Dalam dunia yang menilai cinta dari angka dan asumsi, kisah ini tumbuh dari perbedaan usia, tapi berbunga karena kesamaan rasa. Ia—berusia 31 tahun, penuh luka yang disembunyikan di balik ketenangan dewasa. Aku—baru 19, masih belajar memahami dunia, tapi yakin bahwa hati tahu ke mana harus pulang.
Orang menyebutnya sugar daddy, aku menyebutnya pelindung. Mereka mengira ini tentang harta, padahal ini tentang jiwa yang saling menemukan di waktu yang tak terduga. Ini bukan kisah sempurna, tapi kisah yang nyata. Tentang rasa yang tumbuh pelan-pelan, hingga tak bisa lagi dibendung oleh usia atau stigma.
Karena cinta, terkadang, tidak hadir dengan logika, tapi dengan kehangatan yang tak pernah kita sangka.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ratu Inggit, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
When Time Meant Nothing Komentar