NovelToon NovelToon

Karina'S Mooring

Kenapa sih..banyak larangan

Matahari pelan merambat lurus ketengah, di jalan perumahan yang cukup sepi itu melintas sebuah mobil pribadi berwarna silver. Di dalamnya terdapat dua orang yang duduk. Yaitu seorang supir dan disampingnya duduk seorang gadis kecil berkulit putih, rambut lurus kuncir dua dan mata sipit teduh. Gadis kecil yang masih mengenakan seragam SD itu adalah putri tunggal dari seorang saudagar kaya, juga ibunya pemilik butik terkenal di Jakarta. Karina Saraswati atau yang di sering di panggil Karin itu kini baru genap berusia 8 tahun. Namun, kehidupan sangat berbeda dari anak-anak lainnya yang setiap hari merasakan belaian kasih sayang orang tua. Bagi Karina semua itu hanya ilusi, dia anak yang selalu kesepian. Kedua orang tuanya selalu sibuk menimba harta. Pulang malam, pergi pagi. Tak heran kalau Karina besar di tangan pembantunya yaitu Bi Inah. Setiap hari Bi Inah lah yang mengurus Karina, dari memakaikan seragam sekolah, makan, memandikan bahkan mengeloninya disaat tidur. Sungguh kekayaan keluarga Karina tiada arti baginya, harta yang membuat dirinya terabaikan dari kasih sayang orang tua.
Supir
Supir
"Non Karin, ingat, yah. Tadi mamah pesen sama Om, habis pulang sekolah Non Karin jangan keluar rumah, mainnya di halaman aja! Habis nganterin non Karin, Om balik lagi kekantor papah Karin" ucap seorang supir pribadi keluarga Karina."
Karina
Karina
"Iya, Om." Sahut Karina dengan wajah cemberut.
Setelah sampai di rumah mewah Karina, seorang supir kembali ke kantor milik Arga atau ayah kandung Karina. Bi Inah langsung menyambut gadis kecil itu lalu melepas sepatu, tas dan mengganti pakaian. Bi Inah kembali merapikan rambut Karina yang sedikit kusut, dan kembali menguncir dua.
Bi Inah
Bi Inah
"Abis makan, non Karin mainnya di halaman aja yah, jangan keluar, soalnya mamah melarang non Karin bergaul sama anak-anak sekitar sini!"
Ujar Bi Inah
Karina
Karina
"Emang kenapa si, Karin gak boleh berteman sama mereka, Bi?" tanya Karin yang sudah mulai geram."
Bi Inah
Bi Inah
"Pokoknya gak boleh, ini kan pesan mamah Karin. Nanti bibi bisa di marahi mamah!"
Pergaulan Karin sangat di batasi oleh kedua orang tuanya. Karena mereka adalah keluarga yang cukup kaya dnan terhormat, seolah putrinya tidak boleh membaur dengan warga biasa. Padahal, rumah mewah Arga berbatasan dengan pemukiman warga kelas menengah kebawah.

KA-RIN...Ngaji bareng yuk

Karin duduk di bangku halaman sambil bermain dengan beberapa koleksi bonekanya. Dirumah itu apapun tersedia untuk Karin, barang-barang mahal dan mewah ia miliki semua. Namun tetap naluri gadis kecil itu merasa hampa karena tidak ada teman yang menemaninya. Kadang, Karin merasa sedih saat melihat anak-anak berlari dan tertawa di luar gerbang rumahnya, seolah ia pun ingin ikut main bersama mereka. Karin sudah biasa dengan kejenuhan, kadang untuk mengelabui perasaan sepinya, ia bernyanyi, meramaikan kesendirian.
Karina
Karina
"Lili ... aku pergi bermain dulu, yah? Kamu jangan ikuuut ... nanti dimarahi mamah kamu loh!" Celoteh gadis kecil itu bersandiwara memainkan boneka-bonekanya.
Tidak lama kemudian, datang seorang anak kecil perempuan sebayanya, memanggil Karin dari luar gerbang. Dia Fatimah, salah satu teman sekolah yang akrab dengan Karin.
Fatimah
Fatimah
"KA-RIN ... Ngaji yuk?"
Karin menoleh, ia sedikit tersenyum.
Fatimah
Fatimah
"Karin, ikut aku yuk, kita ngaji sama pak ustad!"
Karin masih kebingungan. Ia masih takut membantah pesan ibunya, tapi hatinya merasa terpanggil. Karina nekad keluar rumah, tapi ia meminta izin dahulu kepada Bi Inah.
Bi Inah
Bi Inah
"Duh, gimana yah? Bibi sebenarnya takut ngizinin non keluar, nanti ibu bisa marah besar sama bibi!" ucap bi Inah gelisah.
Karina
Karina
"Tenang aja, Bi. Asal bi inah jangan bilang sama mamah, ini rahasia kita berdua." Sahut Karina.
Bi Inah merasa sadar, ia sangat berdosa bila melarang seorang anak yang ingin belajar mengaji.
Bi Inah
Bi Inah
"Iya deh, Non. Tapi abis selesai ngaji langsung pulang yah? Jangan main kemana-mana lagi!"
Karina
Karina
"Oke, Bi. Makasih ya, Bi!"
Bi Inah segera mempersiapkan perlengkapan untuk mengaji Karina, tapi diantara pakaian-pakaian Karina yang mahal itu tidak ada satu pun pakaian gamis dan kerudung untuk Karina. Untungnya, Fatimah mau meminjamkannya. Sebelum pergi ke madrasah pengajian, Karina harus mampir dulu kerumah Fatimah untuk meminjam pakaian gamis dan kerudung.
Karina lalu memperkenalkan dirinya kepada teman-teman pengajian. Ia di sambut baik oleh Ustadz Zakaria, begitupun anak-anak yang lain.

Karin ingin belajar ngaji mah

Hari demi hari berlalu, Karin makin rajin ngaji, Belum genap satu bulan, Karina sudah lancar membaca Al-qur'an. Gadis kecil itu memiliki keistimewaan tersendiri. Ustad Zakaria mengetes Karina membacakan surat An-Naba, semua fokus mendengarkannya.
Pak Ustad
Pak Ustad
Coba sekarang Karin baca yah surat An-naba nya.
Karina
Karina
Iya, pak ustad!
Karina mulai melantunkan bacaan ayat-ayat itu, semua tercengang, terpaku dan terbuai oleh suara indah Karin. Ustad Zakaria menangis saat mendengarkannya.
Pak Ustad
Pak Ustad
"Masya Allah, begitu merdu dan indahnya suara anak ini, seolah ayat-ayatmu hidup di hati kami yang mendengarkannya. Ya Allah, jagalah anak ini hingga kelak dia dewasa. Sayangi dia selalu, karena gadis kecil ini istimewa." Batin Ustad Zakaria."
Disaat Karina sedang aktif dalam kegiatan mengajinya, pada suatu hari Windi memergoki putri kecilnya sedang keluar dari Madrasah kecil bersama anak-anak lainnya. Mendadak Windi memarkirkan mobilnya lalu ia turun menghampiri Karina yang terkejut melihat sang ibu mendekati dengan wajah memerah.
Mamah
Mamah
"Karin, ngapain kamu disini, hah? Udah mamah bilang kamu jangan keluar sembarangan! Apalagi main sama anak-anak ini!"
Karina mendunduk. Wajahnya lesu.
Karina
Karina
"Karin ingin belajar ngaji, Mah" sahut Karin.
Mamah
Mamah
"Apa? Gak boleh! Ini kamu pake baju siapa?"
Karin menunduk, Matanya melirik ke Fatimah yang juga tertunduk.
Karina
Karina
"Ini baju Fatimah, Mah!"
Amarah Windi semakin bergejolak, seolah ia jijik putri kecil semata wayangnya memakai baju sembarangan apalagi dari anak orang sederhana.
Mamah
Mamah
"Ayo pulang! Buka baju itu, nanti akan mamah kembalikan sama temanmu itu. Mulai sekarang kamu jangan kesini lagi. Kalo kamu sampai ketahuan sekali lagi mamah hukum kamu! Fatimah, ayo ikut kamu, sekalian nanti kembaliin baju kamu."
Windi menarik tangan putrinya kedalam mobil bersama Fatimah sahabat Karin. Sesampainya dirumah Windi segera melepas gamis dan kerudung yang dikenakan Karin lalu mengembalikannya pada Fatimah yang ketakutan polos. Tak luput bi Inah menjadi incaran kemarahan Windi, yng membuat Bi Inah terancam dipecat.
Bantu like, Komen, Rate5, Vote, gift and fav guys

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!