NovelToon NovelToon
Jalinan Cinta Mantan Mafia

Jalinan Cinta Mantan Mafia

Status: sedang berlangsung
Genre:Mafia / CEO / Cinta Seiring Waktu / Identitas Tersembunyi / Romansa
Popularitas:1.4k
Nilai: 5
Nama Author: Aida

Gabriel Alessandro, seorang tangan kanan bos mafia terkenal di Itali. Memutuskan keluar dari organisasi tersebut dan pergi ke Indonesia, kampung halaman ibunya.

Ia memutuskan pergi karena dihantui rasa bersalah setelah meledakkan bom di sebuah panti asuhan atas perintah bosnya.

Disaat ia mencoba menikmati hidup, ia bertemu dengan seorang perempuan yang dikejar oleh banyak pria berbadan kekar.

Ia yang awalnya tidak peduli akhirnya memutuskan untuk menolong perempuan itu.

Lalu apakah pertemuan mereka akan berlanjut dan membawa kedua nya dalam kisah yang baru ? Atau hanya sekedar pertemuan yang akan terlupakan begitu saja ?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Aida, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Ke Rumah Sakit

Gabriel segera membalikkan tubuhnya saat pemandangan indah yang seharusnya tidak bisa dilewatkan begitu saja, terpampang jelas di depan matanya.

"Kak El, ngapain kesini ?" Kata Melati keras. Ia marah, malu bercampur menjadi satu.

Tadi saat ia akan mengambil handuk, tidak sengaja ia menginjak bekas sabun yang belum sepenuhnya tersapu air. Hingga kakinya terpleset dan berusaha mengimbangi dengan kaki sebelahnya yang sakit. Tapi naas kakinya satunya tidak sanggup menahan berat tubuhnya.

Ia terjatuh dengan sangat keras. Bahkan kaki yang sakit juga terbentur kloset bawah.

"Aku dengar sesuatu yang jatuh sangat keras. Kemudian kamu berteriak. Kamu tidak apa-apa ? Apa perlu bantuan ?" Tanya El gugup.

"Tidak tau. Tapi kakiku yang sakit tidak bisa digerakkan. Aduh". Rintih Melati.

"Sebentar aku ambil handuk dulu". Kata Gabriel meninggalkan kamar Melati. Tidak lama kemudian ia datang dengan membawa handuk kimono dan diserahkan pada Melati. Ia berjalan mundur agar tidak membuat Melati semakin malu.

Melati sendiri tetap dalam posisi seperti ini. Tidak bisa menggerakkan badannya. Rasanya pinggang nya kebawah terasa nyeri. Bahkan kakinya yang semula diperban terasa sakit juga.

"Kamu pakai dulu. Nanti aku bantu".

Melati menerimanya. Kemudian segera memakai nya. Ia merasa lututnya sakit dan kaku.

"Sudah". Kata Melati pelan.

Gabriel berbalik. Melati sudah memakai handuk kimono nya. Tapi bisa ia duga, bagian belakangnya pasti tidak tertutup.

Dengan perlahan, Gabriel mengangkat tubuh Melati. Sesekali Melati merintih saat kakinya tidak sengaja bergerak.

Gabriel membaringkan Melati diatas kasur. Memeriksa kakinya.

"Aw, sakit Kak.."

"Sepertinya bertambah bengkak. Mungkin karena jatuh tadi". Kata Gabriel.

"Aduh, gimana kalau parah. Aku takut". Melati mulai menangis.

"Kita ke Rumah Sakit sekarang. Kamu ganti baju dulu ya".

Gabriel seperti sudah terlatih cekatan. Ia memilih baju di dalam koper Melati yang sudah terbuka.

"Yang mana, Mel ?"

"Yang itu biru panjang aja". Tunjuk Melati.

"Ini ?"

"Iya".

Gabriel melempar dress kearah Melati yang mengenai wajah Melati. Kemudian disusul dengan cup melon kembar dan segitiga bermuda yang sama-sama mendarat tepat di wajah Melati.

"Cepat ganti. Aku tunggu diluar". Kata Gabriel segera keluar dari kamar Melati.

Melati sejujurnya amat sangat malu. Membiarkan lelaki asing menggendong nya dalam keadaan setengah telanjang, mengambil kan baju beserta dalamannya. Wajah Melati terasa panas.

"Aduh, malunya aku".

Gabriel di dapur mengambil air dingin dan meminumnya dalam sekali tegukan.

Ia pria normal. Berhadapan dengan Melati dalam keadaan seperti tadi membuat hawa terasa panas dingin. Apalagi sekarang ia harus menahan keinginan nya yang menggebu. Tidak seperti saat di negara barat sana.

Ia menghela nafas panjang. Kemudian pergi ke kamarnya sendiri untuk memakai jaket dan mengambil dompet.

Tok tok tok

"Apa kamu sudah selesai, Mel ?" Tanya Gabriel. Ia tidak mau tiba-tiba masuk dan kejadian tadi terulang lagi.

"Sudah".

Akhirnya Gabriel membuka pintu perlahan. Melati masih diatas ranjang tapi sudah mengenakan pakaian lengkap. Dengan tas mungil mewah tersampir di pundaknya.

Setidaknya itulah yang nampak di mata Gabriel. Jika yang di dalam ia tidak tau dan tidak mau pusing memikirkannya.

"Ayo kita ke Rumah Sakit. Kaki mu harus diperiksa".

Melati hanya mengangguk. Kemudian berusaha turun.

"Tolong tongkat ku, Kak" Kata Melati menunjuk kearah kruk nya yang bersandar di depan lemari.

"Memangnya kamu bisa ?" Tanya Gabriel yang ragu. Karena kaki Melati terlihat memerah.

Melati masih diam berpikir.

"Ah sudahlah lah. Kelamaan". Ucap Gabriel kemudian tanpa aba-aba ia menggendong Melati ala bridal style. Melati memekik karena terkejut.

"Kenapa menggendong ku ?" Teriaknya.

"Lalu aku harus apa ? Menyeret mu ?"

"Kan bisa menuntun ku sambil aku pakai kruk".

"Biar cepat sampai. Kamu terlalu lama berjalan ". Gabriel segera keluar dari Unit nya dan menendang pintu masuk. Bunyi 'klik' menandakan pintu terkunci secara otomatis.

Sampai di dalam lift hanya ada mereka berdua. Lalu Gabriel menurunkan Melati.

"Berdiri bisa kan ? Kamu berat ". Kata Gabriel sambil tertawa.

Melati jengkel dibuat nya. Memangnya dia gendut ?

"Huh badan saja yang besar. Tapi kekuatan tidak seberapa". Kata Melati menyindir.

Gabriel hanya tertawa mendengar sindiran untuk nya. Tidak tau saja Melati apa yang bisa ia lakukan dengan tubuh kekar nya.

"Hei, kamu anak kecil belum tau seberapa kekuatan ku yang sesungguhnya". Bisik Gabriel di telinga Melati.

Membuat bulu kuduk Melati meremang seketika. Ia menggosok lehernya yang geli karena tiupan dari Gabriel. Perasaan nya menjadi tidak karuan.

"Iih Kak El. Apasih !" Kata Melati memukul dada berotot Gabriel.

Melati hampir saja oleng karena hanya berdiri satu kaki dan bersandar dipojok lift.

Gabriel segera memeluk pinggang Melati. Dan refleks Melati juga memeluk pinggang Gabriel.

Saat Melati sadar, buru-buru ia ingin melepaskan. Tapi tangan sebelah Gabriel menahan tangan Melati yang ingin melepaskan pelukannya.

"Sudah. Biarkan begini. Kamu akan jatuh kalau tidak pegangan". kata Gabriel santai seakan itu adalah hal biasa baginya.

Tapi bagi Melati itu adalah hal yang aneh. Ia tidak pernah bersentuhan dan sedekat ini dengan lelaki lain selain Saga. Itupun tidak intim seperti saat ini.

Dadanya terasa bergemuruh. Jantung nya berdebar-debar. Aroma parfum Gabriel menusuk hidung Melati.

Lalu pintu lift terbuka. Masuklah beberapa orang yang seketika memenuhi ruang lift ini.

Gabriel segera mendekap Melati. Mengarahkan ke dadanya. Seakan melindungi Melati dari berdekatan dengan orang asing.

"Aw, Kakiku sakit Kak". Geram Melati. Karena sejak tadi Gabriel seperti seenaknya sendiri.

"Ya maaf. Daripada kamu terdesak orang-orang. Kan lebih baik berada dipelukan ku". Jawab Gabriel tanpa rasa bersalah.

"Iya juga sih".

"Tubuh mu itu kecil. Seperti orang kurang makan. Katanya orang kaya, kurus begini. Disenggol sedikit sudah hampir jatuh". Ejek Gabriel sambil menoel lengan Melati yang memang kecil menurut nya.

Melati mendelik mendengar ejekan Gabriel. Enak saja ia dikatai seperti kurang makan. Mungkin memang saat ini ia sedikit kurusan akibat perang batin yang melanda fikiran nya.

"Mengataiku kurus, tapi dia sendiri tidak kuat menggendong ku". Ucap Melati tanpa melihat wajah Gabriel.

Mereka berdua berbisik-bisik sampai lift yang membawa mereka turun ke lantai basement.

Gabriel menggendong Melati menuju mobilnya yang kebetulan terparkir tidak jauh dari pintu lift. Ia mendudukkan Melati dengan perlahan.

"Pakai sabuk pengaman mu". Katanya kemudian memutari mobil untuk duduk di kursi kemudi.

Gabriel menjalankan mobilnya menuju Rumah Sakit terdekat dari Apartemen nya.

Mereka menuju bagian pendaftaran lebih dulu. Melati mengeluarkan data dirinya yang ia bawa di dalam tas selempang milik nya.

Dokter memutuskan akan melakukan CT scan pada kaki Melati. Gabriel menunggu di depan ruangan sambil bermain game di dalam ponselnya untuk mengusir rasa kantuk.

"Lebih baik aku mencari kopi. Aku mengantuk sekali". Katanya sambil melihat jam dipergelangan tangan nya.

🌙🌙🌙

Maaf belum bisa up beberapa hari karena othor lagi sakit 🙏

Terus dukung othor ya. Like, vote, subscribe, gift dan komen sebanyak-banyaknya untuk mendukung othor.

Othor doakan yang mendukung othor selalu diberikan kesehatan dan lancar rejekinya 🤲

1
partini
heh waduh
partini
berdamai dengan diri sendiri lah,itu suami orang camkan di otak mu
biarpun cintamu sedang membara
partini
kaya ABG baru jatuh cinta
partini
Weh Weh wanita memberi ,, kepuasan kan yg begini ni suatu saat bakal nongol pas udah saling cinta ,bilang memuaskan kn mu lah secara bikin melati terluka no good no good
partini
👍👍👍👍👍
partini
lanjut nice story 👍👍👍
partini
lanjut bagus ceritanya
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!