OM...! Selingkuh YUK!

Dalam perjalanan menemui seseorang, ponsel Divya berdering. Tertera nama Emilio disana, namun Divya sengaja me-reject panggilan lalu mematikan ponsel.

"Biar dia kelimpungan cari aku deh, suruh siapa buat aku kesel."

Sekitar 10 menit, Divya sampai di tujuan. Itu adalah tempat latihan boxing, tempatnya dulu sering menggeluti olahraga bela diri itu sebelum menikah. Setelah menikah Divya mencoba menuruti keinginan Finn untuk diam di rumah tanpa banyak kegiatan seperti dulu.

Bahkan Divya sudah tidak di ijinkan berkumpul dengan teman-temannya meskipun hanya bertemu sebentar. Mungkin itu seperti sebuah kekangan, namun dulu baginya yang sangat mencintai Finn itu adalah sebuah baktinya sebagai seorang istri.

Mengingat semua hal itu, dengan kebucinannya pada Finn Divya tertawa menyedihkan. "Semua sia-sia, semua pengorbanan ku selama 2 tahun ini demi membahagiakan lelaki bajingan itu menjadi tidak berguna... Hahaha," Divya tertawa namun matanya mengembun.

"Jangan sampai aku terjerat perasaan dengan Emilio, ini hanya murni untuk balas dendam. Lelaki semua saja, bukan? Bahkan Emilio mudah digoda, lelaki mana lagi yang bisa setia pada pasangan nya? Mungkin hanya Maxime yang berbeda, dia setia pada Ellia. Tapi itu pun, entahlah..."

Divya bicara sendiri seraya memandang gedung tempat latihan boxing, dia mempunyai teman lelaki yang juga sering latihan disana.

Wanita itu mulai berjalan untuk masuk, ia membuka pintu lalu menuju ruang tempat latihan. Di dalam ruang latihan, ada beberapa orang. Divya mengedarkan pandangan mencari orang itu, dan menemukan teman lelakinya itu sedang duduk di pinggir ring sedang minum.

Divya yang masih dengan penampilan cantik dengan dress diatas lutut, tentu saja menarik perhatian orang-orang yang sedang berlatih di atas ring juga di sekitaran ring.

Bahkan suara suitan dari para lelaki disana sudah terdengar, Divya hanya cuek terus berjalan mendekati temannya.

"Halo, Om."

Si lelaki yang berusia sama dengan Divya itu, menghentikan kegiatan nya dan menoleh pada gadis yang menyapanya.

"Ya, siapa kamu?"

"Namaku Ellia, apa Om kenal dengan Tante Divya? Apa nama Om adalah Fatir?"

Mata besar lelaki itu mengerjap, mendengar nama temannya yang sudah lama tidak saling menghubungi sedikit membuatnya terkejut.

"Ya, saya Fatir. Ada apa?"

"Bisa kita bicara sebentar di tempat lain, Om. Ada yang harus aku katakan tentang Tante Divya, aku sepupu jauhnya."

Fatir seperti sedang berpikir, bukan apa-apa sebelum Divya memutus kontak dengan nya. Finn sempat mendatangi nya dan mengancam untuk menjauhi Divya. Fatir pikir mungkin karena saking cintanya Finn pada Divya membuat lelaki itu cemburu dengan kedekatan dirinya bersama Divya. Fatir maklum dan sejak itu dia pun tidak menghubungi Divya lagi, padahal selama ini mereka berdua murni berteman meskipun ia pernah menaksir Divya saat SMA.

"Apa terjadi sesuatu pada Tante mu?"

"Kita bicara di tempat lain, plisss." Pinta Divya.

"Oke, tunggu aku di cafe seberang. Aku akan mandi dan ganti baju. Aku berkeringat." Jawab Fatir mengiyakan.

"Siap, Om. El tunggu, ya."

Tak lama mereka berdua sudah duduk saling berhadapan hanya terhalang meja kecil di sebuah cafe.

"Jadi," Fatir bahkan tak ingin berbasa-basi.

"Kapan terakhir kali Om berhubungan dengan Tante Divya?"

"Sekitar 2 tahun lalu, sebelum Tantemu menikah dengan suaminya. Kami sudah berhenti saling kontak, suaminya tidak suka kedekatan pertemanan kami."

Itu benar, Finn dulu begitu protektif pada Divya. Setiap wanita itu berteman dengan lelaki, Finn akan mendatangi temannya dan memperingati mereka. Divya pikir kecemburuan Finn mungkin memang karena lelaki bajingan itu begitu mencintainya. Tapi sekarang jika dipikirkan lagi, apa karena dulu Finn adalah orang biasa dan menikahinya karena ia anak orang kaya dan takut tambang emasnya hilang.

Finn sendiri bukan keturunan orang kaya, sejak lahir lelaki itu menjadi korban broken home. Dia sendiri tinggal dengan ibunya karena sang ayah menikah lagi meninggalkannya hidup dalam kekurangan dengan ibunya. Saat Divya bertemu Finn, lelaki itu adalah lelaki rajin dan juga pekerja keras. Di kampus, Finn bahkan tidak malu bekerja sebagai pesuruh para Dosen dan mahasiswa demi membayar biaya kuliah. Sang Ibu meninggal saat Finn duduk di kelas 3 SMA, membuat Finn hidup sebatang kara.

Cerita menyedihkan dan juga pribadi Finn yang bekerja keras dalam hidup, itu lah yang membuat Divya jatuh hati pada seorang Finn yang satu jurusan dengannya. Mereka akhirnya pacaran selama 6 tahun, bahkan Finn berhasil membuka usaha dan dibantu investasi dari Ayah Divya. Akhirnya usaha kecil berubah menjadi Perusahaan besar seperti sekarang. Setelah Perusahaan kokoh, mereka akhirnya menikah.

Namun kenapa lelaki itu melupakan begitu saja kenangan dan pengorbanan mereka berdua dalam mempertahankan hubungan sejak 8 tahun lalu, bahkan sempat ditentang orang tua Divya yang notabene nya masih terbilang orang kaya.

Kini mendengar ucapan Fatir barusan, mengingatkan nya kembali pada semua kenangan masa lalu.

"Om, sepertinya terjadi sesuatu pada Tante. Bisakah Om mencari tau?"

"Ada suaminya, kenapa meminta aku mencarinya?" Fatir merasa aneh.

"Justru itu, aku menghubungi Tante tapi nggak bisa. Mengubungi Om Finn, sama aja. Tante Divya sering menghubungi ku, tapi sudah seminggu ini aku nggak dapat kabar darinya. Tolong cari tau, Om. Aku akan bayar Om, bukankah Om butuh uang buat berobat Ibu Om."

Fatir terlihat kebingungan, memang benar ia sedang membutuhkan uang untuk berobat Ibunya yang sakit. Bahkan penghasilan nya menjadi salah satu pelatih boxing, tidak bisa mencukupi dan dia masih berhutang untuk sebagian biaya rumah sakit. Namun melihat wajah remaja gadis di depannya, Fatir menjadi ragu.

"Berapa umurmu, Dek?"

"Udah 18 tahun, Om."

"Kok nggak sekolah?"

"Aku baru aja dapet musibah, Om. Aku kecelakaan motor, jadi masih ijin."

"Oh. Terus kamu punya uang dari mana?"

"Ada Om, tabungan ku banyak dari uang jajan. Mau bantu kan, Om. Tante Divya masih teman Om kan? Apa Om udah ngelupain pertemanan kalian sejak SMA?"

"Kamu tau banget tentang kami, Dek."

"Tau lah Om, kan tadi aku udah bilang Tante cerita semua sama aku. Bahkan Tante cerita pas Om pernah ngajak nyuri di toko roti cuma buat seru-seruan pas kelas 2 SMA."

Fatir mengangguk, "Sayang nya pertemanan kami harus terputus, padahal kami satu frekuensi. Khee... he..." Fatir terkekeh.

"Jadi, Om mau?"

"Oke, Om harus apa?"

"Jadi paparazi alias membuntuti Om Finn. Memotret apapun kegiatan Om Finn, dari keluar rumah sampai kembali lagi ke rumah. Om sanggup? Jika sanggup, aku bayar Om 500 juta."

Wow! Mata Fatir terbelalak sudah.

"Uang muka 200 juta, sisanya setelah tugas selesai."

___

Hayo loh, uang dari mana tuh Divya? Nggak mungkin Ellia punya uang sebanyak itu, kan? Wkwkk... Tebak-tebakan yuk. Yang dapet aku kasih hadiah deh 🤣😂

👉🏻Penebak yang benar atau hampir mendekati ada hadiah pulsa/dana senilai 30rb. Eh, lumayan kan buat beli baso bulet di si amang bukan beli baso yang gandol-gandol kayak punya si Om di bawah itu. Mehong say baso punya si Om Emilio mah 🤣🫣