Jessica Collins sangat bahagia ketika di nikahi oleh seorang duda tampan dan kaya raya, namun kebahagiaannya sirna saat mengetahui tujuan pria itu menikahinya hanya karena ia mirip dengan istri pertamanya dan rupanya pria itu tak benar-benar menyukainya.
"Apa di saat menyentuhku, kau sedang membayangkan istrimu yang lain ?"
Sungguh Jessica sangat sakit hati haruskah ia bertahan atau justru pergi menjauh di saat mengetahui dirinya sedang mengandung janin pria itu.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Qinan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab~12. Cemburu yang memacu adrenalin
"Jadi dia putri mantan seorang mafia ?" ucap Mr Jason setelah membaca informasi yang di berikan oleh sang asisten.
"Benar tuan, tuan James Collins adalah kaki tangan tuan William Smith seorang mantan mafia kelas kakap. Meskipun mereka sekarang tak lagi terjun di dunia hitam, tapi pengikut setianya masih tersebar di seluruh penjuru negeri." terang Max setelah beberapa hari ini mencari tahu informasi tentang keluarga Jessica.
Mr Jason nampak mengetuk-ngetuk jarinya di atas meja, sepertinya pria itu sedang memikirkan sesuatu. "Baiklah Max terima kasih atas informasinya, kamu bisa pergi sekarang !!" perintahnya kemudian.
"Baik, tuan." Max sedikit membungkukkan badannya memberikan hormat lalu segera pergi meninggalkan ruangan atasannya tersebut.
Kemudian Mr Jason kembali melihat dokumen yang berisi informasi tentang Jessica di tangannya tersebut. "Seorang nona muda rupanya." gumamnya, pantas saja tak banyak informasi yang di dapatkan oleh asistennya tersebut karena pasti keluarganya telah menutup rapat-rapat identitas gadis itu dari publik.
Mr Jason merasa beruntung mempunyai asisten seperti Max yang selalu dengan cepat mendapatkan informasi apapun itu meskipun sedikit mengalami kesulitan.
Sementara itu di tempat lain Jessica yang baru keluar dari kampusnya nampak terkejut saat berpapasan dengan Pedro di parkiran mobil, sudah beberapa hari sejak kejadian malam itu Jessica memang tak pernah bertemu lagi dengan pria tersebut.
"Jessy !!" panggil Pedro seraya melangkah mendekat.
"Berani sekali kamu muncul di hadapanku setelah semua yang kau lakukan malam itu ?" sinis Jessica menatap benci pemuda itu.
Pemuda yang ia sangka baik meski sedikit playboy rupanya sangat licik dan hampir merenggut kesucian yang selama ini ia jaga.
"Jessy aku bisa jelaskan semuanya." Pedro nampak meraih tangan gadis itu lalu menggenggamnya, namun tiba-tiba seseorang langsung menepisnya.
"Jangan pernah mengganggu kekasih saya, Pedro !!" ucap seseorang memberikan peringatan yang tentu saja membuat Pedro maupun Jessica langsung menoleh ke sumber suara.
"Om Jason ?" Pedro langsung mengernyitkan keningnya saat melihat relasi bisnis ayahnya itu tiba-tiba datang.
"Jessica adalah kekasih saya, Pedro. Jadi saya peringatkan jangan pernah mengganggunya karena kamu pasti tahu akibatnya jika melakukan itu ?" tegas Mr Jason menatap penuh intimidasi pemuda di hadapannya itu.
Pedro nampak menggeleng kecil sembari tersenyum mencibir saat melihat pria itu menggenggam erat tangan gadis itu. Kemudian ia segera berlalu pergi meninggalkan mereka, sementara Jessica tentu saja merasa bangga menatap kekasihnya tersebut.
"Terima kasih." ucapnya kemudian.
Mr Jason menatapnya datar. "Lain kali jangan pernah bertemu atau berbicara dengannya karena aku tak suka." tegasnya.
"Apa kamu sedang cemburu ?" ledek Jessica saat melihat wajah kesal pria itu.
"Tentu saja, kamu tadi berpegangan tangan dengannya dan sepertinya kamu harus mendapatkan hukuman karena itu." timpal Mr Jason lantas membawa gadis itu melangkah menuju mobilnya.
"Hukuman apa? astaga, aku bawa mobil sendiri dan kamu mau bawa aku kemana ?" protes Jessica di tengah langkahnya mengikuti pria itu.
"Hukuman yang pantas di dapatkan oleh seorang kekasih yang bandel dan mobilmu biar asistenku yang bawa." sahut Mr Jason penuh penekanan.
Setelah sampai di parkiran mobilnya pria itu segera menyuruh Jessica duduk di kursi depan lalu meminta kunci mobil gadis itu dan memberikannya pada Max, setelah itu Mr Jason segera duduk di balik kemudi.
"Sudah siap menerima hukumanmu ?" ucap pria itu sebelum benar-benar mengemudikan mobilnya.
"Tidak, karena aku tidak bersalah. Pedro lah yang mendekatiku duluan." tukas Sofia membela diri.
"Baiklah sepertinya nyonya Jason sangat mempertahankan pendapatnya sendiri dan sekarang bersiaplah !!" Mr Jason nampak melajukan mobilnya dengan sangat kencang hingga membuat Jessica mau tak mau langsung berpegangan.
"Tolong pelankan sedikit aku belum mau mati !!" teriak Jessica.
"Bukankah ini sangat memacu adrenalin, nyonya Jason ?" timpal Mr Jason yang seakan kebut-kebutan di jalan adalah hal biasa baginya dan ia terlihat bangga akan hal itu.
"Kau sama sekali tak ingat umur dan jangan panggil aku seperti itu karena kita belum menikah." protes Jessica dengan kesal.
"Jadi kau meremehkan ku sayang ?" Mr Jason nampak mengeraskan rahangnya, meskipun usianya jauh di atas gadis itu tapi ia tak merasa tua dan ia masih sangat bersemangat dalam segala hal.
"A-aku tidak meremehkan mu tapi ini sangat berbahaya." Jessica kembali mengingatkan namun bukannya mendengarkan pria itu seakan tertantang dengan ucapan gadis itu.
Hingga kini mobil yang di kemudikan semakin melaju kencang membelah keramaian kota, menyalip beberapa kendaraan hingga terdengar suara klakson di mana-mana. Sementara Jessica wajahnya sudah nampak pucat pasi seperti tak teraliri darah, matanya terpejam dengan kedua tangan berpegangan erat.
Beberapa saat kemudian Mr Jason menghentikan mobilnya di sebuah tepi danau yang sangat sepi, lalu segera melepaskan sefty beltnya sendiri dan milik gadis itu.
"Bukalah matamu, mobil sudah berhenti ?" lirihnya seraya menatap lekat gadis di hadapannya itu, lalu menyapu keringatnya yang membasahi keningnya.
"Kamu membuatku takut." ucap Jessica dengan wajah ketakutannya.
"Lihatlah, bukankah semuanya baik-baik saja, hm ?" timpal Mr Jason lagi.
"Tapi tetap saja kamu membuatku takut." keukeh Jessica.
"Bukankah sudah pernah ku bilang ketakutan hanya ada dalam pikiranmu, jika kamu bisa sedikit saja bersikap tenang maka ketakutan itu takkan datang." ujar Mr Jason, menatap gadis itu sejenak lantas mendekatkan wajahnya dan mencium bibirnya dengan lembut.
Menyesap bibir bawah dan atasannya bergantian lalu menelusupkan lidahnya masuk ke dalam rongga mulutnya, ciuman pria itu semakin rakus saat gadis itu juga membalas ciumannya.
Saling menyesap dan membelitkan lidah hingga menimbulkan desir aneh di setiap aliran darah mereka yang rasanya seperti sebuah sengatan listrik berdaya rendah.
Puas bermain-main di bibir gadis itu, Mr Jason mulai menurunkan ciumannya ke lehernya. Memberikan beberapa kecupan dan sesapan hingga meninggalkan bekas kepemilikan di sana.
"Kau sangat cantik Je, aku mencintaimu sayang." lirih Mr Jason seraya menatap lekat gadis itu dan itu membuat Jessica merasa begitu di cintai.
Pandangan pria itu begitu teduh dan dalam seakan sedang menunjukkan besarnya perasaan yang di miliki untuknya, baru kali ini Jessica merasakan perasaan seperti ini dan ia berharap ini bukanlah mimpi semata.
Kemudian gadis itu mengulurkan tangannya untuk meraih rahang pria itu lalu membelainya dengan lembut. "Ya, ini bukan mimpi." gumamnya, namun saat mengingat pria itu baru saja memanggilnya dengan sebutan lain ia langsung membuka mulutnya untuk bertanya tapi tiba-tiba pria itu kembali mencium bibirnya sejenak.
Setelah itu Mr Jason segera menjauhkan dirinya sebelum ia tak bisa mengendalikan dirinya dan berakhir menerkamnya.
"Siapa Je ?" tanya Jessica kemudian yang sontak membuat pria itu kembali menatapnya.
keren karya tulis mu k🤗🤗🤗