Tak berapa lama kemudian, mereka bertiga mendengar deru mesin mobil yang berhenti tepat di depan rumah Arumi. Seketika Mahesa langsung berdiri dan mengintip di balik gorden jendela miliknya siapakah tamu yang datang kerumahnya karena rasa penasaran yang dimilikinya . Rupanya Raihan datang kerumahnya dengan mobil mewahnya .Langkah kaki Raihan terdengar jelas dari dalam rumahnya . Lelaki muda itu tampak terburu - buru ,ingin segera bertemu dengan Arumi dan berharap Arumi bisa memaafkan kesalahannya dan memulainya dari awal lagi.
Dengan wajah bersungut - sungut , Mahesa menunggu Raihan segera menghadapnya . Laki - laki itu rupanya sudah tidak sabar meluapkan segala emosi yang dimilikinya pada Raihan . Mahesa menyuruh Arumi masuk kedalam kamar dan tidak menemui Raihan terlebih dahulu.
" Siapa Pa yang datang ? " , tanya Arumi pada Mahesa saat Papanya mengintip seseorang yang baru datang dari balik gorden jendela miliknya .
" Suamimu datang kemari Nak ! Lebih baik kamu masuk ke kamar terlebih dahulu . Biar Papa yang nemuin dia ", perintah Mahesa pada putrinya .
Arumi mengangguk , sedangkan Reva menemani Arumi masuk kedalam kamarnya dan hendak menemaninya disana.
Tak berapa lama kemudian terdengar suara pintu dari luar pintu utama . Mahesa membuka pintu tersebut dan dengan hati yang amat dongkol , ia menyuruh menantunya tersebut masuk ke dalam rumahnya karena ia tidak ingin tetangganya tahu tentang masalah keluarganya saat ini .Mahesa berjalan didepan Raihan menuju ruang tamu yang terletak di ruang tengah rumahnya . Laki - laki itu duduk di sofa yang berjejer rapi disana tanpa mempersilahkan sang menantu untuk ikut duduk dengannya .
Dari raut wajah mertuanya saat ini , Raihan bisa menyimpulkan bahwa Papa mertuanya sudah tahu permasalahannya dengan Arumi. Biasanya saat bertamu , Mahesa selalu ramah pada dirinya , sangat jauh berbeda dari wajahnya yang sekarang yang terlihat cemberut dan sedang menahan marah. Lama keduanya saling terdiam satu sama lain , hanya suara dentingan arloji yang masih terdengar disana serta suara burung - burung yang berkicau dari lantai tiga karena Mahesa sangat hobi mengoleksi beberapa varian burung kegemarannya .
Pandangan Raihan teralihkan ke beberapa ruangan yang masih terjangkau oleh indera penglihatannya dan mencari sosok wanita yang dicarinya saat itu .
'Dimana kamu Sayang ?', batinnya saat itu . Mahesa menatap ruangan kamar Arumi yang berada di lantai dua. Ia sangat yakin rumah inilah yang menjadi tujuan istrinya karena Arumi sangat menyayangi keluarganya . Laki - laki muda itupun mengumpulkan keberanian untuk bertanya pada mertuanya yang sedang marah padanya .
" Pa , dimana Arumi Pa ? Tolong ijinkan aku bertemu dengan Arumi Pa !",pinta Raihan seraya menekuk kedua tangannya didepan dadanya . Ia berupaya memohon pada mertuanya agar menjelaskan semuanya pada istri yang amat dicintainya tersebut.
" Kamu mencari istrimu usai bersenang - senang dengan wanita lain ? Emangnya kamu anggap apa Arumi ? Kamu kira putriku ban serep ya ? Bisa kamu pakai saat kamu butuh sesuka hatimu ? ",omel Mahesa yang membuat dada Raihan menjadi panas . Baru kali ini ia mendapat sindiran pedas dari papa Arumi yang merupakan mertuanya .
Bukannya menjawab , Raihan malah terdiam seribu bahasa . Ia tahu dirinya sangat salah dan telah menyakiti Arumi , dan sudah sewajarnya bila ia mendapat umpatan dan makian dari orang tua Arumi , orang yang sudah membesarkan istrinya sejak kecil.
Mahesa yang tidak mendapat respon jawaban dari menantunya merasa makin murka . Mahesa mendekati Raihan dan berjalan kearah lelaki muda tersebut hingga posisi mereka sekarang berjajar dan berhadap - hadapan.
Sebuah tamparan melayang dipipi Raihan hingga membuat pipi Raihan memerah .
" Kau tahu Raihan , aku tidak akan sudi membiarkanmu menemui putriku lagi . Aku menyesal karena telah memberikan restu kepada pria brengsek sepertimu dan menikahi putriku yang berharga . Aku tidak menyangka dibalik wajahmu yang lugu , rupanya tersimpan kebusukan yang besar disana",umpatan dan tamparan melayang kearah Raihan.
Raihan yang masih menghormati pria paruh baya itu tak bersuara sedikitpun ataupun membalas apa yang dilakukan Mahesa padanya .
"Papa boleh menghukumku semau Papa! Tapi tolong Pa , biarkan sekali saja aku bertemu dengan istriku ! ",Raihan masih memohon pada mertuanya . Raihan bahkan rela bersujud di hadapan papa mertuanya tersebut seraya memohon agar bisa bertemu dengan Arumi dan menjelaskan semuanya .
"Istri ? Apa aku tidak salah dengar ? Bila kamu menganggap Arumi adalah istrimu , maka kamu tidak akan sedikitpun membuatnya menangis seperti ini. Sudahlah Raihan , lebih baik kamu pergi dari rumahku sebelum aku memanggil polisi untukmu ",gertak Mahesa yang membuat Raihan bergidik ngeri .
"Pa , aku mohon biarkan aku menjelaskan semuanya pada Arumi . Apa Papa mau membiarkan rumah tangga kami hancur ? Aku mohon Pa bantu aku mempertahankan rumah tangga kami . Aku sadar bahwa aku salah dan begitu bodoh dan aku janji akan berubah demi Arumi , anak Papa!"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 145 Episodes
Comments
Revina Usagi
dihindari mati2an .eh malah di makan pas..malam pertama..di kamar pengantin LG.. hadeeeh 🙄🙄
2022-05-30
0
Deriana Satali
Yang bkn hancur rumah tanggamu bkn papa Arumi tp kamu dasar pecundang laknat
2022-05-17
0
Lasmi Kasman
enak saja bekas orang
2022-02-03
2