Sinopsis:
Lilia, seorang agen wanita hebat yang mati dalam ledakan saat menjalankan misinya, namun secara tidak sengaja masuk ke dunia novel sebagai tokoh wanita antagonis yang dibenci oleh semua warga desa. Dalam dunia baru ini, Lilia mendapatkan misi dari sistem jika ingin kembali ke dunia asalnya. Untuk membantunya menjalankan misi, sistem memberinya ruang ajaib.
Dengan menggunakan ruang ajaib dan pengetahuan di dunia modern, Lilia berusaha memperbaiki keadaan desa yang buruk dan menghadapi tantangan dari warga desa yang tidak menyukainya. Perlahan-lahan, perubahan Lilia membuatnya disukai oleh warga desa, dan suaminya mulai tertarik padanya.
Apakah Lilia dapat menyelesaikan semua misi dan kembali ke dunianya?
Ataukah dia akan tetap di dunia novel dan menemukan kebahagiaan yang sebenarnya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Wanita, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 2 : Kebaikan Pertama
Lilia memikirkan strategi agar dia bisa bertahan di sini untuk sementara waktu, tanpa harus membuat dirinya repot menghadapi kebencian warga dan suaminya. "Aku punya ide, jangan sebut aku Lilia kalau tidak bisa akting bagus," batin Lilia.
Lilia berpura-pura sedih, matanya mengeluarkan buliran air bening. Dia menundukkan kepala, seolah sangat menyesal dengan semua kesalahan yang dia perbuat.
"Hari ini aku baru sadar atas semua kesalahanku. Aku wanita tidak tau diri. Wanita tidak tau malu. Jangankan suamiku, pria selingkuhanku saja jijik padaku," ucap Lilia dengan suara lirih.
Pandu, Diah dan warga desa terkejut dengan ekspresi Lilia. Biasanya di situasi seperti ini Lilia tidak mau mengakui kesalahannya, hari ini dia tiba-tiba mengaku salah dan bicara dengan lembut.
"Kak Pandu, selain bersalah pada warga desa, kesalahanku padamu lebih banyak. Maafkan aku. Aku tidak pantas membela diri. Aku akan mengabulkan apapun keinginanmu agar kamu bersedia mengampuniku. Termasuk kalau kamu minta cerai," kata Lilia lagi.
Pandu semakin terkejut dengan permintaan cerai dari Lilia. Pernikahan mereka adalah kehendak Lilia sendiri, dan saat menikah, Lilia sudah bersumpah tidak akan melepas Pandu apalagi melihat Pandu bersatu dengan Diah. Kenapa hari ini dia minta cerai? Pandu bingung dengan perubahan Lilia yang begitu drastis. Apakah ini hanya sebuah trik untuk mendapatkan perhatian, atau ada sesuatu yang lebih dalam?
Tapi sebelum Pandu bisa memproses perasaannya, Lilia kembali berbicara lagi dengan suara yang lembut dan penuh penyesalan. "Diah, aku akan mengembalikan Kak Pandu padamu," kata Lilia dengan mata yang masih berkaca-kaca. "Aku tahu aku tidak pantas untuknya, dan aku tidak bisa memberinya kebahagiaan yang dia inginkan. Aku akan memperbaiki kandang ayam milik Bu Ira yang ku rusak tempo hari. Aku akan membantu Bu Sinta menanam sayur yang tempo hari ku curi. Aku juga akan mencari kerja untuk melunasi hutangku pada kalian, termasuk mengembalikan uang yang sudah ku curi."
Lilia menundukkan kepala, menunjukkan kesediaannya untuk menebus kesalahan-kesalahan yang telah dia lakukan. "Aku janji akan menebus kesalahanku. Hanya itu yang bisa ku lakukan. Kalian bisa kan memaafkan aku? Tolong beri aku kesempatan untuk memperbaiki semua kesalahan yang telah aku perbuat. Aku ingin membuktikan bahwa aku bisa berubah, bahwa aku bisa menjadi orang yang lebih baik."
Pandu dan Diah saling menatap, terkejut dengan perubahan sikap Lilia. Apakah Lilia benar-benar berubah, atau ini hanya sebuah trik untuk mendapatkan apa yang dia inginkan? Hanya waktu yang akan menjawab. Tapi satu hal yang pasti, Lilia telah menunjukkan kesediaannya untuk berubah, dan itu sudah merupakan langkah awal yang baik.
"Lihatlah wajah semua orang, mereka sudah tidak marah lagi. Yes, aku berhasil," batin Lilia bersorak riang.
"Lilia, aku tidak tau apakah kamu bersungguh-sungguh atau berpura-pura. Kita lihat saja nanti. Untuk kali ini aku akan memaafkan mu, tapi kalau kamu tidak menepati janjimu untuk menebus semua kesalahanmu pada warga desa, aku tidak akan membelamu lagi, walau mereka menghukum mu dengan berat," jawab Pandu.
"Kak Lilia jangan berbohong lagi. Nama kakak sudah jelek di mata kami. Kakak lupa? Kakak pernah membuat aku jatuh sakit demi menikahi Kak Pandu." Diah tidak bersedia memaafkan Lilia.
"Benar kata Diah. Kamu pasti bohong! Kami tidak percaya lagi perkataan kamu!" ucap salah satu warga.
"Aku ..."
Perkataan Lilia terpotong, tiba-tiba seorang anak kecil datang berteriak meminta tolong.
"Tolong ... Tolong ..." Dodo datang dengan nafas yang terengah-engah. "Bu Meimei, Bayu tenggelam di danau. Aku tidak bisa berenang menolongnya," lapor Dodo dengan wajah panik.
"Apa? Anakku tenggelam? Kenapa kalian main di pinggir danau?" Bu Memei panik dan langsung pergi ke danau untuk menolong anaknya yang tenggelam. Perhatian semua orang di sana teralihkan. Mereka pergi ke danau dan lupa dengan urusan Lilia.
"Tolong anakku ... tolong ... Siapa yang bisa berenang menolongnya ..." Bu Memei hendak menceburkan diri meskipun tidak bisa berenang. Namun, salah satu warga mencegahnya. Pandu yang seorang tentara, tanpa pikir panjang langsung menceburkan diri mencari anak Bu Memei yang tenggelam.
Namun, sebelum Pandu menemukan Bayu, seseorang lebih dulu keluar dari dalam air, dengan membawa Bayu di tangannya.
"Itu Lilia kan? Dia bisa berenang?" ucap salah satu warga.
"Seingatku Kak Lilia tidak bisa berenang. Dia juga tidak mungkin berbaik hati menolong seseorang," ucap Diah yang tidak kalah bingung.
Pandu membantu Lilia membawa Bayu ke pinggir danau. Sesampai di pinggir danau, Bayu langsung direbahkan. Tanpa banyak bicara, Lilia langsung memberikan pertolongan pertama. Apa yang dilakukan Lilia membuat Pandu kagum. Di zaman ini, hanya tentara dan tenaga kesehatan yang tau cara melakukan pertolongan pertama, tapi Lilia seolah sudah berpengalaman.
Bayu akhirnya siuman, mulutnya mengeluarkan air cukup banyak. "Bayu ... ibu sangat cemas ... syukurlah kamu selamat ..." Melihat anaknya siuman, Bu Memei langsung memeluk anaknya dengan hati yang lega. "Terima kasih Lilia, berkat kamu anakku akhirnya selamat," kata Bu Memei dengan tulus.
"Iya Bu Memei, syukurlah Bayu selamat," kata Lilia seraya tersenyum.
Semua warga desa kagum pada keberanian Lilia. Ternyata Lilia serius dengan penyesalannya. Warga desa memutuskan memaafkan Lilia untuk kali ini. Jika Lilia berani mengulangi kesalahannya lagi, barulah warga desa bertindak.
"Selamat nona, anda mendapatkan 100 koin emas atas kebaikan yang baru saja nona lakukan. Silahkan kumpulkan koin emas lebih banyak lagi untuk menukarnya dengan barang-barang di ruang ajaib." Sistem itu muncul lagi. Tentu saja suaranya hanya bisa di dengar oleh Lilia.
"100 koin emas? Kalau dalam sehari aku melakukan 10 kebaikan berarti tabunganku semakin banyak. Aku sangat hebat," batin Lilia. Dia bangga atas prestasi hebat yang baru saja dia lakukan.
Fokus Lilia tiba-tiba buyar setelah merasakan ada yang memasang jaket di tubuhnya. Ternyata Pandu lah yang melakukan itu. "Ayo kita pulang, kamu pasti kedinginan," kata Pandu dengan wajah dingin, masih seperti biasanya.
"Sistem, baru kali ini ada pria memasangkan jaket untukku. Jaket tentara pula. Dulu aku menjomblo sampai berusia 25 tahun. Hidupku selalu di penuhi dengan misi berbahaya hingga tidak pernah berkencan. Tak di sangka aku langsung punya suami tentara tampan di tempat ini," batin Lilia.
"Tapi dia tidak mencintai nona," kata Taro mengingatkan. Taro ternyata dapat mendengar suara hati Lilia.
"Iya, iya, aku juga tau. Pokoknya sebelum kami bercerai, aku harus mencicipinya dulu. Sangat sayang kalau tubuh berotot dan wajah tampan seperti ini di sia-siakan."