1 Minggu pun berlalu, Papa Erwin dan Marcel begitu bersemangat dengan kerjasama dari Star Tomo.
Dua pria Aritama itu tengah sibuk dengan urusan lawyer keluarga. Hingga sang Nyonya rumah Marwah pun di buat terdiam dengan tingkah kedua pria Aritama itu yang bahkan mereka pulang lebih larut guna mendiskusikan surat kontrak itu bersama pengacara Bastian.
Namun ada yang beda dari Maya terlihat sering termenung dengan mengingat moment mengesankan saat bersama Angga kala hujan itu. Bahkan saat di kantor pun, Maya terlihat tak begitu bersemangat dengan tugasnya.
Ia merasa terusik dengan sosok Angga yang begitu mencuri perhatiannya.
Hingga tiba-tiba terdengar suara ketukan pintu ruangannya.
Tok..tok..
Maya bergeming, lalu sedikit terkaget ketika melihat saudara kembar ya itu masuk kedalam ruangnya.
"Marcel?"
"Kamu melamun?"
"Ah, ti-dak" elak Maya mencoba terlihat sibuk dengan sedikit membereskan lembaran kertas yang ada di atas mejanya.
Langkah Marcel kian mendekat.
"Apa, surat kontrak kerjanya sudah siap??"
"Hm, yaa sedikit lagi"
"Syukurlah" balas Maya cepat.
Marcel dengan santai duduk di kursi yang tersedia di depan meja kerja Maya. Ia duduk dengan santai.
"Kau tidak kerja?"
Marcel menyeringai kecil.
"Aku nyaris bekerja 24 jam selama 1 minggu ini, jadi aku datang hanya untuk beristirahat"
Maya tersenyum.
"Istirahatlah, setidaknya Papa tidak akan tau jika kau lagi-lagi melarikan diri diruangan ku" celetuk Maya dengan senyum usil.
Marcel tertawa kecil.
"Boleh aku tanya satulah?"
Maya bergeming dengan menatap sang saudara kembar.
"Apa?"
"Apa kau mau bertukar tempat?"
Kening Maya berkenyit bingung.
"Marcel?? kau jangan bercanda, Papa sudah memilik mu untuk menjadi penerusnya"
"Ya.. ta-pi.. aku keberatan"
Maya terlihat mulai kesal dengan ocehan Marcel.
"Kau tau.. harusnya.. "
"Stop!!" potong Maya dengan nada tegas.
"Jangan membahas hal ini lagi, kita sudah sepakat Marcel.. kau tetap akan menjadi penurus New-A"
"Ya, tapi aku tau bahwa kau lebih pantas untuk duduk di kursi panas itu, kau jauh lebih kompeten di bidang bisnis.. sedang kan aku lebih cocok dengan pisau bedah di ruang operasi!!"
Maya menggeleng dengan wajah jengkel.
"Berhenti lah mengeluh, terima takdirmu Marcel, kau tau Papa sang berharap banyak pada mu"
Marcel terlihat kecewa dengan hela nafas berat.
"Andai kau juga laki-laki Maya" rutu Marcel dengan beranjak bangun dan hendak meninggalkan kursi itu.
"Kau menyesal punya saudari perempuan??"
Langkah Marcel berhenti lalu perlahan dengan setengah berbalik untuk melihat saudari kembarnya.
"Untuk saat ini ya" sahut Marcel dan ia pun berlalu pergi meninggalkan ruangan Maya.
Mendengar hal itu, Maya hanya bisa menghela nafas pelan. Masalah internal ini tak akan pernah bisa terpuaskan bagi Marcel. Ia masih mencintai profesinya sebagai dokter bedah.
Namun karena perusahaan keluarga, akhirnya mau tidak mau Marcel harus menanggalkan jas kedokteran dan di tarik paksa oleh sang Papa untuk terjun kedunia bisnis.
"Kenapa kami harus kembar? dan mengapa mama tak hamil lagi untuk mendapatkan bayi laki-laki??" gumam Maya dengan perasaan janggal di hati.
***
Waktu pun berlalu, tepat di pagi yang cerah. Perusahaan New-A dan Star Tomo menjalin kerja sama mereka.
Maya pun tak ingin ketinggalan akan moment bersejarah ini. Terlebih besar harapan Maya agar bisa bertemu kembali dengan Angga sang pria misterius dari Star Tomo.
Maya dengan wajah cemas menunggu kedatangan tamu Star Tomo yang kabarnya sedang dalam perjalanan.
Maya berdiri di sudut ruangan dengan sesekali melirik jam tangannya.
Marcel dan Papa terlihat terlibat obrolan serius dengan Paman pengacara dan seorang pria muda yang ikut bergabung dalam kumpulan itu.
Tak lama waktu berselang, pintu ruangan itu pun terbuka. Wajah kaget dan penasaran pun terlihat dari para penunggu diruang rapat tersebut.
Salam sapa yang begitu formal pun terjalin. Namun dari sekian para rombongan Star Tomo, mata Maya hanya tertuju pada pria yang terlihat berada di baris belakang pak Ari, Angga.
"Ternyata dia ikut" bisik Maya senang.
Namun seorang bawahan Maya mendekat dengan berbisik.
"Mbak Maya? Direktur Star Tomo yang mana?" bisik nya bertanya.
Maya pun mengubris pertanyaan itu dengan kening berkerut. Benar, ia sampai saat ini belum pernah mengenal sosok pemilik Star Tomo.
"Gak tau?"
"Hah? mbak belum pernah ketemu sama Direktur Star Tomo??"
Maya dengan cepat menggeleng.
"Ah, masa sih mbak??"
"Iya, selama ini cuma ketemu sama bawahannya aja" sahut Maya apa adanya.
Keduanya melihat dengan serius pada rombongan Star Tomo, mencoba mencari sosok yang berbeda yang mungkin saja adalah Direktur Star Tomo.
Namun serangkaian ceremony acara dengan cepat di mulai. Para tamu dan pihak Star Tomo kini duduk di kursi yang disediakan.
Pihak New-A yang di wakilkan oleh Marcel untuk membuka sambutan atas kerjasama dua perusahaan itu.
Maya sesaat merasa bangga pada Marcel yang kini berdiri di podium sebagai penerus New-A dan melihat betapa Papanya begitu bangga.
Maya reflek tersenyum simpul, ia masih ingat ucapan Marcel tempo hari.
"Mungkin semua akan terbiasa dengan seiring waktu berjalan, dan kamu bisa Marcel"bisik batin Maya.
Tak lama terdengar tepuk tangan yang begitu meriah dari para hadiri yang kagum akan kata sambutan bijak Marcel.
Berselang beberapa saat, MC pun kini memberi giliran pada pihak Star Tomo untuk memberi kata sambutan.
Wajah penasaran Maya pun terlihat disana, ia mencoba mencari sosok yang akan berdiri sebagai Direktur Star Tomo.
Dan ketika sedang serius mencari sosok yang ia sangka duduk di satu meja dengan papa. Ternyata sosok misterius itu berdiri dari meja yang sama dengan Marcel dan pengacara Bastian.
Namun betapa kagetnya Maya ketika sosok Angga bangun dari kursi dengan membenarkan jas hitamnya.
Terlihat langkah Angga berjalan dengan rasa percaya diri menuju podium.
"Selamat pagi, Salam sejahtera untuk semua.. Saya Dimas Anggara pemilik Star Tomo.. "
Deg..deg.. jantung Maya berdebar sosok Angga yang misterius itu ternyata adalah Direktur utama Star Tomo.
"Angga???" bisiknya lirih dengan wajah kaget menatap lurus pada podium itu.
***
Setelah ceremony yang berakhir dengan penandatanganan kesepakatan kerja sama. Tampak kini para tamu di jamu dengan sangat mewah oleh perusahaan New-A.
Sosok Direktur Utama Star Tomo kini menjadi sorotan utama. Terlihat ia tengah sibuk di dalam kerumunan yang ingin mencoba mendekat.
Sedangkan Maya hanya kini duduk di sudut ruangan bersama dua orang anak buahnya.
Merasa semua tugasnya telah selesai, Maya berinisiatif meninggalkan ruangan yang tengah bersuka cita itu.
Maya berjalan dengan melepaskan id card karyawannya.
Tapi belum begitu jauh ia berjalan, seorang pria datang mendekat dari belakang dengan mengejutkan Maya.
"Mengapa anda pergi nona Zarulita Maya" seru pria itu.
Langkah Maya berhenti dan berbalik menatap pada pemilik suara.
"Tuan Dimas Anggara!!" seru Maya dengan wajah datar.
Angga merasa terkejut dengan respon datar Maya.
"Kau marah?"
"Tidak" elak Maya dengan kembali berjalan.
"Kau pasti marah!!" tuduhAngga dengan mengikuti langkah Maya.
Dan langkah Maya kembali berhenti.
"Apa anda begitu senang mempermainkan klien anda pak?? Bahkan sialnya anda mengosip" cecar pertanyaan Maya yang terdengar kesal.
Angga tersenyum simpul melihat respon Maya. Namun ia secara naluri malah mendekat pada wanita yang terlihat sangat menjaga jarak itu.
"Kalau begitu, kita bisa mengulang perkenalkan kita, secara resmi dan meredakan marah mu"
Alis Maya bereaksi dengan ucapan pria yang berdiri dengan percaya diri di hadapannya dan mengulurkan tangan.
"Perkenalkan, Nama ku adalah Dimas Anggara pemilik Star Tomo, dan maafkan kesalahan teman ku tempo hari yang mengaku sebagai teman baik"
Mendengar perkenalkan Direktur Star Tomo yang begitu lucu, sontak memancing senyum kecil di wajah cantik Maya. Hingga ia akhirnya menyerah, perlahan Maya menyambut uluran tangan Angga.
"Ma.."
"Maya.. Zarulita Maya, aku akan selalu mengingat nama mu itu" potong Angga dengan tatapan yang dalam pada manik mata Maya.
Sesaat Maya dan Dimas Anggara sama-sama terpanah hingga keduanya saling bertatapan dalam.
***
Dilain sisi, seorang pria berjalan dengan sedikit melanggarkan dasinya. Ia mencoba keluar dari basa basi bisnis yang begitu rumit.
Namun belum jauh ia pergi meninggalkan ruangan itu. Sorot mata Ferdian menangkap view yang berbeda si sudut ruangan.
Pemilik Star Tomo dan putri pemilik New-A tengah bersama.
"Sepertinya akan berlanjut dengan hal yang lain" gumam batin Ferdian Bastian menebak.
Ia pun mengubah langkah kakinya dan berjalan menuju Lobby gedung New-A lalu berpikir untuk segera kembali menuju kantor lawyer Bastian's.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 111 Episodes
Comments
Shinta Dewiana
siapa lg tu ferdian
2023-06-22
0
Nur Yuliastuti
sehat sll ka Riya 🤗😍😍
2021-12-02
0
Nianandra Amelia Putri
aku baru tau ada lanjutan marwah sama edwin disini kok ngga ada pengumumannya
2021-06-17
0