NovelToon NovelToon
SAAT AKU SUDAH DIAM

SAAT AKU SUDAH DIAM

Status: sedang berlangsung
Genre:KDRT (Kekerasan dalam rumah tangga) / Penyesalan Suami
Popularitas:267.2k
Nilai: 5
Nama Author: iraurah

Tamparan, pukulan, serta hinaan sudah seperti makanan sehari-hari untuk Anita, namun tak sedikitpun ia mengeluh atas perlakuan sang suami.

Dituduh menggugurkan anak sendiri, membuat Arsenio gelap mata terhadap istrinya. Perlahan dia berubah sikap, siksaan demi siksaan Arsen lakukan demi membalas rasa sakit di hatinya.

Anita menerima dengan lapang dada, menganggap penyiksaan itu adalah sebuah bentuk cinta sang suami kepadanya.

Hingga akhirnya Anita mengetahui pengkhianatan Arsenio yang membuatnya memilih diam dan tak lagi mempedulikan sang suami.

Follow Instragramm : @iraurah

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon iraurah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Harapan Pada Salah

Langit malam telah menggelap sempurna ketika Arsen akhirnya tiba di rumah. Waktu telah menunjukkan pukul sembilan lewat lima belas menit. Suasana rumah tampak hening. Lampu di ruang tamu menyala redup, hanya meninggalkan jejak bayangan temaram di dinding. Pintu terbuka perlahan, memperlihatkan sosok pria bertubuh tinggi dengan wajah yang tampak lelah. Ia menutup pintu kembali tanpa suara, meletakkan tas kerja di atas meja kecil dekat rak sepatu, lalu menghela napas berat seperti biasanya.

Di ruang tengah, Anita langsung berdiri dari sofa ketika mendengar suara pintu dibuka. Ia mengenakan daster sederhana berwarna lembut, rambutnya dikuncir rapi, dan senyum kecil terukir di wajahnya. Tatapan matanya menyiratkan keletihan, namun ada harapan yang masih ia pelihara, seakan-akan malam ini akan berbeda dari malam-malam sebelumnya.

"Selamat datang, Mas," sapa Anita lembut sambil berjalan mendekat.

Arsen hanya mengangguk sekilas tanpa berkata-kata. Tatapannya tidak tertuju pada Anita, melainkan langsung ke arah tangga menuju kamar. Langkahnya berat namun pasti. Ia menaiki anak tangga satu per satu, tanpa memperdulikan tatapan istrinya yang mengikutinya dari belakang.

Anita mengekor dalam diam. Sesampainya di kamar, Arsen langsung duduk di tepi ranjang, melepas jam tangan dan merenggangkan tubuh sejenak. Ia tampak tidak memedulikan suasana di sekitarnya. Sementara itu, Anita segera menuju kamar mandi, menyiapkan air hangat seperti biasa.

"Papih, aku sudah siapkan air hangat untuk mandi. Kamu pasti capek sekali, ya?" ujarnya dengan suara lembut.

Tanpa menoleh, Arsen mengangguk lagi. Ia masuk ke kamar mandi sambil membawa pakaian ganti, dan menutup pintunya perlahan. Selama beberapa menit, hanya suara air mengalir yang terdengar. Anita duduk di sisi ranjang, memandangi tas kecil berisi hadiah dari Baim yang diletakkannya tadi siang di dalam lemari.

Hari ini begitu panjang. Pagi tadi ia menyelesaikan laporan pekerjaan. Siangnya ia menghabiskan waktu penuh makna bersama sahabat lamanya, yang memberinya kejutan ulang tahun sederhana namun begitu menyentuh. Dan kini, malam telah tiba. Ia telah menunggu momen ini sejak matahari terbit. Menunggu satu ucapan dari orang yang paling dekat dengannya.

Satu kalimat saja.

Tak lama kemudian, Arsen keluar dari kamar mandi, mengenakan kaos longgar dan celana pendek. Wajahnya tampak lebih segar, namun ekspresinya tetap datar. Ia segera menuju tempat tidur, menaikkan selimut dan bersiap untuk tidur.

Anita menatapnya dengan gusar. Ia masih menanti. Tapi waktu terus berjalan dan Arsen belum juga mengucapkan apa pun.

"Papih..." panggilnya perlahan.

“Mau makan dulu?” Tawar Anita mengulur waktu supaya sang suami tidak cepat tidur malam ini.

“Tidak, aku sudah makan malam. Kau makan saja sendiri” tolaknya mentah-mentah yang semakin membuat Anita kelimpungan.

“T-tapi pih….”

"Apalagi sih?!" sahut Arsen terpaksa membuka matanya.

"Apa Papih... tidak merasa ada yang berbeda hari ini?" tanya Anita, berusaha terdengar ceria meski nadanya sedikit bergetar.

Arsen menautkan kedua alisnya, memandang Anita dengan heran. "Maksudmu apa? Mau bilang apa? Katakan saja langsung, jangan berputar-putar," jawabnya, terdengar sangat kesal.

Anita menggigit bibir bawahnya, menahan rasa sakit di dadanya yang semakin mengencang.

"Hari ini... ulang tahunku, Pih," ucapnya akhirnya, nyaris berbisik.

Arsen memandangi Anita beberapa detik, ekspresinya datar, tanpa emosi. Lalu ia berkata santai, "Lalu?"

Anita menelan ludah, hatinya terasa seperti diremukkan dari dalam. Ia mencoba tersenyum, meski senyuman itu lebih mirip raut kepedihan.

"Apa Papih tidak mau... mengucapkan selamat ulang tahun padaku?" tanyanya penuh harap, suara kecilnya hampir tenggelam oleh dentingan jarum jam di dinding.

Arsen menarik napas panjang, lalu bangkit sedikit untuk bersandar di kepala ranjang. Tatapannya tajam, suaranya dingin saat berbicara.

"Anita, aku tidak mengerti kenapa kau harus membuat masalah dari hal yang sepele. Ulang tahun itu bukan sesuatu yang perlu dirayakan. Itu cuma pengingat bahwa umurmu makin pendek. Apa yang harus dirayakan dari itu?”

Anita hanya bisa terdiam, merasakan setiap kata suaminya seperti hujan batu yang menghantam tubuh rapuhnya.

"Kalau kau mengharapkan ucapan selamat atau pesta, kau salah besar. Kita bukan anak kecil lagi yang harus merayakan hari-hari seperti itu,"

“Tapi dulu papih selalu merayakan hari ulang tahunku” lirih Anita meremass jarinya, menahan rasa takut setelah berkata demikian.

“Ya, itu adalah salah satu tindakan bodoh yang pernah aku lakukan” lanjut Arsen, lalu tanpa menunggu jawaban dari Anita, ia menarik selimut dan menutup matanya.

"Aku lelah. Mau tidur. Jangan ganggu," katanya tegas, seolah percakapan barusan hanyalah gangguan kecil yang tidak berarti apa-apa.

Anita tetap berdiri di sisi ranjang, menatap tubuh suaminya yang sudah memunggunginya. Ada rasa sesak yang membuncah di dadanya. Sesak itu begitu nyata, menusuk hingga matanya terasa panas dan matanya mulai berkaca-kaca.

Dengan langkah perlahan dan lemah, Anita meninggalkan kamar. Ia turun ke dapur, tempat ia merasa bisa bersembunyi dari dunia. Ia duduk di kursi dekat meja makan yang masih bersih, memandang kosong ke arah dinding putih di hadapannya.

Air matanya akhirnya jatuh tanpa bisa ia tahan. Tangis itu keluar perlahan, membasahi pipinya dalam keheningan malam. Tidak ada suara kecuali isakan pelan yang berusaha ia tahan.

Di sanalah Anita menghabiskan malam ulang tahunnya — sendiri, di sudut dapur yang dingin, dengan tangan gemetar memeluk dirinya sendiri.

Ia memikirkan banyak hal. Betapa ia sudah berusaha keras menjadi istri yang baik. Ia selalu mendukung Arsen dalam segala hal, merawat rumah, mengurus semua kebutuhan suaminya, bahkan berusaha menjadi sahabat terbaik. Tapi semua itu terasa sia-sia malam ini.

Tak peduli berapa banyak orang yang mengucapkan selamat, tak peduli betapa meriahnya kejutan dari pegawai-pegawainya siang tadi, atau betapa berharganya hadiah dari Baim — semua itu tak mampu menutupi luka karena ketidakpedulian orang yang seharusnya menjadi pelindung hatinya.

Malam itu, Anita benar-benar merasakan apa arti kesepian. Ia menyadari bahwa rasa sepi paling menyakitkan bukanlah ketika kita sendiri, melainkan ketika kita bersama seseorang yang seharusnya mencintai kita, tetapi malah membuat kita merasa tidak berarti.

Jam terus berdetak. Pukul menunjukkan dua belas malam lebih sedikit. Tangisan Anita telah reda, tapi matanya sembab. Ia duduk di dapur selama hampir satu jam tanpa bergerak banyak. Pikirannya berputar. Tentang semua yang telah ia lalui. Tentang perhatian dari orang lain yang bahkan bukan keluarganya sendiri. Tentang Baim yang mengingat hari ulang tahunnya, sementara suaminya sendiri bahkan menganggapnya tak layak dirayakan.

“Kenapa rasanya seperti ini…” bisiknya lirih.

Dengan tangan gemetar, Anita menyeka air matanya. Ia menatap sekeliling dapur yang sunyi, lalu berdiri perlahan. Ia mengambil segelas air putih, meminumnya dalam sekali teguk untuk menenangkan diri, lalu berjalan kembali ke kamarnya.

Arsen sudah tertidur pulas, napasnya teratur, seakan tak ada apa-apa yang terjadi malam itu. Anita berbaring perlahan di sisi ranjang, memunggungi suaminya, dan memejamkan mata.

1
Khair Firstiyan
kak kapan up
Sulfia Nuriawati
mandiri secara financial utk apa bertahan dlm rmh tgga yg g sehat, fisik d sakiti hati jg sm ya mending mundur utk rt yg toxic itu jgn bodoh, laki² kalo udah biasa KDRT g bakal stop tp menikmati. kcuali bs bls beda lg kalo berani y d hajar balik biar kapok
Sulfia Nuriawati
perempuan oon yg mau bertahan dg monster, jd perempuan tu jgn cm mikir cinta tp d siksa pk. logika berarti su aa minya ada sesuatu mk nya brbh kyknya pny cabang lg itu anita bego😡😡😡
Rahma Inayah
sekrng Arsen bucin SM Anita dl mah JD suami istri Anita yg bucin
Audrey Chanel
up Kakak sayang🙏⚘️⚘️⚘️makin Seruuuu nih🥰🥰🥰
Ana_Mar
ternyata si Arsen ga pernah berubah🙄, punya hak apa kamu atas Anita?
Anita wanita single, sah-sah saja Anita bawa lelaki siapapun, selagi mereka tahu batasan.
jangan merasa pernah jadi mantan suami, kamu semena-mena ke Anita.
ga malu perbuatanmu dulu ke Anita, apa penyebab perceraian kalian?
Baim lebih baik daripada kamu sen..
Uba Muhammad Al-varo
akhirnya update juga, terima kasih kakak Author,masih penasaran sama Anita dan Arsen kedepannya hubungan nya mau dibawa kemana 🤔🤔🤔
Siti Zaid
Semoga author terus berjaya dan berjaya dalam hidup dan juga penulisan dan dipermudahkan segala urusan😊
Jemiiima__: Halo sahabat pembaca ✨
‎Aku baru merilis cerita terbaru berjudul BUKAN BERONDONG BIASA
‎Bercerita tentang Lucyana yang dikhianati oleh masa lalu, lalu terjebak dalam pernikahan mendadak dengan Sadewa—seseorang yang jauh lebih muda dengan luka sendiri yang membuatnya trauma.
‎Bisakah keduanya bertahan? Ataukah cinta mereka akan menyerah pada masa lalu yang menghantui?
‎Mampir, ya… siapa tahu kamu ikut jatuh hati pada perjalanan mereka.
‎Dukung dengan like ❤️ & komentar 🤗, karena setiap dukunganmu berarti sekali buatku. Terimakasih💕
total 1 replies
Paradina
semangat kakak
Ais
selamat thor ira sdh wisuda ya smoga kedepan makin lancar jalan menuju sukses dlm hidup thor ira yg penting ttp semangat dan selalu bahagia💪😍😍😍
Yuliana Purnomo
weehhh nekat nya si Arsen 😄
Suci Dava
Anita pindah apartemen aja, laki-laki egois, dulu msh jd istrinya di sia-sia kan bahkan sempet ke lain hati.
atik suryaningsih
alhamdulillah akhirnya up lagi🥰
Marisa Chae
author d tunggu up nya🥲
Selvia Dora Pakpahan
thor kok gak update"
Dy Dy: iya ko lama thor ga update
total 1 replies
Ambu Neng Ismi
jangan lma tjor lanjutan nya...
Uba Muhammad Al-varo
Anita kamu harusnya lebih tegas lagi dan kepada Baim jangan kamu gantung perasaannya,dia lelaki baik dan ada rasa sama kamu Anita
Ana_Mar
ga ada salahnya Baim mengkhawatirkan kamu nit, kamupun tahu kalo Baim memiliki rasa ke kamu tetapi kamu enggan membuka hatimu.
kamu masih terpaut ke Arsen nit, meski kamu tahu perbuatan Arsen dulu gimana. tapi itu hak mu mau pilih yang mana.
Arsen juga harusnya kamu jaga sikap dan bicara, sifatmu gini ga berubah seolah2 Nita ini masih istrimu. cinta sie boleh tapi jangan terlalu posesif. harga privasi Nita juga..
Ana_Mar: siap kk
total 2 replies
🦁R14n@
Seminggu juga ga nongol ini novel
Paradina
long time no update yaaa kakak 😍, semangat terusss#kawal untilend#

anita love arsen 😍😍😍😍
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!