Episode 3

Setelah hari mulai berlalu pagi pun telah tiba akhirnya Juna sadarkan diri, Edo yang melihatnya sadar langsung menekan tombol yang berada di atas ranjang rumah sakit pertanda gawat, seketika pun perawat dan dokter Bimo berlari menuju ke ruangan Juna.

"Dok Juna telah sadar segera periksa dia jangan sampai ada yang terlewat sedikit pun"memberi tau dokter dengan wajah segan.

"baik tuan saya akan memeriksa tuan muda"jawab dengan perasaan takut.

Dokter pun memeriksa semua tubuh Juna dan setelah memeriksa, Juna yang sudah sangat membuka matanya ia menggerakkan semua badannya tetapi ada yg satu mengganjalnya,

kedua kakinya tidak bisa bergerak akhirnya dia bangun terus bersender terus menanyakan ke dokter, seketika Edo langsung merasa tidak enak melihat sahabatnya seperti itu.

"ada apa dengan kaki Ku dok" ucap Juna dengan perasaan panik.

Dokter pun menunduk terus menjawab "Maaf tuan, saya sangat minta maaf sebab dengan kecelakaan ini kaki anda mengalami keretakan sehingga anda mengalami kelumpuhan" ucap dokter dengan nada yang sangat khawatir.

deg...

Semua orang yang mendengarnya langsung merasa kaget, begitu pun ibu juna dan Anitha yang baru tiba tadi, sebab Edo langsung menelepon mereka.

Semua orang menangis tanpa terkecuali, begitu pun Juna yang langsung merasakan seperti petir tersambar dihatinya.

"Apa, apa maksud mu jangan bicara seperti itu" Juna hanya bisa berontak dan memukuli kakinya

Ibunya pun langsung mendekati Juna " Sabar sayang semua ini ujian dari Allah SWT kamu harus sabar sayang, kamu harus terimakasih lihat disini ada calon istrimu dia pasti akan membuat mu bahagia" Ucap ibu Juna sambil melihat putranya yang sangat terpukul.

Setelah mendengar kata-kata ibu Juna, anitha langsung merasa kesal sebab dia akan mau melanjutkan pernikahan nya karena dia tidak mau hidup dengan manusia yang lumpuh.

"haa siapa juga yang mau menikah dengan anak mu yang cacat lihat bergerak aja tidak bisa bagaimana dia mau membahagiakan ku"

ucap anitha dalam hatinya, sekejap anitha hanya ingin pergi dari kehidupan Juna

Edo yang melihat ekspresi Anitha sangat kesal sebab ia tau kalau selama ini Anitha hanya memanfaatkan Tuan mudanya, dia juga tau selama ini Anitha bermain belakang dia mempunyai selingkuhan tetapi dia hanya diam, sebab pasti Juna lebih mempercayai calon istrinya itu.

Anitha yang melihat semuanya langsung mendekati Juna dan ibunya. Juna yang ingin memegang tangan anitha tiba-tiba di tepis sehingga Juna, Ibunya dan Edo merasa aneh dengan sifat anitha.

"Juna aku turut prihatin hatin ya atas kejadian ini, tapi aku harus memikirkan lagi untuk melanjutkan pernikahan kita" ucap anitha dengan lantang

Seketika semua orang yang ada di sana dikagetkan dengan pernyataan anitha yang sangat menyakitkan.

"kamu kenapa Anitha, ada apa kamu kenapa meninggalkan aku, aku sudah melakukan apapun yang kau minta, kenapa haa". jawab Juna yang merasakan kesedihan yang mendalam

"intinya aku mengakhiri hubungan kita, aku tidak mau hidup dengan laki-laki yang lumpuh, yang tidak sempurna, aku tidak mau" setelah menyatakan itu anitha langsung pergi meninggalkan ruangan Juna.

Juna yang mendengar perkataan Anitha langsung histeris semua yang didekatnya hancur akibat lemparan dari juna.

ibu Amara hanya menenangkan anak kesayangannya itu.

"kamu jangan sedih nak, kamu harus kuat jangan seperti ini, dia wanita yang tidak baik lihat saja dia meninggalkan mu dalam keadaan seperti ini, harusnya kamu bahagia kamu tidak menikahi nya" ucap ibu Amara dengan wajah sedikit tersenyum

"Iya Juna ibu Amara bener, kamu beruntung bisa lepas dari wanita sialan itu, dia hanya memanfaatkan mu" ucap Edo dengan penuh amarah sebab sahabatnya jadi sedih dengan tindakan Anitha.

Setelah beberapa lama akhirnya Juna bisa tenang, ia memutuskan untuk tidur, sehingga ia sedikit melupakan masalahnya.

Kediaman Raya

Dilain tempat Raya yang sangat bahagia seba akhirnya ia sudah mendapatkan pekerjaan ia pun berkerja dengan bahagian dan semangat.

Tetapi pikiran nya masih ada di orang yang ia selamat kan.

"bagaimana keadaan laki-laki itu ya, apa dia mati, apa dia selamat. dia tampan juga ya" setelah berperang melawan pikirannya dia meraba dadanya kalung yang ia pakai tiba-tiba hilang sekejap pemikiran nya pun buyar

"adaapa sih Ray, kamu cari apa??"

"aku mencari kalung kau melihat nya"

"tidak ray, emang seberapa penting sih kalung itu kann bisa diganti, ya sahabat itu miya kemarin ia berkenalan dan akhirnya mereka sahabatan

"itu kalung berharga bagiku hanya itu kenangan dari ibuku" tak terasa air mata nya pun turun.

Ia pun bergegas menuju keruang bosnya untuk minta izin untuk pulang agar ia mencari kalung tersebut.

Setelah diizinkan Raya pun pulang dengan menuntung jalanan yang ia singgahi tadi dan kemarin, setelah tidak menemukan nya ia mencari di segala rumah nya. semua pakaian di bongkar termasuk kasur nya tetapi sama saja tidak ada.

Ia pun mengingat kembali dimana saja dia pergi kemarin. setelah mengingat pikiran nya tertuju kepada orang dia tolong, "apa dia yang ambil ya, soalnya kan aku membaringkan kepalanya di pahaku, apa kalung ku terjatuh di dia" dia mengingat sampai ia akan menemukan kalungnya.

Rumah Sakit

Setelah tenang Juna pun membuka matanya kembali ia termenung menatap langit-langit kamar rumah sakit.

"Apa aku pernah salah, kenapa nasib ku seperti ini, hatiku sangat sedih, aku lumpuh dan lebihnya lagi aku ditinggalkan oleh tunangan ku. aku akan balas dendam atas dia memperlakukan ku seperti ini"

Lamunan nya pun terhenti Edo datang mendekati Kasur Juna "gimana keadaan mu Jun, oiya kalung ini ku kembalikan karena kamu memegang nya kemarin"

" Lumayan do, maksudnya kalung apa"

"gue kira ini kalung elo soalnya kemarin tidak pernah kau lepaskan"

setelah mengingat nya kembali akhirnya ia mengingat gadis yang menolongnya "pasti kalung gadis itu Edo, pasti tidak sengaja terjatuh"

"oiya aku ingat nanti aku kembalikan kalungnya"

Setelah berbicara panjang lebar Juna yang selalu mengingat wajah yang masih samar-samar itu dan melihat kalung yang ia pegang kalung itu berbentuk bintang.

"pasti gadis itu tengah mencari kalungnya, pasti kalung ini berharga" setelah berpikir ia pun memanggil Edo.

Dengan sigap Edo beranjak dari sofa menuju dekat kasur Juna. "Edo, kamu harus mencari pemilik dari kalung ini, takutnya kalung ini berharga bagi dia, terus apa kamu kasih cek ke dia" tanya Edo dengan pandangan tajam.

"Baik Jun nanti gue cari pemilik kalung ini, tapi soal cek dia tidak mengambilnya, dia cuman langsung pergi aja" jawab Edo dengan pasti sambil menceritakan semuanya ke Juna.

"haa baru kali ini ada gadis yang menolak uang dariku" menggelengkan kepala sambil menatap kalung tersebut.

"gue aja heran, dari penampilannya aja tidak terlalu berada tapi dia tidak mengambil cek berisikan uang tersebut"

"gue jadi penasaran Edo tolong secepatnya cari gadis itu"

Dengan menganggukan kepala Edo dengan cepat langsung menelpon anak buahnya untuk mencari Raya untuk dipertemukan ke Juna.

#Semoga semuanya suka dan maaf kalo misalnya masih banyak yang typo dan banyak penulisannya salah mohon dimengerti ya.🙏🙏

Soalnya ini karya pertama ku dan kalau bagus aku akan lanjut buat lagi ☺️☺️

#Oiya jangan lupa like ya, komen dan juga vote ya readers jangan lupa supaya kalaupun ada kritikan aku bisa memperbaiki nya🙏☺️☺️

Terpopuler

Comments

Aniss Tallasa Udin

Aniss Tallasa Udin

Jangan slalu melihat smuax dri segi materi krn g smua org gila harta/uang

2021-06-27

2

Yuyun Haryanto

Yuyun Haryanto

tdk semua org bisa dihargai dgn uang. saya lbh mengutamakan hubungan kemanusiaan, hub pertemanan drpd uang. pdhl saya blm kaya

2021-05-13

8

ratu adil

ratu adil

lnjut

2021-04-19

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!