Nirmala tak pernah menyangka jika kesuciannya akan di rampas paksa begitu saja. Sejak kejadian itu dia membenci sosok lelaki tak di kenalnya yang sudah menodainya. Namun siapa sangka, lelaki itu ternyata atasan yang baru di kantornya. Dia Alvin Sanjaya Kusuma, yang merupakan satu-satunya penerus perusahaan Sanjaya Group.
Akankah Alvin bertanggung jawab dengan perbuatannya? Atau dia akan pergi begitu saja? Sedangkan dia sangat mencintai mantan kekasihnya yang bernama Cantika.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Amallia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode.11
Semakin lama kandungan Cantika semakin membesar. Alvin tahunya jika kandungan istrinya itu baru berusia empat bulan, namun ternyata terlihat lebih besar dari usianya. Bahkan pelayan di rumah itu juga saling berbisik melihat perut majikannya yang terlihat lebih besar dari usia kandungannya.
Kebetulan hari ini jadwalnya Cantika melakukan pemeriksaan. Namun dia masih bersantai-santai saja. Sebenarnya dia sengaja menunda untuk pergi karena suaminya masih ada di rumah.
Sudah jam delapan lebih, namun Alvin masih di rumah. Dia tidak juga berangkat ke kantor.
''Mas, kamu kok tidak berangkat ke kantor?'' Cantika menatap suaminya yanng sedang duduk di sofa.
''Kebetulan hari ini Mas izin kerja,'' ucapnya.
''Kok tumben sekali libur kerja?''
''Iya, sayang. Mas hanya ingin beristirahat saja. Lagian hari ini kamu periksa kandungan kan? Mas ingin menemanimu pergi periksa.''
Ini yang Cantika takutkan, bisa saja nanti apa yang dia sembunyikan ketahuan juga oleh suaminya. Cantika tidak mau itu terjadi.
''Aku malas pergi, Mas. Mungkin tidak apa-apa jika sekali saja tidak periksa kandungan.''
''Ayolah, sayang. Selama ini suamimu ini tidak pernah mengantarmu periksa kandungan. Lagian Mas ingin tahu perkembangan anak kita,'' ucap Alvin.
Entah alasan apalagi yang harus dia katakan agar suaminya tidak mengajaknya pergi periksa kandungan. Tapi yang pasti dia tidak akan mengatakan hal-hal yang membuat suaminya curiga.
''Baiklah, ayo!'' pada akhirnya Cantika menyetujui untuk di antar oleh suaminya.
Cantika segera berganti pakaian. Begitu juga dengan Alvin yang ikut bersiap.
Beberapa menit kemudian keduanya sudah tampak rapi. Mereka langsung saja pergi menuju ke rumah sakit.
Sepanjang jalan Cantika tak bisa tenang. Dia takut sekali jika suaminya nanti mengetahui semuanya dan curiga dengan kehamilannya itu. Namun jika dia melarang suaminya untuk ikut, pasti suaminya akan curiga kepadanya.
Sesampainya di rumah sakit, Cantika turun duluan. Dia berdiri di depan rumah sakit menunggu suaminya yang sedang memarkirkan mobil.
''Ayo, sayang!'' Alvin sudah berada di dekat istrinya. Dia menggandeng tangan istrinya dan mengajaknya untuk masuk ke rumah sakit.
Kini keduanya sudah berada di depan ruang dokter kandungan yang biasa memeriksa Cantika. Mereka duduk menunggu antrean.
Tak terasa sebentar lagi giliran Cantika yang masuk ke ruangan dokter. Dia sudah sangat cemas. Dia takut jika suaminya tahu berapa usia kandungan dia yang sebenarnya.
''Ibu Cantika,'' terlihat seorang asisten dokter yang memanggil Cantika. Karena sekarang gilirannya untuk melakukan pemeriksaan.
Ternyata bersamaan dengan dering ponsel milik Alvin. Alvin menatap layar ponselnya, ternyata yang menghubunginya itu asistennya.
''Sayang, kamu duluan saja masuk ke dalam, Mas mau angkat telepon dulu,'' ucap Alvin.
''Iya, Mas.'' Cantika sedikit merasa lega karena suaminya tidak ikut masuk ke ruangan itu.
Saat Alvin kembali, ternyata bertepatan dengan istrinya yang baru keluar dari ruangan itu.
''Sayang, sudah di periksanya?''
''Sudah, Mas.''
''Bagaimana hasilnya?''
''Hasilnya bagus kok. Anak kita sehat-sehat saja,'' Cantika memperlihatkan hasil USG yang sedang dia pegang.
''Terima kasih, sayang. Kamu sudah menjaga anak kita dengan baik,'' Alvin mengecup kening istrinya.
''Ini sudah menjadi tugasku sebagai seorang ibu.''
''Sayang, bagaimana jika kita bikin acara empat bulanan untuk anak kita,'' ucap Alvin memberikan saran.
''Tidak usah, Mas. Aku tidak mau.''
''Tapi kenapa? Biasanya orang-orang bikin acara doa bersama di usia kandungan empat bulan loh.''
''Aku hanya tidak ingin saja, Mas. Lebih baik kita doa sendiri saja.''
''Baiklah, terserah kamu saja.''
Sebenarnya bukan tanpa alasan Cantika menolak saran dari suaminya. Namun usia kandungannya sekarang ini bukanlah empat bulan, namun lebih dari itu.
........
Tepat pukul delapan pagi Nirmala melihat Cantika yang terlihat terburu-buru keluar dari kamarnya. Bahkan pakaiannya tampak rapi. Sepertinya Cantika akan pergi keluar.
''Pagi Nona,'' Nirmala menyapa Cantika saat melewatinya.
''Hm ... '' hanya itu yang Cantika katakan.
Nirmala hanya menatap sekilas kepergian Cantika, lalu dia kembali fokus mengerjakan pekerjaannya.
Cantika pergi sendiri dengan menaiki taxi. Dia menolak saat sopirnya menawarkan untuk mengantar.
Hanya dua puluh menit di perjalanan, Cantika sampai disebuah kafe. Dia melangkah memasuki kafe itu sambil menatap kanan kirinya mencari seseorang yang sudah membuat janji dengannya. Cantika menghampiri mantan kekasihnya yang sedang duduk di kursi paling belakang.
''Ada apa kamu mengajakku bertemu?" tanya Cantika yang kini berdiri di dekat Kenan.
Kena menoleh menatap Cantika yang sedang berdiri.
''Wow sedang hamil ternyata. Anak siapa tuh?''
''Tidak usah banyak tanya. Apa maumu mengajakku bertemu?''
''Aku minta uang, kamu tahu kan kalau usahaku bangkrut.''
''Aku tidak akan memberimu.''
''Baiklah, itu berarti kamu tidak akan masalah jika aku menyebarkan video hot kita dulu. Bagaimana reaksi suamimu jika melihat video itu? Ah aku tidak bisa membayangkannya.''
''Kamu mengancamku?''
''Ya lebih tepatnya kesepakatan. Kalau kamu mau memberiku uang lima puluh juta, tentu aku akan tutup mulut.''
'Sial, bisa-bisanya Kenan mengancamku,' batin Cantika.
''Aku masih tidak paham sama suamimu, bisa-bisanya mau sama wanita yang sudah tidak virgin lagi. Ah mungkin terlalu cinta kali ya. Padahal seorang CEO loh, pasti banyak wanita di luaran sana yang mengantre.''
''Diam!'' ucap Clara dengan sedikit membentak.
''Bagaimana penawaranku? Atau kamu lebih memilih video hot kita tersebar.''
Mau tidak mau Cantika harus menuruti kemauan mantan kekasihnya, dari pada semua orang mengetahui masa lalunya. Apalagi jika suami dan orang tuanya tahu, pasti dia akan kena marah. Mungkin bisa saja suaminya meragukan anak yang ada di dalam kandungannya.
''Baiklah, aku akan transfer langsung ke rekeningmu.''
''Bagus,'' terlihat Kenan menyunggingkan senyum seringainya.
Dari kejauhan terlihat Rendi yang baru selesai meeting dengan klien. Kebetulan dia di utus oleh Alvin untuk meeting di luar dengan klien, karena Alvin harus mengurus pekerjaan lain. Tak sengaja Rendi melihat istri bosnya yang sedang duduk berdua dengan seorang lelaki. Dia langsung saja memfoto mereka.
'Siapa lelaki yang bersama Bu Cantika?' Rendi bertanya-tanya dalam hatinya.
Setelah mentransfer uang sesuai permintaan mantan kekasihnya, kini Cantika memutuskan untuk langsung pulang. Dia tidak mau jika ada orang yang mengenalinya. Bisa gawat jika ada yang mengadu kepada suaminya karena melihatnya berada di kafe bersama dengan seorang lelaki.
Dengan menaiki taxi online, Cantika sampai juga di rumah suaminya. Dia langsung saja beristirahat di ruang keluarga. Niatnya mau langsung ke kamar, namun dia merasakan hawa panas. Jadi memilih untuk duduk dulu sebentar.
Cantika tampak memijat-mijat kakinya sendiri. Dia merasa sedikit pegal. Lalu dia teringat Nirmala yang merupakan pelayan khususnya dan suaminya.
''Mala ... Mala ...'' Cantika berteriak memanggil Nirmala.
Beberapa menit kemudian Nirmala datang menghadapnya.
''Nona memanggil saya?''
''Tolong pijat kaki saya!'' pintanya.
''Baik, Nona.''
Nirmala memposisikan diri untuk duduk di lantai. Sedangkan Cantika sudah duduk berselonjor di atas sofa.
''Lebih ke bawah lagi!'' pintanya.
Nirmala menuruti permintaan Cantika.
''Kurang ke atas!"
''Baik, Non.'' Nirmala kembali menuruti permintaan majikannya.
Hampir tiga puluh menit Nirmala memijat, karena Cantika banyak maunya.