam status pernikahan.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Orie Tasya, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 12 Menikah

Satu minggu berlalu begitu cepat, padahal Gwen ingin satu minggu itu terasa satu tahun, satu abad bila perlu. Agar dia tidak cepat-cepat harus menikah dengan Damian.

Namun sialnya hari ini datang juga, dan dia baru saja sah menjadi istri Damian, setelah acara pernikahan yang digelar tertutup. Hanya kerabat terdekat saja yang diundang, dan mereka berdua pun sepakat untuk merahasiakan ini dari pihak sekolah.

"Mulai sekarang kalian berdua tinggal di sini," putus Jessica. "Tapi nanti setelah rumah baru kalian selesai direnovasi, kalian bisa pindah ke sana." Wajah cantik itu menambahkan.

"Terus dia mau tidur di mana, Ma?" Damian melirik tak suka pada sosok Gwen yang berdiri di sampingnya. Untungnya mereka telah berganti pakaian dengan pakaian santai di hotel tadi. Jika tidak, Gwen bisa pengap dengan make up tebal, dan kebaya karena terus berdebat dengan Damian.

"Ya di kamar kamu lah, emang di kamar Mama dan Papa. Astaga Dam, Gwen itu udah jadi istri kamu lho."

Damian dan dan Gwen saling melirik. Sekarang mereka merasa takut jika harus tidur satu kamar.

"Lah, masa tidur sekamar, Ma. Nggak salah, aku takut kalau tiba-tiba nanti malem waktu aku tidur, nih cewek melakukan hal-hal tak senonoh. Wah-wah bahaya nih."

Srett.

Jessica menjewer telinga putranya. "Jangan bicara ngawur kamu, ya terserah Gwen mau melakukan apapun. Kamu tuh miliknya sekarang, dan Gwen milik kamu.

Udah sah jadi suami istri."

Damian menggerutu dalam hati. Lihat saja wajahnya yang ditekuk seperti baju kusut.

"Tante, aku tidur di kamar tamu aja, ya-"

"Apa Tante, Tante. Panggil Mama, kamu itu anak Mama juga karena udah jadi istri Damian. Apa tadi kamu bilang? Mau tidur di kamar tamu? Nggak, emang kalian pisah ranjang. Kalian berdua tidur di kamar yang sama di kamar Damian." Jessica itu tipe keras kepala, jika sudah seperti ini wanita itu tak bisa dibantah.

"Nurut saja apa kata Mama, dan ingat Dam...." Arthur memelototi Damian, menghentikan sejenak ucapannya.

"Jangan bikin cucu dulu buat Papa dan Mama, kalian masih sekolah. Kasihan Gwen."

Uhuk.

Damian tersedak ludahnya sendiri. Siapa juga yang mau melakukan itu dengan Gwen, mengingat sikap kasar gadis ini membuat Damian enggan. Lagipula, ayahnya apa-apaan, bicaranya kadang-kadang bikin otak tercemar.

Sedangkan Gwen menunduk karena malu dengan ucapan kepala sekolahnya itu.

"Ya biarin aja lah, Pa. Mereka udah sah kok." Jessica menyambarnya.

"Nggak gitu, Ma. Tuh Damian aja belum naik kelas.

Papa tuh takut kalau mereka punya anak sekarang, dan Damian nggak naik-naik kelas, nanti anaknya udah sekolah dasar Ayahnya masih SMA, 'kan nggak lucu."

Damian menggerutu, dalam hati ia berkata. 'Bokap gue nggak ada akhlak banget sih, pakai ngatain lagi, anjir."

Sementara Gwen, gadis itu menahan tawanya, dan kini mendapat delikan tajam dari Damian.

"Apa lo," gumamnya lirih.

"Apa, suka-suka gue lah. Bener sih apa kata Pak Arthur."

Damian ingin sekali mencekik Gwen, namun ia mendapat tatapan mematikan dari sang ibu. Hingga ia mengurungkan niatnya.

"Ya sudah sana ke kamar, istirahat udah malem nih."

Keduanya mengangguk, Gwen mengekor Damian

sembari menyeret koper berisi pakaiannya yang dibawakan oleh ibunya tadi menaiki anak tangga menuju lantai dua, di mana kamar Damian berada.

"Cepetan napa sih Lo, gue kunciin di luar juga baru tahu rasa lo," desis Damian yang kini sudah berada di depan pintu kamarnya beberapa menit yang lalu, sedangkan Gwen masih susah payah menyeret kopernya yang berat.

"Lo nggak lihat nih koper gue berat, udah nggak mau bantuin ngatain lagi."

"Enak aja, itu pakaian lo sendiri ngapain gue harus bantuin."

Gwen menggerutu. 'Punya suami gini amat, ya. Baru sehari aja udah minta ditalak tiga.'

"Ya emang pakaian gue, kalau lo mau pakai juga nggak apa-apa. Tuh isinya bra, mau lo pakai?"

"Jijik gue, lo pikir gue cowok apaan. Buruan masuk deh, gue udah capek." Damian buru-buru masuk ke dalam kamar, dan merebahkan tubuhnya di atas ranjang.

Gwen menaruh kopernya di pojok ruangan. Masih malas untuk membongkar isi kopernya ke dalam lemari.

Gwen baru saja ingin ikut merebahkan tubuhnya di ranjang, namun langsung dicegah oleh Damian. "Mau ngapain lo?"

"Tidur lah, capek gue. Lo pikir gue mau salto, apa."

"Nggak, lo jangan tidur di kasur, entar kena virus kemiskisnan lo."

Bukk!

"Aduh!" Damian mengerang saat Gwen melempar bantal sofa, dan tepat mengenai wajah suaminya. "Lo nggak ada sopan santunnya ya sama suami."

"Lo juga nggak ada akhlak jadi suami, masa gue mau tidur di ranjang nggak lo ijinin."

"Ya lo bisa tidur di sofa tuh."

Gwen melirik ke belakang, tepatnya pada sofa panjang yang terlihat empuk. Tapi mana mungkin dia tidur di sofa, bisa kena serangan rematik dia.

"Sofa sempit. Nggak enak buat tidur."

Damian masa bodoh, ia malah memilih berbalik, dan tidur dengan posisi miring membelakangi Gwen. "Emang gue pikirn, tuh tidur di lantai, luas. Lo bisa guling-guling sepuas lo," ujarnya tanpa menatap Gwen.

Gwen kesal, dia sudah ingin tidur, dan suaminya ini malah menambah lelah jiwa dan raganya. Ia berjalan cepat, menyambar guling di atas ranjang, lalu memukulkannya di tubuh sang suami dengan beringas.

"Aduh, aduh, aduh! berhenti, bangsat!"

"Nggak, bangun lo. Tega banget lo sama gue, nyuruh gue tidur di lantai. Lo nggak ingat janji lo di depan saksi tadi, kalau lo akan bertanggung jawab sama gue. Enak aja lo nyuruh gue tidur di lantai, gue laporin lo ke Pak Arhtur."

Damian menatapnya sengit, jika sudah bawa-bawa papanya, dia agak takut. Damian bangun dari acara rebahannya, mengusak kasar rambutnya. Tiba-tiba darah tingginya kumat gara-gara punya istri model Gwen. Ah baru beberapa jam menikahi gadis ini tensinya sudah naik, bagaimana seminggu, sebulan, mati muda dia bisa-bisa.

Malam pertama bukannya mantap-mantap, malah mengajaknya duel. Ini sebenarnya mereka itu pengantin baru, atau pelaku kriminal sih, yang baru pertama kali bertemu di sel tahanan.

"Terus apa mau lo?" ucap Damian menahan kesal.

"Gue tidur di kasur, lo tidur di lantai."

Mata Damian yang agak sipit, karena dia ada darah Korea, tapi wajah mirip aktor China itu mendelik ke arah istrinya.

"Enak aja, nggak ada ini ranjang gue, jangan seenaknya lo."

"Terus lo yakin nyuruh gue tidur di sofa, atau lantai. Kalau gue masuk angin, gue sakit. Terus Pak Arthur nanya, Gwen kamu kenapa? Pengantin baru kenapa sakit, terus gue harus jawab apa. Masa gue harus jawab, iya nih Pak, Damian jadi suami nggak ada akhlak, masa saya disuruh tidur di lantai, saya nggak terima, dan saya mau melaporkannya ke komnas perlindungan perem-"

"Udah lo tidur di ranjang, puas lo!"

Gwen tersenyum lebar, dan langsung naik ke atas ranjang. Merasakan kasur itu begitu empuk. Berbeda sekali dengan kasurnya di rumah, sudah gepeng, dan keras jika dibuat tidur.

"Dasar miskin, norak lagi."

"Biarin." Gwen lalu merebahkan tubuhnya di atas ranjang, menikmati empuknya kasur itu. Sepertinya dia akan betah dan tidur nyenyak jika nyamannya seperti ini.

Jangan salah, ini bukan drama picisan. Jika menantu yang dipaksa menikah akan menangis sepanjang malam, karena disiksa suaminya. Lain dengan Gwen, dia tidak mau ditindas, jika perlu dia yang menindas. Logika lah, fasilitas sebagus ini harusnya dinikmati, sinetron kesukaan ibunya itu bohong.

Damian juga ikut merebahkan tubuhnya di ranjang yang memang ukurannya king size itu.

"Lo tidur di sini juga?" tanya Gwen dengan dahi mengernyit.

"Ya iyalah, emang lo suruh gue tidur di lantai. Gue laporin Bokap gue juga kalau menantunya itu biadab, melakukan kekerasan batin pada suaminya dengan menyuruhnya tidur di lantai. Gue bakal laporin lo ke komnas perlindungan-"

"Oke kita impas," sambarnya cepat. "Tapi awas kalau lo macem-macem sama gue."

Damian meliriknya, lalu pura-pura bergidik. "Apanya yang perlu dimacem-macemin. Tubuh lo kurus kerempeng, bodi kek triplek. Nggak nafsu gue ama lo. Yang ada lo tuh yang macem-macem sama gue, orang gue ganteng level terupgrade."

Gwen memutar jengah kedua bola matanya.

"Narsis lo kumat lagi, obat lo habis. Sialan banget sih mulut lo. kemarin aja lo mau ngelecehin gue, lupa lo."

Damian mendecih. "Gue kemarin mabok ya, gue pikir lo Jenie Blackpink, tahulah orang mabok fantasinya aneh."

"Alasan."

"Serah."

Keduanya langsung terdiam. Sepasang manik itu menatap ke arah langit-langit kamar."

Sebenarnya Damian ataupun Gwen belum terbiasa ada orang lain tidur di kamar yang sama, namun mulai sekarang mereka harus berbagi kamar yang sama karena pernikahan paksaan.

"Cewek badak," panggilnya.

"Nama gue Gwen, jangan seenaknya lo manggil.

Apaan?"

"Nggak ada, gue cuma manggil doang. Emang lo pikir mau ngapain."

Gwen berdecak, ia mengalihkan atensi, menarik selimut hingga sebatas dada.

"Dam."

"Apaan?"

Gwen agak ragu untuk menanyakannya, karena dia ini menyandang predikat jomblo seumur hidup. Tetapi, karena sekarang ia menikah, jadi ia ingin bertanya biar tidak salah langkah.

"Gue mau nanya?"

"Ini udah malem, jangan mikirin pelajaran. Bego lo ntar kebanyakan mikir."

Bukk.

"Aduh!" teriak Damian, karena lagi-lagi Gwen memukul punggung suaminya dengan guling.

"Apaan sih lo, suka banget mukulin gue. Gue ini sebenanrya nikah sama cewek atau petinju sih."

"Habisnya lo sih, gue serius mau nanya."

"Ya udah tanya cepetan. Gue udah ngantuk, capek banget. Mana besok senin lagi, males gue kalau suruh upacara ketemu sama Pak Raden. Besok gue pura-pura pingsan aja deh."

"Pingsang ndasmu!" seru Gwen yang Lagi-lagi memukul Damian dengan guling.

"Heh, jangan mukulin gue, lo mau gue laporin melakukan KDRT."

"Habis lo suka ngadi-ngadi. Preman sekolah lemah banget pakai acara pura-pura pingsan segala." Gwen mencibir.

"Serah gue lah, cepetan tadi mau nanya apaan?"

Gwen mulai ragu lagi. Bahkan kalimat yang baru ingin ia ucapkan kembali tertelan ke tenggorokan.

"Kok diem lo, cepetan ngomong. Ngantuk gue, njirr."

Ia menghembuskan napas berat, menoleh ke arah Damian, dan lelaki itupun juga tengah menatap ke arahnya. Aneh, kenapa Gwen jadi deg-degan ya?

"Ngomong, anjirr!"

"Iya bawel, gue lagi mikir. Gue cuma mau nanya, kalau malam pertama habis nikah itu ngapain."

Krikk krikk

Senyap, hanya terdengar suara cicak yang tengah konser lagu ciptaan jangkrik.

"Lo beneran nggak tahu?"

"Nggak."

"Lo yakin?"

"Kalau gue tahu, gue nggak bakal nanya lo."

Damian tertawa melihat kepolosan sang istri.

"Kok diem, jawab dong kampret."

"Nyangkul." Setelahnya, tawa itu melengking dari bibir Damian.

Gwen kesal, dia bertanya sungguh-sungguh, namun jawaban Damian malah membuat orang ingin menghajarnya. Sepertinya mulai malam ini, dan seterusnya dia harus tahan dengan sikap Damian yang menyebalkan.

'Ah semoga gue kuat menghadapi cobaan punya suami model kek Damian itu.'

...***Bersambung***...

1
Lasmin Alif nur sejati
lanjut thorrr
Lasmin Alif nur sejati
kenapa aku ikut deg degan ya 🤣🤣🤣🤣
Lasmin Alif nur sejati
ceritanya seru thorr, semangat terus nulisnya ya thorr🤭
Ciaaaa: Terima kasih banyak kak, author makin semangat nulis kisahnya🤩
total 1 replies
kalea rizuky
lanjut donk yg banyak q ksih bunga lagi deh
kalea rizuky
q ksih bunga biar banyak up ya thor
Ciaaaa: hihii boleh dong, tapi sabar yaa author lagi ada kerjaan nanti di up lagi😊
total 1 replies
kalea rizuky
nah gt jangan mau di injak injak Gwen gue suka cwek. tegas g menye2
Lasmin Alif nur sejati
lanjut thor
Ciaaaa: sabar ya kak, masih mikir kata" yang akan di rilis😄
total 1 replies
Lasmin Alif nur sejati
semangat thorr
Lasmin Alif nur sejati
mau jadi suami bucin nantinya 🤣
Lasmin Alif nur sejati
kasihan sekali si gwen
Lasmin Alif nur sejati
semangat thorr💪
Ciaaaa: Terima kasih kak, silahkan baca bab selanjutnya🙏
total 1 replies
kalea rizuky
lanjut donk
kalea rizuky
jangan mau Gwen cowok bekas
kalea rizuky
dih Damian tukang celup ya
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!