3

Sebuah mobil sedan silver tiba di halaman parkir perusahaan Star Tomo.

Maya mematikan mesin mobilnya lalu sejenak melihat pada kaca depan mobil yang terlihat bangunan tinggi itu.

"Hmm, semoga berhasil" Maya mencoba memberi energi positif pada dirinya.

Perlahan pintu mobil terbuka dan seketika Maya pun turun dari mobil itu.

Dengan langkah optimis Maya berjalan dengan penuh percaya diri masuk ke dalam gedung tinggi tersebut.

Langkah Maya itu pun tiba di hadapan reseptionis Star Tomo.

"Ada yang bisa saya bantu??"

"Saya Maya dari New-A"

"Sebentar akan saya cek dulu" tak lama wanita reseptionis itu pun melihat layar komputernya dan mendapatkan hal yang di sebutkan oleh tamu.

"Baik, mbak Maya.. silahkan kelantai 10 dan disana sudah di tunggu oleh pak Ari"

Maya mengangguk pelan, lalu perjalan kembali menuju lift yang berada di Lobby.

Lantai 10 pun menjadi tujuan Maya.

Selang beberapa menit, lift itu pun tiba di lantai 10. Maya keluar dari Lift tersebut dengan melihat sekitar ruangan yang baru saja membawanya pada tempat yang berbeda.

Namun tak lama, tampak seorang pria yang terlihat paruh baya menghampiri Maya.

"Selamat Datang mbak Maya, saya Ari.. kami sudah menunggu anda"

Maya mengangguk pelan.

"Mari, ikut saya"

"Terima kasih" sahut Maya sopan.

Langkah keduanya begitu pun membawa Maya pada satu ruangan rapat yang cukup besar. Terlihat didalam ya sudah hadir sekitar 15 orang yang menyambut Maya dengan tatapan dingin.

Maya tak goyang, ini bukanlah kali pertama yang pernah ia hadapan bersama papa dulu.

Dengan langkah percaya diri Maya mengikuti langkah pak Ari yang membawanya ketengah-tengah ruangan rapat.

"Selamat siang semua.. perkenalkan ini adalah Maya utusan dari New-A"ujar pria paruh baya itu dengan memperkenalkan Maya pada anggota rapat.

"Selamat siang dan terimakasih untuk tar Tomo yang mengundang saya siang ini.. Saya Zarulita Maya dari New-A"

Perkenalkan yang cukup elegan. Dan hal itu di sambut dengan bisik-bisik pelan dari para anggota rapat.

"Baik, rasanya saya tak perlu berlama-lama, karena sperti yang di katakan pak Dimas jika kita disini hanya melihat kembali tawaran investasi dari New-A.. jadi untuk itu saya persiapkan mbak Maya untuk memaparkan kembali tawaran investasi dari New-A" ujar pak Ari dengan sangat sopan pada Maya.

Maya sedikit terkaget mendengar ucapan Pak Ari.

Namun wajah-wajah enggan para anggota rapat rasanya harus cepat ia tangani.

Perlahan Maya pun menghampiri sebuah meja yang telah di sediakan oleh Star Tomo. Ia pun mengeluarkan laptop dan mulai melakukan segala aktivitas penunjang persentasinya itu.

Tak lama layar besar putih itu pun muncul sebuah cahaya dari proyektor yang telah memunculkan perusahaan New-A.

Maya pun seketika memulai persentasinya dengan percaya diri.

Waktu pun terus berjalan, Maya berusaha memberi info-info terbaik dalam penawaran investasi perusahaannya. Terlihat beberapa anggota rapat mulai menaruh perhatian.

Bisik-bisik rendah terdengar seiring dengan kecemasan yang menghampiri Maya.

Namun ketika persentasi berakhir, terlihat pak Ari melontarkan sebuah statmen yang cukup mencengangkan.

"Persentasi yang cukup menjanjikan, jadi seperti keputusan yang sudah di ambil oleh direktur, kita akan mengambil hingga 30% investasi New-A"

Mendengar ucapan pak Ari, sontak Maya terkejut dengan wajah kaget.

"Pak??"

Pak Ari merespon dengan hanya tersenyum simpul.

"Direktur sudah menyetujui investasi ini, persentasi ini hanya untuk menyakin kan para pemegang saham yang akan ikut berinvestasi" jelas pak Ari secara jelas.

"Jadi? Star Tomo??"tanya Maya mencoba menarik kesimpulan akhir.

"Star Tomo akan bergabung dengan New-A, dan Direktur Dimas akan menginvestasikan sebesar 30%"

Rasa lega dan senang bercampur aduk menjadi satu di dalam diri Maya.

"Ini... ini sungguh luar biasa, pak" sahut Maya.

Pak Ari ikut mengangguk.

Para anggota rapat terlihat sedikit berdesas desus kecil. Namun tak satu pun dari mereka membantah atau menolak keputusan Direktur Star Tomo.

Maya hampir tak bisa membendung rasa suka-citanya dengan kabar yang luar biasa melegakan.

Terlihat pak Ari mengambil alih rapat dengan mengakhiri rapat itu.

Dan perlahan para anggota rapat pun satu persatu keluar dari ruang tersebut.

Maya yang tengah membereskan laptopnya, tiba-tiba pak Ari datang mendekat. Maya reflek melihat pada sosok paruh baya itu.

"Terima kasih mbak Maya, persentasi tadi cukup memuaskan"

"Saya yang harus nya berterima kasih, karena Star Tomo sudah sangat baik menerima saya dan perusahaan New-A"

Pak Ari hanya tersenyum simpul lalu tak lama seorang pria yang berdiri di belakangnya pun memberikan sebuah amplop besar pada pria paruh baya itu.

Dan tak lama amplop itu ia berikan pada Maya.

Maya menerima amplop tersebut.

"Mungkin ini terkesan tidak sopan, tapi Direktur ingin perjanjian kerjasama ini dilakukan dengan syarat-syarat dari beliau"

Maya terteguh dengan wajah kaget. Ini terlalu dini jika langsung menuju surat kontrak kerja.

"Direktur Dimas hanya memberikan waktu hanya dua minggu untuk New-A berpikir tentang syarat yang Star Tomo berikan"

"Dua minggu??"sahut Maya yang kaget, 2 minggu itu terlalu cepat.

"Benar, karena krus terus bergejolak, dan beliau berpikir rentan waktu 2 minggu masih pada taraf stabil"

"Baik pak Ari, kami akan mempelajari terlebih dahulu kontrak kerja ini dan segera kami kabari jika sepakat"

"Baik, terima kasih mbak Maya" ujar pak Ari dengan hendak berlalu.

Namun dengan cepat Maya menahan langkah pak Ari.

"Tunggu, pak??"

Langkah pak Ari terhenti.

"Bisakah saya bertemu dengan Direktur??"

Pak Ari terlihat menimbang.

"Saya hanya ingin berbin.. ah bukan..bukan, maksud saya.. saya hanya ingin berterima kasih pada beliau"

"Hmm, maaf mbak Maya.. saya juga tidak tau keberadaan beliau saat ini"

Jawaban pak Ari cukup membuat kening Maya berkerut heran

"Itu agak sulit"

"Oooh" sahut Maya sedikit kecewa.

"Baiklah, terima kasih pak.."

Pak Ari mengangguk dengan pamit dari hadapan Maya.

Maya hanya bisa menghela nafas panjangnya.

"Papa pasti senang, Marcel kamu harus bayar aku hal" ucap Maya lega dan senang.

***

Maya pun kini turun berada di lantai bawah kantor Star Tomo. Dan betapa kagetnya ia ketika diluar gedung ternyata cuaca yang tadinya cerah kini berubah hujan lebat.

Wajah Maya terlihat tak punya pilihan lain selain menunggu hujan reda di tepi gedung luar dengan menikmati udara sejuk.

Tetesan hujan yang lebat cukup membawa Maya dalam lamunnya hingga tanpa sadar tangannya menegadah untuk menahan air hujan yang turun.

"Dingin"ujar ya pelan.

Namun tanpa Maya sadari tiba-tiba pria berjas hitam kini berdiri di samping dirinya.

"Sepertinya hujan akan menahan kamu cukup lama disini" seru pria itu dengan menatap hujan yang turun.

Maya terkaget dengan menoleh pada sosok pria yang membuat kedua bola matanya melebar.

"Angga?"

Pria itu menoleh dengan senyum terkembang pada Maya.

"Lama tidak bertemu nona Maya"

Maya tersenyum.

"Apa hari kau mau aku temani minum?"

Maya tertawa kecil mendengar sindiri Angga pada dirinya.

"Tidak, terima kasih.. hari ini aku senang"sahut Maya.

"Oya? boleh aku tau kenapa?"

Maya kembali tersenyum.

"Star Tomo ternyata akan berinvestasi di New-A"

Wajah Angga seketika kaget.

"Waw, itu.. terdengar sangat bagus" sahurnya senang.

Maya pun mengangguk setuju.

"Jadi, sekarang kita di satu kubu yang sama?" tanya Angga.

Maya tak menjawab ia hanya mencoba menyembunyikan rasa setuju ya itu dalam hati.

"Tapi, aku harus berterima kasih pada Star Tomo, teman mu itu" ujar Maya pada Angga .

Anggan terlihat kaget.

"Teman??"

Maya mengeyitkan dahinya.

"Bukan kan, kamu bilang Direktur Star Tomo adalah teman mu?"

Angga sontak terkaget lalu dengan segera mengangguk membenarkan ucapan Maya dengan canggung.

"Aah, yaa..benar.. Direktur Star Tomo adalah teman baik ku"

Maya terlihat lega.

"Yaa, mungkin tidak hari ini tapi lain waktu tolong sampai secara personal bahwa aku ingin bertemu dan mengucapkan terima kasih pada dirinya"

Angga hanya tersenyum.

"Ya, pasti akan aku sampaikan pesan mu itu pada Direktur Star Tomo"

"Terimakasih Angga" balas Maya dengan senyum tulus menatap Angga.

Sesaat Angga terpaku menatap wajah Maya yang terlihat mempesona.

Sadar dengan tatapan itu, Maya dengan segera mengalihkan pandangannya pada hal lain.

"Sepertinya hujan sudah sedikit reda" ujar Maya

Angga menoleh sekilas dan melihat pada hujan yang tak begitu lebat.

"Kalau begitu aku pamit, terimakasih Angga"ujar Maya pada Angga.

Namun menyadari hal itu, ketika kali Maya hendak melangkah tiba-tiba jemari Angga menahan lengan Maya.

Maya terkaget dengan menatap Angga yang menatap dirinya dalam.

Tanpa terduga Angga malah dengan cepat membuka jas hitamnya itu lalu seketika mendekat pada Maya sehingga keduanya berada dalam satu jas yang sama dengan saling berdekatan satu sama lain.

Deg..

Sontak Maya terkejut dengan perlakuan Angga pada dirinya dengan jarak sedekat ini.

"Tidak baik jika kamu terkena hujan"ujar Angga dengan nada bicara yang berbeda.

Maya terpaku tanpa bisa menolak.

"Ayo, aku akan antar kamu sampai mobil"ujar Angga dengan meriah pundak Maya agar lebih dekat dalam dekapannya.

Deg..deg.. jantung Maya berdebar..

Terpopuler

Comments

Nur Yuliastuti

Nur Yuliastuti

😍😍😍😍

2021-12-02

0

Bila D

Bila D

jadi inget Nadine Chandrawinata 😂

2021-11-28

0

N3 ~ PUCUK 🌱SQUAD🐛

N3 ~ PUCUK 🌱SQUAD🐛

angga =dimas anggara

2021-06-23

3

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!