Bab 3

Sedangkan kini di Negara J. Ayah Dira yang bernama Hermansyah langsung memberi tahu istrinya tentang Dira yang akan kembali dan menikah.

"Bunda... Bunda.."Teriak Herman memanggil istrinya yang bernama Ayu.

"Ada apa sih Yah? Pagi pagi sudah teriak teriak."Ucap Ayu yang datang menghampiri Herman.

"Dira tadi telpon dan memberi tahu kalau dia akan pulang dan menikah."Ucap Herman.

"Apa menikah?."Tanya Ayu yang tak percaya akan apa yang di dengarnya barusan.

"Iya."Jawab Herman.

"Sama siapa? Kok bisa sih ada yang mau sama Dira? Jangan jangan dia tidak tahu Dira itu siapa."Ucap Ayu yang terkejut saat mendengar kalau Dira akan menikah.

"Sudahlah Bunda jangan bahas masalah itu. Lagi pula bukankah semuanya sudah berlalu, Dira sudah tidak seperti itu lagi sekarang."Ucap Herman.

"Bunda kan cuman khawatir saja Yah. Bagaimana pun juga Dira anak perempuan Bunda satu satunya. Tapi Bunda penasaran kenapa tiba tiba Dira mau menikah?."Ucap Ayu yang masih tidak percaya kalau anak perempuannya akan menikah dalam jangka waktu yang dekat.

Herman pun akhirnya menceritakan apa yang sebenarnya terjadi pada Dira sehingga Dira memutuskan untuk menikah.

Saat mendengar itu Ayu menjadi sangat kesal dan ingin rasanya dia mencari orang yang sudah memberikan obat pada anaknya itu.

Namun nasi sudah menjadi bubur dan mungkin ini memanglah takdir Dira.

Setelah itu Ayu dan Herman pun mempersiapkan segala sesuatunya agar saat Dira datang bersama dengan calon suaminya semuanya sudah siap.

Waktu terus berjalan dan hari pun kini hampir gelap. Dira dan Deon pun kini sudah sampai di depan rumah keluarga Dira.

Saat mereka sampai mereka langsung di sambut hangat oleh Herman dan Ayu.

"Kamu sudah sampai sayang?"Tanya Herman.

"Tentu saja, kalau belum mana mungkin aku ada di hadapan Ayah sekarang."Saut Dira.

"Iya juga ya."Ucap Herman.

"Oh iya mana calon suami mu?."Sambung Herman yang bertanya pada Dira.

"Ini calon suami Dira Yah, Bunda."Ucap Dira yang memperkenalkan Deon pada Herman dan Ayu.

Deon pun langsung menjabat tangan orang tua Dira sambil memperkenalkan dirinya. Setelah itu Herman mengajak Deon dan Rio masuk ke dalam rumah.

Saat sudah berada di dalam rumah Deon langsung menyampaikan niatannya untuk menikahi Dira secepatnya.

"Maafkan saya sebelumnya Pak. Mungkin Bapak sudah tahu betul apa yang terjadi pada saya dan juga Dira. Dan saya ingin meminta restu Bapak untuk menikahi Dira."Ucap Deon to the point.

"Ya saya memang sudah mengetahui semuanya dari Dira."Saut Herman.

"Sebelumnya sama minta maaf juga pada Nak Deon. Bukan saya tidak merestui jika Nak Deon menikahi anak saya Dira. Saya senang jika Dira akhirnya menikah apa lagi dengan laki laki seperti Nak Deon yang mempunyai rasa tanggung jawab yang besar. Tapi Nak Deon ada hal yang ingin saya tanyakan pada Nak Deon sebelum saya benar benar merestui pernikahan kalian."Sambung Herman.

"Katakan saja Pak jangan sungkan kepada saya."Ucap Deon.

"Nak Deon untuk saat ini mungkin kamu memang belum mengenal Dira seperti apa dan belum mengetahui masa lalu Dira bagaimana. Tapi jiak suatu saat kamu mengetahui Dira seperti apa, apa kamu akan tetap menerima dia sebagai istri kamu? Apa kamu juga akan menerima masa lalunya bahkan jika masa lalu itu Dira ulang kembali?."Tanya Herman.

"Dan apakah kamu bisa bersumpah kalau kamu hanya akan mencintai Dira sepanjang hidup kamu? Jawablah Nak Deon!."Sambung Herman.

"Saya bersedia Pak. Bahkan sebelum Bapak menanyakan hal itu pada saya , sejak awal saya berniat menikahi Dira saya sudah menerima Dira yang saat ini atau pun yang dulu. Dan untuk masalah mencintai Dira sepanjang hidup saya, Bapak tidak perlu khawatir tanpa di minta pun saya akan melakukannya. Karena jujur saja selama ini saya belum pernah bertemu dengan wanita yang bisa membuat saya merasa nyaman seperti saat saya bersama Dira."Ucap Deon penuh dengan keyakinan.

"Baiklah kalau begitu saya merestui pernikahan kalian. Dan kamu panggil saja saya Ayah jangan Bapak."Ucap Herman.

"Baik. Dan terimakasih sudah merestui kami."Ucap Deon sambil tersenyum sangat bahagia pada Herman.

"Kalau begitu sebaliknya kamu dan teman kamu istirahat saja di sini dulu. Karena pernikahan kamu dan Dira akan di adakan besok pagi."Ucap Herman.

"Baik, terimakasih banyak."Ucap Deon kembali.

Deon dan Rio pun di antar oleh Dira ke kamar yang sudah di siapkan sebelumnya oleh Ayu dan Herman.

"Kalian tidur di kamar ini dulu untuk sementara waktu."Ucap Dira.

"Maaf ya tempatnya kecil dan sempit."Sambung Dira.

"Tidak papa."Saut Deon.

"Kalau begitu aku pergi dulu, selamat malam."Ucap Dira.

"Selamat malam."Jawab Deon dan Rio.

Deon dan Rio pun masuk ke dalam kamar. Deon tidur di tempat tidur sedangkan Rio di sofa karena Rio merasa tidak enak jika harus tidur di tempat yang sama dengan Deon.

Sedangkan Dira langsung masuk ke dalam kamarnya. Saat Dira masuk ke dalam kamar Dira melihat Ayah dan Bundanya sudah ada di sana menunggu Dira.

"Kalian di sini?."Tanya Dira.

"Iya." Jawab Herman dan Ayu.

"Duduklah Dira ada yang ingin Ayah bicarakan dengan mu."Ucap Herman.

Dira pun duduk di depan Herman dan Ayu.

"Dira besok kamu akan menikah dengan Deon jadi Ayah harap kamu tidak akan seperti dulu lagi."Ucap Herman.

"Tergantung Yah."Saut Dira.

"Kenapa tergantung? Tidak boleh Dira, Deon itu dari kalangan orang terpandang kalau sampai ada yang tahu kamu itu sebenarnya siapa bukankah nantinya akan merusak nama baik Deon."Ucap Ayu.

"Aku tahu Bunda. Dan aku juga paham soal itu. Tapi yang harus kalian ingat kehidupan orang terpandang itu tidak jauh dari kata bahaya, apa lagi Deon itu masih muda dan tampan, aku yakin pasti banyak wanita di luaran sana yang berebut untuk menjadi istrinya."Jelas Dira.

"Dan aku sangat yakin mereka akan melakukan apa pun untuk bisa mendapatkan Deon, mungkin bisa saja dengan cara melenyapkan aku."Sambung Dira.

"Apa yang di katakan Dira ada benarnya juga sih Yah."Ucap Ayu.

"Tapi Dira apa kamu sudah menyukai Deon?."Tanya Ayu kembali.

"Hmmm... Tidak tahu. Tapi mungkin iya dia baik dan bisa di bilang romantis."Jawab Dira sambil tersenyum.

"Kalau begitu kamu pasti tidak akan mau melepaskan dia apa pun yang terjadi meski pun taruhan nya nyawa sekali pun."Ucap Herman.

"Tentu saja. Aku tidak pernah melepaskan apa pun yang sudah menjadi milikku dan aku tidak akan segan segan untuk mempertahankannya."Saut Dira.

"Ya sudah kalau begitu begini saja. Jangan melawan kalau tidak di lawan, jangan menyerang kalau tidak di serang."Ucap Herman.

"Ayah melakukan ini untuk kebaikan kamu Dira, mengertilah."Sambung Herman.

"Iya Ayah, Dira mengerti."Jawab Dira yang kemudian langsung memeluk Herman.

Setelah itu Herman dan Ayu pergi ke kamar mereka untuk istirahat karena besok mereka harus bangun pagi pagi untuk melangsungkan acara pernikahan Dira dan Deon.

Terpopuler

Comments

Cika....

Cika....

kayaknya dira sedikit barbar yaa,,

2022-11-05

0

Pecinta Halu

Pecinta Halu

Penasarannn

2022-11-01

0

nesya

nesya

siapakah Dira sebenarnya...? dan bgm kah masa lalu nya..? jd penasaran Thor. jgn" Dira itu mafia..?!

2022-05-26

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!