Matahari pelan merambat lurus ketengah, di jalan perumahan yang cukup sepi itu melintas sebuah mobil pribadi berwarna silver. Di dalamnya terdapat dua orang yang duduk. Yaitu seorang supir dan disampingnya duduk seorang gadis kecil berkulit putih, rambut lurus kuncir dua dan mata sipit teduh. Gadis kecil yang masih mengenakan seragam SD itu adalah putri tunggal dari seorang saudagar kaya, juga ibunya pemilik butik terkenal di Jakarta. Karina Saraswati atau yang di sering di panggil Karin itu kini baru genap berusia 8 tahun. Namun, kehidupan sangat berbeda dari anak-anak lainnya yang setiap hari merasakan belaian kasih sayang orang tua. Bagi Karina semua itu hanya ilusi, dia anak yang selalu kesepian. Kedua orang tuanya selalu sibuk menimba harta. Pulang malam, pergi pagi. Tak heran kalau Karina besar di tangan pembantunya yaitu Bi Inah. Setiap hari Bi Inah lah yang mengurus Karina, dari memakaikan seragam sekolah, makan, memandikan bahkan mengeloninya disaat tidur. Sungguh kekayaan keluarga Karina tiada arti baginya, harta yang membuat dirinya terabaikan dari kasih sayang orang tua.
Supir
"Non Karin, ingat, yah. Tadi mamah pesen sama Om, habis pulang sekolah Non Karin jangan keluar rumah, mainnya di halaman aja! Habis nganterin non Karin, Om balik lagi kekantor papah Karin" ucap seorang supir pribadi keluarga Karina."
Karina
"Iya, Om." Sahut Karina dengan wajah cemberut.
Setelah sampai di rumah mewah Karina, seorang supir kembali ke kantor milik Arga atau ayah kandung Karina. Bi Inah langsung menyambut gadis kecil itu lalu melepas sepatu, tas dan mengganti pakaian. Bi Inah kembali merapikan rambut Karina yang sedikit kusut, dan kembali menguncir dua.
Bi Inah
"Abis makan, non Karin mainnya di halaman aja yah, jangan keluar, soalnya mamah melarang non Karin bergaul sama anak-anak sekitar sini!"
Ujar Bi Inah
Karina
"Emang kenapa si, Karin gak boleh berteman sama mereka, Bi?" tanya Karin yang sudah mulai geram."
Bi Inah
"Pokoknya gak boleh, ini kan pesan mamah Karin. Nanti bibi bisa di marahi mamah!"
Pergaulan Karin sangat di batasi oleh kedua orang tuanya. Karena mereka adalah keluarga yang cukup kaya dnan terhormat, seolah putrinya tidak boleh membaur dengan warga biasa. Padahal, rumah mewah Arga berbatasan dengan pemukiman warga kelas menengah kebawah.
Comments
,🙄
semangat za,hwaiting🔥
2021-06-06
1
ᴍ֟፝ᴀʜ ᴇ •
hmmm awal yg bguss..
2021-06-04
0
Hiatus bentar🧸
udah mampir yh kak
2021-06-01
0