PERINGATAN AREA ORANG DEWASA YANG MASIH DI BAWAH UMUR DI LARANG MASUK, BTW DOSA KALIAN TANGGUNG SENDIRI YA😄
Bagaimana ya rasanya hidup dengan seseorang yang tidak pernah kita bayangkan?, Ardiy yang merupakan seorang yang sangat di segani oleh teman temannya tiba tiba tidak bisa berkutik ketika Lita sang mama berkata ingin menjodohkan dirinya dengan anak sahabatnya.
laki laki itu sempat menolak, namun dia tidak bisa membantah ketika mamanya mengancam akan menghapusnya dari daftar gak waris jika dia tidak bersedia menerima perjodohan itu.
Pada akhirnya laki laki itu hanya bisa pasrah menuruti keinginan sang mama, padahal posisinya saat itu sedang menjalani hubungan dengan seorang gadis cantik yang berprofesi sebagai model seperti dirinya. Lantas bagaimana Ardiy akan bersikap kepada istrinya nanti? bisakah dia menjalankan perannya sebagai seorang suami? hanya waktu yang akan menjawabnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mrs. kim22, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 12, Kerja sama
Pukul delapan malam, Ardiy dan keluarganya sudah siap menuju ke rumah perempuan yang di jodohkan dengan dirinya.
Ardiy menggunakan kemeja putih dan celana bahan warna hitam, laki laki itu terlihat sangat gagah dengan penampilan formal seperti itu.
" Ayo kita berangkat ". Lita tampan begitu senang melihat semuanya siap tepat waktu.
Bahkan Adit yang kepo itu juga memilih ikut ketika Andre mengabarinya tadi sore, pemuda itu yang tadinya ingin berdiam diri di camp akhirnya memilih pulang karna rasa ingin taunya yang tinggi.
" Kami bertiga mau naik motor ma, kalian aja yang di mobil ya".
Lita dan Ahmad hanya bisa pasrah mengikuti kemauan Ardiy, mereka semua akhirnya berangkat, mobil yang di naiki oleh Ahmad, Lita dan Rizka berada di depan di iringin oleh tiga motor sport dari belakang.
Di rumah itu tersisa Bik inah dan juga sarah yang hanya bisa meratapi nasibnya, perempuan itu merasa sangat patah hati melihat laki laki pujaannya akan pergi menemui wanita lain.
" Hiks... aku gak ikhlas" . sarah hanya bisa menangis di dalam kamar sambil menatap foto Ardiy yang sering dia ambil diam diam.
********
Kurang lebih satu jam perjalanan, mobil mewah keluarga Syahreza itu akhirnya berhenti di sebuah rumah yang tidak seberapa besar du bandingkan rumah mereka.
Di depan pintu rumah itu, sudah ada sepasang suami-istri yang menunggu kedatangan mereka.
Ahmad dan Lita keluar dari mobil dengan Rizka yang ada di gendongan sang papa. Sementara di belakang Ada Tiga laki laki yang juga ikut turun dari motor mereka masing-masing.
" Asalamualaikum ". Lita dan Ahmad langsung menyapa pemilik rumah begitu mereka sampai di depan pintu.
" Waalaikumsalam, akhirnya kalian sampai juga". Lita dan Perempuan paruh baya yang sepertinya seusia dengan sang mama bercipki cipki ala perempuan, sedangkan Ahmad dan menyalami laki laki yang sepertinya suami dari teman Lita.
" Ayo masuk semua ".
Laki laki yang merupakan pemilik rumah itu secara mempersilahkan tamunya untuk masuk ke dalam rumah.
mereka semua duduk di atas karpet karna sepertinya tidak ada sofa di rumah itu, rumah yang ukurannya mungkin sebesar kamar Ardiy.
" Ayo silahkan nikmati cemilannya". Mia mempersilahkan tamu tamunya untuk menikmati beberapa cemilan yang sudah dia buat bersama Putrinya.
Lita sibuk bercakap cakap dengan Mia begitupun dengan Ahmad yang juga sibuk berbicara dengan Sukman.
sementara tiga laki laki beda umur itu malah sibuk bergosip tentang tawuran yang akan mereka lakukan.
Andre sudah tau tentang tawuran itu karna tadi Adit tidak sengaja membeberkannya, karna itulah pemuda datar itu ikut menggunakan motor karna dia juga ingin ikut tawuran.
" Lo nanti jangan jauh jauh dari gue ya". Ardiy berbicara dengan cara berbisik sehingga hanya mereka bertiga yang mendengar suara Ardiy.
" Iya". Andre menjawab dengan patuh, karna hanya dengan cara ini Ardiy akan mengizinkannya ikut andil dalam tawuran malam ini, padahal dirinya tidak perlu di khawatirkan.
" Lo juga jangan jauh jauh nanti, pokoknya kalian berdua harus selalu di dekat gue biar kita gampang lari kalo ada polisi" .
Andre dan Adit sama sama mengangguk patuh mendengar ajengan dari Ardiy, sebenernya Ardiy tidak ingin kedua adiknya terlibat dalam masalahnya tapi mau gimana lagi, mereka juga tidak bisa di larang kalau sudah mau ikut.
" Asalamualaikum ".
Suara lembut seorang perempuan mengalihkan tatapan semua orang. perempuan itu tersenyum ramah ketika dirinya menjadi pusat perhatian.
Ardiy bahkan kini sudah mematung ketika melihat perempuan yang kemarin dia tolong kini berdiri dengan anggun di hadapannya.
"P-putri".
Semua orang terkejut ketika mendengar Ardiy memanggil nama perempuan itu, mereka tampak heran karna ternyata Ardiy mengenal Putri.
" Loh kamu kenal sama Putri Ar? " . Lita menatap putra sulungnya itu dengan heran.
" Khemnn, dia junior Ardiy di kampus" . Ardiy menjawab dengan gugup, pasalnya dadanya tiba tiba berdetak dengan kencang sekarang.
Putri jangan di tanya, perempuan itu bahkan kini rasanya ingin pingsan ketika melihat Ardiy ada di rumahnya.
" Ayo sini duduk sayang" . Lita mendekat dan mengajak Putri duduk di sampingnya, dan Putri hanya bisa pasrah mengikuti Lita.
" Putri, nama mama Lita dan ini suami mama namanya Ahmad " . Lita memperkenalkan dirinya dan juga sang suami , Putri dengan segera menyalami Lita dan juga Ahmad.
" Saya Putri tante , om". Putri tersenyum Canggung, perempuan itu merasa sangat gugup sekarang.
" Panggil mama sama papa aja sayang, kan nanti kamu bakal jadi anak kami". Lita mengusap telapak tangan Putri yang terasa sedikit dingin.
" Ah iya, mama, papa". Putri kembali mengulangi kata katanya dengan panggilan yang di inginkan oleh Lita.
" Dan ini namanya Ardiy, dia putra sulung mama, nah yang di tengah itu namanya Andre dia adiknya Ardiy , yang di sampingnya andre namanya Adit dia keponakan mama dan papa Adiknya Ardiy juga, dan ini anak bungsu kami namanya Rizka ".
Lita kembali memperkenalkan anak anaknya kepada Putri. semuanya akhirnya berkenalan dengan senang hati di mulai dari Adit, Andre, Rizka dan yang terakhir Ardiy.
" Baiklah karna kita sudah berkumpul mari kita mulai pembicaraan kita". Ahmad Akhirnya memulai tujuan mereka berkumpul.
" Apa kalian bersedia menikah dalam waktu dekat? ". Ahmad menatap Ardiy dan Putri yang menajdi inti pembahasan mereka.
" Aku terserah kalian aja". Putri menjawab dengan gugup, pasalnya Ardiy menatap dirinya dengan sangat insten.
" Aku juga ngikut kalian aja" . Ardiy menjawab tanpa mengalihkan tatapanya dari Arah Putri sehingga membuat perempuan itu semakin gugup.
" Baiklah tidak perlu ada pertunangan, bagaimana kalo langsung menikah saja bulan depan". Ahmad mengusulkan pendapatnya yang tentu saja di setujui oleh para orang tua, sedangan para anak anak kecuali Rizka terkejut karna waktu satu bulan terlalu singkat.
" Satu bulan lagi Aku akan pergi magang pa". Ardiy sengaja mengungkit tentang rencana magangnya berharap pernikahannya di tunda.
" Oh ya kah, baiklah kalian menikah aja dia minggu lagi, kami lebih dari mampu menyiapkan acaranya " .
Namun harapa Ardiy pupus karna bukannya di mundurkan, Ahmad malah memajukannya, dan sialnya Ardiy tidak bisa menolak ketika melihat senyum penuh harap dari Lita.
" Apa tidak terlalu cepat pa? ". Adit mencoba mengutarakan pendapatnya yang di anggguki oleh Andre, Ardiy dan Putri.
" Gak papa niat baik jangan suka di tunda terlalu lama".
Pada akhirnya para anak muda itu kalah ber agumen melawan para tetua, pernikahan Ardiy dan Putri benar benar akan di langsungkan dalam waktu dua minggu dari sekarang.
" Boleh saya berbicara berdua dengan Putri pak?". Ardiy dengan canggung meminta izin kepada bapak Putri.
" Oh ya, tentu saja silahkan". Sukman dengan senang hati membiarkan Ardiy membawa Putri keluar dari dalam rumah menuju halaman depan.
" Gue gak nyangka bakal di jodohin sama lo".
Putri menatap punggung Ardiy yang berada di hadapannya dengan posisi membelakanginya, perempuan itu merasa sedih karna sepertinya Ardiy terpaksa menyetujui perjodohan ini.
" Gue juga gak nyangka dunia se sempit ini". Putri menjawab perkataan Ardiy dengan tenang.
Ardiy berbalik dan menatap Putri yang malam ini terlihat begitu cantik dengan make up naturalnya.
" Apa alasan lo menerima perjodohan ini? ". Ardiy menunduk karna Putri tampak begitu pendek berada di hadapannya.
" Demi orang tua gue , tapi sekarang juga karna cinta gue sama lo kak". Putri melanjutkan perkataannya di dalam hati.
" baiklah karna kita sama sama menyenangkan hati kedu orang tua kita, mohon kerja samanya " . Ardiy mengulurkan tangannya sambil tersenyum.
" Walapun mungkin gak mudah, gue bakal berusaha supaya tujuan lo menikah bukan hanya karna orang tua tapi juga karna cinta sama gue kak".
Putri mendongak menatap mata Ardiy yang terlihat begitu indah, perempuan itu menyambut uluran tangan Ardiy sambil tersenyum lebar.
" Oke, mari kita kerja sama".
Mereka sama sama tersenyum untuk menutupi rasa gugup mereka masing masing, jika Putri sadar dengan apa yang dia rasakan berbeda dengan Ardiy yang denial dengan perasaannya.