Wanita yang tidak percaya adanya hubungan dalam kata friendzone.
Apa itu friendzone? Apa gak aneh?
"Lo gak hadir sekali, gue bikin masalah."
-Nathan-
Alana tidak pernah menyangka.
diantara semua karakter diriku yang dia ketahui mungkin dia menyelipkan sedikit 'Rasa'.
aku tidak pernah tahu itu. aku cukup populer, tapi kepekaanku kurang.
dimataku, dia hanya sebatas teman kecil yang usil dan menyebalkan. aku tak pernah tahu justru dengan itulah dia mengungkapkan 'Rasa'.
pertemanan kami spesial.
bukan, lebih tepatnya, Friendzone dari sudut pandang 'Dia'.
#dont repost or plagiat this story ❗❗❗
jangan lupa komenn ^^
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Daisyazkzz, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
•Lulus!•
...•...
...•...
...°...
..."Kemana tuhan membuka jalan hidup, disana aku akan melangkah."...
...-Alana- ...
...--...
Sudah setahun. Alana tak begitu kesusahan menjalani hidupnya yang sekarang. Dia mulai merapikan dan mengontrol semuanya dengan baik setelah banyak belajar.
Sampai saat ini, Bu Yayun tetap aktif menjadi sekertaris Alana yang dipercaya.
Gadis itu berusaha menuruti keinginan terakhir ibunya. Dan menjadikan itu sebagai lonjakan menuju kesuksesan.
"Tolong geser dulu jadwal pertemuannya. Aku mau ke sekolah lihat Teman-teman di acara kelulusan." Tukas Alana pada Bu Yayun sembari berdiri dari kursi putarnya.
Dia langsung mengambil blazer dan pergi sendirian dengan mobil sedan merah.
Hari ini Alana mendapat undangan menghadiri acara wisuda SMA angkatannya dulu. Itu berarti, Bryan, dan Ola lulus tahun ini.
Alana sengaja memakai masker untuk menutupi wajahnya, dan memarkir mobil di tempat tertutup agar tidak menarik perhatian.
Dia berjalan santai di area sekolah sambil mengingat kenangan lama, menatap lama tiang bendera yang dulu ia pernah menghukum Nathan dibawah sana panas-panas.
Alana tertawa kecil.
Padahal, dulu gue gak sabar mau lulus. Tapi malah keluar duluan.
Alana merasa iri melihat anak-anak SMA itu lulus bersama, mendapat bunga, dan ucapan selamat dari orang tua mereka masing-masing.
Sedangkan ia belum sempat lulus sekolah, malah terjebak dalam pekerjaan berat.
Gadis itu masih menunggu. Siapa tahu sosok itu kembali muncul?
"Alana?"
'Bruk!' rupanya Ola masih mengenali dirinya. Dia tanpa segan masih terbiasa memeluk Alana seperti dulu.
"Alana....kemana aja....jangan hilang juga kayak Nathan...."
Ola berbicara dengan suara gemetar, mencengkram lengan Alana.
"Walaupun udah jadi bos, jangan lupain kita, dong."
Alana balas memeluk Ola.
"Udah tau ya? Sorry karena gue sibuk banget belakangan ini."
"Woi ketua kelas!!" Bryan ikut datang sambil menepuk punggung Alana.
"Gila, Bu direktur nih!"
Alana langsung mementung kepala Bryan dengan buket bunga punya Ola.
"Lebay Lo! Biasa aja."
"Al, gue masih penasaran kemana si Nathan?" Tiba-tiba Bryan bertanya serius.
"Gak denger kabarnya lagi gue juga." Alana tersenyum kaku.
"Btw Lo pada mau ngapain abis ini?"
"Gue lanjut kuliah, lah." Jawab Bryan, belagu.
Sedangkan Ola masih bergelantungan di lengan Alana.
"Sering-sering main ya nanti."
"Iya, La. Oiya, karena gue gak bawa apa-apa, mending gue ajak kalian makan aja. Asal tunjuk, gak papa."
Kata Alana sambil mengangkat alis pada Bryan.
"Okelah gass!!"
Mereka semua berjalan berbarengan. Setidaknya walaupun tidak bisa ikut merayakan kelulusan itu, Alana masih bisa melihat mereka lulus dengan tenang.
ketika waktu yang berjalan begitu cepat menghabiskan usia setiap orang, Alana yakin semakin hari semuanya akan semakin baik-baik saja.
Di hari bahagia seperti ini, Alana terus tersenyum pada semua temannya, Ola, Bryan, dan tidak melupakan kebaikan mereka saat dulu dirinya kesusahan.
Untuk kata terakhir, Alana mengucap terimakasih sebanyak-banyaknya, tidak terbatas. Karena di titik sekarang pun dirinya masih menjadi manusia biasa yang lemah.
"pokoknya jangan pernah lupain kita!!"
"Gak akan la. Tahun depan kita reunian lagi ya? Setuju?"
"OKE!!!"
"btw...Alana..aku mau bilang sesuatu....." Ola ragu-ragu. "s-sebenernya...." membisikkan sesuatu ke telinga Alana.
Alana tersentak kaget, nyaris muntah. "LO SERIUS LA?"
Ola mengangguk. "rahasia ya."
"dasar cewek. Gue gak diajak." sarkas Bryan.
"POKOKNYA!! HAPPY GRADUATION!!!"
***