Bab 5

Mahesa tidak mengindahkan ocehan yang diucapkan Raihan padanya . Meskipun Raihan memohon - mohon kepadanya , ayah dari Arumi dan Desta itu sama sekali tidak tergoyahkan. Mahesa begitu muak pada laki - laki yang masih menjadi menantunya tersebut.

"Pulanglah Raihan dan jangan pernah menginjakkan kakimu dirumah ini lagi !",usir Mahesa seraya bersungut - sungut.Pria paruh baya itu berupaya menenangkan emosinya kala itu .

Ia tidak ingin berdebat lebih jauh pada menantunya tersebut. Mungkin tindakannya salah dan terkesan terburu - buru . Seharusnya ia memberikan kesempatan kepada putrinya dan juga menantunya agar berbicara empat mata dan menyelesaikan permasalahan mereka dengan kepala dingin karena Arumi dan Raihan sudah sama - sama dewasa .

Namun sayangnya ,Mahesa tidak ingin mengambil resiko pada kebahagiaan putri pertamanya tersebut karena kelakuan Raihan yang amat bejat . Mahesa tidak ingin putrinya memiliki suami pengkhianat seperti Raihan. Sekali pengkhianat selamanya akan berkhianat .Lagi pula , masih banyak sekali pria yang lebih baik dari Raihan.

Semakin Raihan memohon , semakin pula Mahesa menolak . Raihan tidak diijinkan bertemu dengan Arumi meskipun hanya sedetik saja. Raihan tampak kecewa pada papa mertuanya . Namun , ia juga tidak ingin memaksakan kehendaknya mengingat posisinya saat ini berada dirumah papa mertuanya tersebut.

Dengan langkah lunglai , Raihan mulai meninggalkan rumah Mahesa disertai dengan rasa kecewa dan putus asa yang amat luar biasa . Rasa penyesalan juga dirasakannya karena tidak bisa bertemu dengan sang istri tercinta dan niatnya ingin meminta maaf harus tertunda karena tak mendapat ijin dari sang papa mertua.

Arumi dan Reva mendengar semuanya dari kamar milik Arumi. Disana Arumi bisa mendengar bahwa suaminya begitu menyesal atas perbuatannya . Tapi disisi lain , dia juga jijik pada kelakuan suaminya yang tidur dengan wanita lain dengan alasan apapun juga .

****

Hal yang dilakukan Arumi selama full satu minggu penuh hanyalah berdiam diri dikamarnya saja tanpa mekukan aktifitas apapun selain menangis dalam diam. Air matanya selalu meleleh tak beraturan kala ingat dengan wajah Raihan dan keromantisan Raihan dulu.

Flashback On

Raihan menembak Arumi saat usia Arumi tepat 25 tahun . Raihan sudah mengenal Arumi cukup lama karena papanya Raihan yang bernama Agung Sutopo adalah rekan bisnis Mahesa . Diam - diam Raihan menyukai Arumi yang memiliki sifat cuek dan dingin. Demi mendekati Arumi ,Raihan selalu minta bantuan papanya agar bisa mendekatkan dirinya dengan Arumi. Semakin mengenal lebih jauh , perasaan Raihan pada Arumi makin besar dan terbendung. Raihan pun mencari kesempatan yang cocok untuk mengungkapkan perasaannya kala itu.

Laki - laki itu kemudian membawa Arumi ke sebuah restoran yang dipesan khusus untuk acara romantis tersebut . Raihan membawa sebuket bunga mawar merah segar yang berisi puisi cinta karyanya sendiri serta ditulis tangan dan dipersembahkan untuk wanita spesial dan tambatan hatinya yaitu Arumi. Dengan membusungkan dadanya ,Raihan mengatakan kata ' I Love You ' pada Arumi.

Bak gayung bersambut , Arumi yang sebelumnya telah mengagumi sosok Raihan dalam hatinya begitu terkejut dan tak percaya ketika Raihan mengungkapkan rasa yang sama dengannya . Senyum simpulpun terkembang

disudut bibir Arumi. Rasanya hatinya seolah menari - nari dan melambung hingga ke angkasa kala sang pujaan hati menembaknya tepat di hari jadinya . Arumi pun mengatakan 'I love you too' pada Raihan dan mendapat respon pelukan hangat dari Raihan.

Raihan memeluk Arumi dengan erat dan enggan melepaskan tubuh Arumi karena perasaan bahagia yang dimilikinya .

Mereka berdua pun melanjutkan makan malamnya berdua untuk merayakan hari jadi Arumi dan juga hari anniversary mereka berdua dengan iringan lagu - lagu romantis .