Rintangan datang silih berganti
BAG : 2 Tersandung Kerikil Tajam
"Seperti nya saya pingsan agak lama... "
Lanjut cerita Riana kepada Paman nya.
" Pingsan ? Waduhh bahaya..itu..apa ada yang jahil ganggu ..? "
Kata pamannya kaget.
" Tidak Tahu, Paman. "
Jawab Riana.
" Saat saya sadar hari mulai gelap. saya amat takut.
Ada beberapa orang melihat dan memandang saya...
Mereka pada berbicara dengan yang lain .
Tapi saya tidak tahu apa yang mereka bicarakan..
Saya Bingung dan takut, Paman "
Lanjut cerita Riana.
" Untungnya ada yang peduli sama saya.."
Riana menghela nafas. Teringat saat itu.
Pak Siswanto Pamannya, mendengarkan dengan tak hentinya geleng - geleng kepala.
Kasihan pergi ke kota ternyata banyak mendapat cobaan silih berganti.
setelah di Kampung juga dapat musibah Fitnahan yang dilakukan ibu tirinya
" Siapa dia Riana orang baik yang menolongmu itu..? "
Pak Siswanto ingin mengetahui. ternyata di Kota pun banyak juga orang baik.
walau sering mendengar ibukota amat keras. tetapi juga tumpuhan kesempatan untuk bisa meraih sukses.
Dimanapun pasti ada orang baik juga ada orang jahat.
Seperti ada gelap ada terang, ada siang ada malam.
" Beliau Seorang Ibu setengah Baya seumuran ibu saya. Beliau penjual Nasi bungkus, nasi Rames dijual Keliling.
Mak Enok Namanya. "
Jawab Riana. Sambil melanjutkan Ceritanya.
" Kenapa kamu nduk.. aduh.. kasihan mana keluargamu. Mau kemana ? "
Tanya Mak Enok.
Ibu yang menolong Riana itu bernama Mak Enok.
Sembari memberiku minuman air Mineral juga sebungkus nasi rames dagangannya yang Masih Tinggal 3 bungkus, Mak Enok mbangunkan aku dan memeluk aku.
" Ibu.. siapa..
Aku bingung Bu...."
Jawabku masih bingun dan kepala masih terasa pening.
"Tenangkan Dirimu...ini Ada Mak Enok akan membantumu. "
Orang orang yang tadi berkerumun melihat aku, mereka mulai pergi sepertinya mereka bersyukur ada yang peduli.
Dan Saya merasakan seperti mendapat tempat yang tepat untukku.
Air mataku tiada henti mengalir.
" Sudah Enduk
Jangan menangis...
Jangan khawatir Mak Enok ada bersamamu.
Ayo.. Bangunlah nanti istirahat saja di rumah Mak Enok. "
Saya diajaknya Pulang ke rumahnya yang sederhana di sebuah Gang Kampung Kauman Namanya.
Mak Enok Tahu Saya masih Lemah dan suhu panas Badan saya tinggi.
Memang benar saya masih pening dan jalan sempoyongan.
" Nduk Riana, tidurlah dulu di Kamar Mak Enok ini.
Badanmu panas Kamu masuk Angin..."
Kata Mak Enok sambil menuntun Riana ke Kamar tidur, Kecil tapi bersih.
sprei dan bantal guling bersih sepertinya baru diganti. juga selimut tersedia.
" Istirahat sini tidur ya, agar cepat sehat kembali pulih..Emak Akan beli obat agar kamu cepat sehat.. "
Kata Mak Enok sambil melangkah keluar rumah pergi ke Toko Tidak jauh dari rumahnya untuk beli Obat flu masuk angin.
" Mak ..Mak..? "
Suara Riana Lirih memanggil Mak Enok.
Tetapi Mak Enok tidak mendengar sudah jalan keluar rumah.
Banyak pertanyaan yang akan saya tanyakan dan saya sampaikan kepada Penolongnya yaitu Mak Enok wanita setengah baya yang baik hati....
Riana bermaksud bangkit, tetapi dirasakam badannya sangat lemah..
tidak lama Riana sudah tertidur.
Saat Mak Enok sudah kembali Riana Tidak mengetahui karena tertidur pulas.
Mak Enok
Merabah Kepala Riana yang masih Tidur.
" Ih..Anak Ini masih belum Turun Panasnya.
Aku bangunkan saja agar minum obat ini..."
Mak Enok membuatkan Teh manis hangat untuk minum obat buat Riana.
Perlahan Mak Enok membangunkan Riana untuk minum obat yang dibeli dari warung tidak jauh dari rumahnya.
Mak Enok Menjaga dan Merawat Riana selama 3 hari.
Entah Kenapa Mak Enak Merasa seakan merawat anaknya sendiri yang telah dibawa pergi 7 tahun yang lalu Oleh suaminya yang kawin lagi sama adik Bosnya di Luar Kota.
Anak Mak Enok Laki Laki bernama Indragiri juga dibawa suaminya.
Mak Enok sudah mohon Indragirinjangan dibawa. tetapi ternyata indragiri anaknyaaunya ikut Bapaknya.
Mak Enok sedih tidak dapat berbuat apa-apa.
Dengan berlinang air mata Mak Enok memeluk Indragiri anaknya saat terakhir perpisahan itu.
" Mak, jangan sedih. Indra sayang Emak.
nanti Indragiri kalau sudah besar tetap akan mencari Emak.."
Ucapan itu yang hingga kini selalu teringat Oleh Mak Enok yang membuat harapan hidupnya masih semangat.
Suami Mak Enok Bernama Pak Agung bekerja diperusahaan Kompeksi sebagai Mandor.
Tanpaknya adik Bos nya yang sudah berumur belum menikah, menaruh hati kepada Pak Agung.
Ternyata karena Rumiyah Adik Bosnya orang kaya.
Pak Agung menerimanya dan mereka Menikah diluar kota.
Ditinggalkan suaminya.
Keadaan Mak Enok sangat menyedihkan.
Selama 1 bulan sakit.
Beberapa tetangganya yang peduli merawat nya dan menghiburnya. Hingga berangsur sembuh.
Sejak saat itu Mak Enok Hidup sendiri sambil jualan Nasi Rames Keliling...
Ternyata masakan Mak Enok Banyak yang menyukai. Walau
masih Diantar sambil keliling jalan kaki.
Langganannya sudah lumayan banyak.
kisaran tujuh hari Riana dirawat Mak Enok.
Baru terlihat sembuh Sehat.
Riana masih asing dan ragu dengan keadaannya saat itu.
Mengingat rintangan yang bertubih-tubih dialaminya.
Riana berusaha Tabah dan pasrah dengan keadaan.
Sambil membantu menemani Mak Enok,
Riana ingin mencari pekerjaan lainnya.
Riana merasakan Mak Enok bagaikan Malaikat penolongnya.
Dia berjanji tidak akan melupakan atau meninggalkan Mak Enok
Yang telah mengagapnya sebagai anak sendiri.
Riana senang dengan pernyataan yang diucap Mak Enok.
"Riana...tinggal saja disini ya Nak.
Anggap saja Mak Enok Ibumu sendiri.
Kamu juga bisa Bantu Jualan Nasi, Emak ! "
Ucap Mak Enok Saat Itu.
Membuat Riana Plong terasa Senang dan Nyaman.
" Riana..."
" Ya Mak, ada apa ?"
Jawab Riana
" Nanti malam kita lembur masak banyak.
Kamu bantu ya. Sampai selesai."
Pinta Mak Enok
" Masak pesanan siapa, Mak ! "
Tanya Riana.
" Bu Herlin Bos Developer Properti
Pesan 400 Kotak Nasi Rames Istimewa.."
" Wah ! Banyak Amat Mak ?."
Ucap Riana senang.
" Ya sudah Lama Langganan tetap, Emak.
Ini ada acara Kantornya,
Biasa tiap ada acara kantornya pesan Nasi kotak sama Emak."
Mak Enok Menjelaskan Bu Herlin orangnya ramah dan gampang. Dia Bos Developer besar ternama.
" Kadang ada juga acara anak buah Bu Herlin ketika ada acara juga pesan sama Emak, Riana.."
Mak Enok dan Riana mamasak pesanan sampai larut malam.
" Jam 5 pagi kita mulai menata dan merapikan dalam Kotak Rin..
Agar Nanti saat dibawa masih hangat dan lezat. "
" Iya, Mak...
Mak ini rasanya akan lebih mantap kalau bumbunya ditambah cabe dikit lagi juga garamnya."
Saran Riana kepada Mak Enok. Mak Enok setuju.
" Oh..kamu bisa juga masak Riana Sari.
Kamu benar.
Kemarin juga ada yang bilang begitu. Bagus rasanya bumbunya akan lebih meresap.. "
Mak Enok Mencicipi terlihat tersenyum puas merasakan lebih Lezat.
Mak Enok Yakin dengan adanya Riana yang turut melezatkan Rasa Meresap bumbunya.
Bakalan tambah banyak yang suka masakannya.
Bersambung Ke Bag 3
Tantangan Berat yang harus diperjuangkan
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 39 Episodes
Comments
Titin Surtini
apik lanjutin ya
2021-04-20
0
tiara citra
Cantik kak
2021-04-19
0
Cit'cit Citree
bagusss
2021-04-18
0