Zihan, adalah seorang gadis yang dibawa ke dunia asing oleh penguni asli dunia itu. sebuah dunia pararel yang di huni oleh siluman dan praktisi saja. dengan sistem kerajaan. gadis itu dibawa untuk dijadikan wanita persembahan oleh salah satu siluman yang menyamar menjadi manusia di dunia asal Zihan.
siapa sangka, ia justru mendapatkan keuntungan dan hal tak terduga saat itu.
akankah Zihan kembali ke dunia asal nya? atau justru memilih tetap tinggal di dunia asing itu?
ayoo, cari tau.. 😚
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Bono Ramadhani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
penasaran
" nona Zihan, selamat untuk pekerjaan baru nona. Dan mulai besuk, anda sudah bisa langsung bekerja. " ucap pak Zang.
" terimaksih pak Zang.. " jawab Zihan seraya membalas jabatan tangan pak Zang.
" kalo begitu, saya tunggu nona besuk jam 8 di ruang kru. Jangan lupa untuk membawa kartu nama. " pesan pak Zang.
" baik pak, terima kasih.. Saya permisi dulu. Selamat siang. " balas Zihan sebelum keluar dari ruangan.
" silahkan.. Silahkan.. " jawab pak Zang.
Zihan pun segera keluar dari ruang manager. turun ke lobby sebelum akhirnya ia keluar dan masuk ke mobil untuk segera pulang ke rumah.
" hhmmmm, gadis ini lumayan juga. Tubuhnya begitu sintal dan bening.. aku tidak sabar untuk mencicipi nya.. Hahaha " gumam pak Zang dengan memainkan kumis tipis yang hanya ada di setiap ujung atas mulut nya.
ditempat lain...
" tuan muda, makan siang sudah siap.. Silahkan anda turun ke bawah menuju meja makan. Nyonya Yu sudah menunggu anda. " ujar salah satu maid si mansion Vero.
" aku belum laper. suruh wanita itu makan duluan. " jawab Vero ketus.
" em, tapi tuan muda... Nyonya sendiri yang memasak semua hidangan makan siang nya... Nyonya berharap... " ucap maid, namun diputus oleh Vero.
" diam!!! siapa kamu berani menasehati ku?!! Mau ku pecat?!! " ancam Vero seketika.
" ma.. Maaf tuan muda.. Saya permisi dulu. " jawab maid dengan menundukkan kepalanya, sebelum akhirnya pergi segera.
" haaahhh, wanita sialan itu!!! Berapa kali sudah ku bilang. Aku tidak mau makan masakan nya. Menyebalkan!!! " gerutu Vero pada dirinya sendiri.
Dilantai satu mansion...
" maaf Nyonya, tuan muda menolak untuk makan siang. " ucap maid tadi pada Nyonya Yu
" hhhmm, biarkan saja.. Nanti jika dia lapar. dia akan turun. kamu bisa lanjutkan pekerjaan mu. " ujar nyonya Yu
" baik nyonya, saya permisi. " ucap maid itu.
" hhhmmm " balas nyonya Yu.
Tiba tiba ada seorang pria mendekati nyonya Yu.
" maaf Nyonya, apa saya perlu ambil tindakan pada tuan muda? " tanya seorang kepala pelayan pria itu.
" tidak perlu pak Ben.., hanya masalah kecil. " jawab nyonya Yu dengan tersenyum pada nya.
pak Beni pun membalas senyum seraya menundukkan kepalanya. Ia pun kembali mundur 2 langkah dari sisi nyonya Yu.
waktu terus berjalan.. Hingga hari mulai gelap..
didalam kamar Vero..
" sial.. Kenapa perutku sakit. Aaarrgghh.. " pekik Vero menahan perih. Ia pun mengingat bahwa dia belum makan sejak siang tadi.
" arrghh sial.. Lebih baik, aku minta bu Siska mengantarkan ku makanan. " ujar Vero seraya menelpon manager nya.
tut.. tut...
" ya tuan muda, ada apa? " tanya bu Siska dari seberang telpon.
" bu manager, bisakah kamu mengantarkan makanan untukku.. Aku merasa sangat lapar sekarang. " pinta Vero dengan manja.
" aih, apa di mansion besar itu tidak ada seorang pun yang memasak? " tanya Bu Siska heran.
" aku tidak selera makan dirumah. Aku mau makan masakan buatan mu saja. " pinta Vero lagi.
" dasar anak ini.. Jangan membuat masalah untuk ku Vero. Lebih baik kau segera turun ke meja makan, dan makan hidangan yang ada di meja. jangan sampai kau jatuh sakit. karena besuk kita ada acara pertemuan Vero. " ucap bu Siska mengingatkan.
" makanya, bawakan aku masakan buatan mu bu manager. Maka aku akan segera makan. Jika terlambat, jangan salahkan aku jika jatuh sakit. " gertak Vero yang memang tak mau kalah.
" haah, sudahlah... Aku akan segera mengantarkan makanan untuk mu. Tunggu aku datang. lebih baik minum air yang banyak untuk mengganjal sementara. " pesan bu Siska akhirnya mengalah.
" siaaapp nyonya!!! " jawab Vero dengan gembira. Telpon pun berakhir.
di apartement bu Siska..
" dasar anak ini, selalu membuatku tidak tenang.. bersikap manja seperti itu, dia paling tau kelemahan ku. " gumam bu Siska di sela ia menyiapkan makanan untuk Vero.
FYI
Bu Siska adalah orang tua tunggal dengan anak satu. Ia sudah lama ditinggal suaminya, karena sakit dan meninggal dunia. Ia memiliki 1 orang anak laki laki yang saat ini berumur 10 tahun. Namun anak nya berada jauh dari nya, karena anaknya dirawat oleh keluarga dari suami. untuk mengurangi rasa rindu keluarga pada alm. Suami nya. Dan bu Siska merantau ke kota. Bekerja untuk membiayai sekolah dan kebutuhan anaknya. Ia sudah lama menjadi manager Vero, dan hubungan mereka seperti ibu dan anak. Jadi, bu Siska akan selalu luluh ketika Vero manja pada nya, itu mengingatkan nya pada anak nya sendiri.
Kembali ke cerita..
Setelah beberapa saat, bu Siska telah selesai menyiapkan makanan untuk Vero. Ia membuat hidangan yang paling Vero suka, yaitu Kwetiau goreng dengan udang saus mentega. Ia pun bersiap menuju mansion Vero.
setelah menempuh waktu 25 menit, akhirnya bu Siska pun sampai di kediaman Vero. Dan langsung di sapa oleh penjaga pintu gerbang.
" selamat malam, ada yang bisa saya bantu nyonya? " tanya penjaga gerbang mansion.
Pertanyaan itu pun membuat bu Siska sedikit bingung..
" ah, selamat malam pak, saya manager tuan muda Vero. Mau bertemu dengannya. " jawab bu Siska yang menyadari sesuatu.
Si penjaga adalah pegawai baru, ia tak mengenal bu Siska. Maka ia begitu mengikuti prosedur yang diterapkan oleh kepala pelayan dalam menerima tamu.
" oh, maaf bu.. Sebelum bertemu, mohon isi buku ini. Ini adalah prosedur yang perlu di lakukan. " ujar si penjaga.
" oh ya ampun... Apalagi ini, baru kali ini aku harus mengisi buku tamu saat datang kesini.. Apa aku ini seperti orang yang mencurigakan.. Haaahh, akan ku tanya pada tuan muda Vero nanti. " gerutu Bu Siska dalam hati. Namun ia tetap mengikuti prosedur nya
" oh baik. " jawab bu Siska akhirnya.
setelah itu, bu Siska pun membawa mobilnya masuk ke dalam. Kepala pelayan pun menyadari kedatangan bu Siska. Ia pun segera membukakan pintu untuknya.
" selamat malam nyonya Siska. Selamat datang. Ada yang bisa saya bantu nyonya.." sapa kepala pelayan. Tanpa mempersilahkan bu Siska untuk masuk.
" selamat malam pak Ben. Saya mau bertemu dengan Vero. tadi dia menelpon saya, minta untuk dibawakan makanan. Dan ini saya membawa nya. " jawab bu Siska dengan mengangkat paper bag di tangannya.
Mendengar jawaban bu Siska, Nyonya Yu yang memang sedang duduk di ruang tamu dan membaca majalah, ia pun sontak melirik ke arah kedua orang itu. Dan segera mendatangi nya.
melihat Nyonya rumah menghampiri, pak Beni pun tak bisa berkata. Ia hanya menundukkan kepala sampai nyonya Yu berdiri di hadapannya.
" sepertinya aku baru saja mendengar ada yang ingin bertemu tuan muda dan mengantarkan makanan??? apa itu benar pak Ben? " tanya nyonya Yu tanpa peduli ada bu Siska di depannya.
" be.. benar Nyonya.. Beliau adalah nyonya Siska. Manager tuan muda Vero. " jawab pak Ben gugup. Ia sungguh tak bisa berdiri tenang di tengah tengah ke dua wanita itu.
Sedangkan bu Siska, ia merasa asing juga dengan nyonya Yu. Ini adalah pertemuan pertama kedua nya.
" maaf, saya harus segera mengantarkan makanan ini untuk tuan muda Vero nyonya. jika anda ada pertanyaan, anda bisa bertanya apapun setelah saya mengantarkan makanan ini. Karena tuan muda Vero sudah menunggu sejak tadi. Dan saya tidak ingin tuan Vero menunggu lebih lama lagi. " jelas Bu Siska pada nyonya Yu.
" lancang!!! Berani nya kamu menentangku!! " pekik Nyonya Yu pada bu Siska, seraya melayangkan tangannya ke wajah bu Siska.
Dan tak disangka, hanya kurang sedikit saja, tangan itu berhasil menampar keras wajah bu Siska. Namun pada akhirnya, tangan itu di tahan oleh Vero yang sudah berada di belakang nyonya Yu.
Sontak, kedua wanita itu sama sama terkejutnya. Menyadari kehadiran Vero disana.
" Vero! " kejut Nyonya Yu.
" Tuan Muda Vero! " kejut bu Siska.
Sedangkan pak Beni, hanya bisa diam membisu. Namun dalam hatinya berkata
" syukurlah tuan muda segera datang, jika tidak, aku pun sebagai lelaki, tapi juga tidak bisa menghentikannya. " gumam nya dalam hati.
" kenapa lama sekali.. Aku sudah begitu lapar, ayo ikut aku ke kamar ku. " ucap Vero pada bu Siska tanpa peduli kehadiran yang lainnya.
ia pun mengambil paper bag dari tangan bu Siska, dan membawanya ke dalam. Bu Siska pun segera mengikuti dari belakang.
Nyonya Yu yang tidak dianggap, sungguh merasa marah dan tak terima.
" sialan!!! Berani nya dia mengacuhkan ku! Heh, sekarang kau bisa seperti itu, tapi lihat nanti jika ayah mu sudah kembali. Jangan harap aku tetap diam! " gumam nyonya Yu pada dirinya sendiri. Namun, itu bisa didengar oleh pak Ben.
Dan pak Ben hanya bisa menelan ludah dengan susah payah, sebelum akhirnya lega setelah nyonya Yu pergi dari hadapan nya.
Di tempat lain yang jauh dari mansion Vero..
" Zihan, ayo makan malam dulu.. " panggil ibu nya.
" iyaaa bentar mah.. nanggung dikit lagi... " jawab Zihan dari dalam kamar sedikit berteriak.
" ya sudah, lebih baik cepat selesaikan kegiatanmu itu, dan segera kemari. " titah sang ibu.
" iya iya.. Sabaarrr.. " balas Zihan lagi.
" anak ini... Selalu saja membantah. " gerutu bu Lita. Ia pun memulai makan malam lebih dulu.
Setelah beberapa saat, Zihan pun menghampiri meja makan dan ikut makan malam bersama sang ibu. Mereka asyik menikmati makan malam sambil berbincang ria. Namun, suasana tiba tiba berubah ketika sang ibu menanyai nya soal pasangan hidup.
" Zihan..." panggil sang ibu.
" ada apa bu? " tanya zihan sambil menyuap makanan ke dalam mulut nya sendiri.
" sebenarnya ada yang ingin ibu tanyakan padamu nak. " jelas ibu masih ambigu.
" tanya apa sih bu. Misterius banget kayak nya.. " tanya Zihan penasaran.
" emmm, ada temen arisan nya ibu yang mau jodohin anak nya sama kamu. Anaknya laki laki, dan juga sudah bekerja. Ibu pernah ketemu juga sama anaknya. Lumayan sih menurut ibu... Makanya........" tiba tiba, Zihan menginterupsi sang ibu. Yang membuat sang ibu menghentikan pembicaraannya.
" bu.... Zihan udah pernah bilang kan.. Zihan masih belum ada pikiran kesana bu. Zihan aja baru mulai kerja. Belum punya tabungan. Apalagi nanti kalo zihan nikah. Emang gak pakek modal apa.... " jawab Zihan sebal.
" tapi nak, dimana mana modal nikah itu kan dari calon pengantin pria. Bukan wanita. Jadi buat apa kamu susah susah mikirin modal buat nikah. Kamu cukup terima pinangan nya. Dan masalah biaya, semua sudah tanggungjawab colon pengantin pria nya. Hhhm... gimana? Kamu mau kan sayang? " tanya bu Lita masih tak menyerah
mendengar penjelasan sang ibu, Zihan bukan nya merasa lega, tapi semakin tak terima.
" bu! Zihan udah bilang kan, kalo Zihan belum mau mikirin itu. Kalau pun pernikahan dibiayain sama calon pengantin pria, emang nya kehidupan gak berlanjut? Aku juga gak mau nikah cuma jadi beban suami. Meski kebutuhan rumah tangga emang tanggungjawab suami, tapi aku gak bisa liat suamiku berjuang sendiri. Udah ah, aku udah kenyang. dan aku capek, mau tidur. " jawab Zihan panjang lebar. Ia pun pergi dari hadapan sang ibu untuk menghindari perbincangan itu.
" tapi Zihan.. Tunggu sayang.. Zihan.. Zihan...oh ya ampun anak ini. Selalu saja buat ku tidak tenang. " gerutu sang ibu sambil menatap punggung sang anak sebelum akhirnya hilang di balik pintu kamarnya.
Sedangkan di dalam kamar...
" sial sial.. Apasih mau nya ibu!!! Aku kan masih muda. Buat apa cepet cepet nikah. Lagian juga, aku gak kenal sama pria yang ibu maksud. Masak maen nikah aja. hah buat pusing aja. udah ah, mending tidur.. Ada yang lebih penting buat hari esok. " ucap Zihan, ia pun akhirnya mematikan lampu tidur, dan terlelap segera.
ditempat lain, di ruang kamar Vero..
setelah Vero menghabiskan semua makanan yang dibawa oleh bu siska, ia pun bergegas untuk kembali ke apartement nya. Karena malam juga sudah mulai larut.
Namun, bu siska teringat kejadian siang tadi. Ia sungguh ingin memastikan nya sekarang
" tuan muda Vero. Sebelum aku pulang, ada yang ingin aku tanyakan padamu. " ucap bu siska serius.
" ayolah bu manager.. Ini sudah malam... Tidak bisakah kita membahasan pekerjaan besok? " jawab Vero yang salah paham.
" heeii, ini bukan masalah pekerjaan Vero. Tapi masalah pribadi! " jawab bu Siska sebal.
" what?! Masalah pribadi?? Emang apa? " tanya Vero yang juga malah bingung.
" tadi siang, kenapa kamu mau minta nomer pak Zang?! Apa kamu seperti itu Vero? " tanya bu siska menuduh.
" maksudnya?! Seperti itu gimana sih bu manager. Ngomong yang jelas dong. " balas Vero juga sebal.
Melihat ekspresi vero yang memang tidak paham dan menuntut kejelasan, bu siska pun mengatakan intinya.
" seperti... Hmm, apa kamu pencinta sesama jenis Vero? " tanya bu siska dengan suara berbisik, namun tanpa rasa bersalah.
" apaaa?! What the hell! Aku perjaka tingting bu Siska.. Waahh, penghinaan ini. " jawab Vero yang begitu terkejut dan tak terima. Seraya berdiri dari duduknya.
" tenang Vero tenang. Aku hanya bertanya. Okey?! " balas bu siska seketika, yang juga terkejut dengan sikap yang ditunjukkan oleh vero.
" gimana mau tenang bu, emang bu siska darimana bisa mikir aku itu gay?! astagaaaaaa... " tanya vero masih tak terima, ia pun mengacak acak rambut nya.
" oke oke.. Tenang Vero. Mungkin aku aja yang salah paham. Hehehehe " jawab bu siska merasa bersalah.
" hah, sekarang jelaskan kenapa bu siska bisa mikir kalo aku itu gay..! " tuntut Vero segera.
" hmmm, tadi siang waktu kamu minta nomer pak Zang, aku kira kamu punya rasa sama pak Zang... " jelas bu siska singkat.
Namun Ia pun langsung melanjutkan lagi ketika melihat Vero sudah seperti ingin menerkamnya.
" tapii.. Itu hanya asumsi ku aja, karena mana mungkin tuan Muda Vero yang tampan ini seperti itu.. Ya kan.. " jelas bu siska lagi seraya mengelus pipi Vero.
" hmm itu bu siska tau!! Mana mungkin aku gay. sudah, sekarang mana nomer pak Zang. Aku ingin menghubungi nya. " jawab Vero yang lagi lagi membuat bu siska salah paham.
" tuan muda, kau bilang tadi tidak.... " gumam bu siska yang langsung dibantah Vero.
" aku ingin menghubunginya karena aku ingin bertanya tentang seseorang padanya. Hadeh " jelas Vero segera karena tau apa yang ada dipikiran bu siska.
" ooowww, kirain.. Hehehe... Baiklah tunggu sebentar... Ini.. " ucap bu siska dengan memberikan kartu nama pak zang yang ia simpan di dompet khusus kartu nama.
" terimakasih bu. Sudah sekarang bu siska sudah boleh kembali ke apart. hehehe " ucap Vero mengusir secara halus.
" dasar anak ini.. Kalo sudah dapet mau nya, aku diusir gitu aja. Ya sudah, aku pergi dulu. jangan tidur kemalaman. Besuk kita ada acara pertemuan. " pesan bu siska sebelum akhirnya keluar dari kamar.
" iyaaa.. Berisik. hati hati ya nyonya Siska. Aku tak mengantarmu.. Hehehe " pekik Vero sesaat sebelum pintu tertutup rapat.
" anak nakal.. " gumam bu siska dengan menggelengkan kepalanya. Ia pun turun ke lantai satu dan bergegas segera keluar dan kembali ke apart.
Sedangkan Vero, ia mulai menghubungi pak Zang dan bertanya tentang siapa gadis yang ia lihat tadi pagi.
" hmm, bagaimana aku mengatakan nya ya pak Zang. sudahlah, langsung tanya aja, gak perlu basa basi. " gumam Vero sebelum menghubungi pak Zang.
Ia pun menekan nomer yang tertera di kartu nama yang diberikan manager nya tadi. Telpon pun terhubung.
Tuuutt tuuutt..
" ya selamat malam.. Dengan siapa ini? " sapa pak Zang yang tidak mengenal nomer pribadi milik Vero.
" selamat malam pak Zang. Ini saya Vero Hao. " jawab vero formal.
" oh, maafkan saya tuan Vero.. Saya tidak mengenal suara anda dengan baik.. Ada perlu apa tuan Vero menghubungi saya? " jawab pak Zang yang terkejut juga sungkan.
" tidak apa apa pak. Santai aja. Saya cuma mau bertanya, tentang gadis yang tadi pagi anda temui di lobby perusahaan. Siapa gadis itu? " tanya Vero langsung ke intinya.
Pak Zang yang mendengar nya, mencoba mengingat kembali.. Dan setelah ia mengingat gadis itu, ia pun langsung menjawab.
" oh itu adalah karyawan baru di perusahaan tuan Vero. Dia bekerja di bagian kru mulai besuk. Apa ada masalah dengan nya tuan? " ucap pak Zang memastikan.
" tidak ada. Siapa namanya? " tanya Vero fokus pada gadis itu.
" hmm, nama nya nona Zihan, tuan Vero.. Apa anda mengenalnya tuan? " tanya pak Zang lagi yang masih penasaran.
" tidak kenal. Kalau begitu. Terimakasih. Itu saja yang ingin ku tanyakan pada anda. Selamat malam. " ucap Vero sebelum mengakhiri panggilan nya tanpa menunggu jawaban dari pak Zang.
setelah panggilan berakhir, pak zang yang sudah mengincar gadis itu, merasa tak terima.
" sialan, ada urusan apa sebenarnya tuan Vero bertanya tentang gadis itu. Aku tidak akan membiarkannya bertemu dengan tuan Vero. gadis itu milik ku.. " gumam nya, seraya menggenggam erat ponsel di tangannya.