Mimpi

Rayyan tak perlu menghentakkan kakinya hingga badan Buraq tersakiti oleh sepatu boot yang ia kenakan. Pun juga tak perlu membawa cemeti untuk memukulnya. Rayyan hanya perlu menundukkan badannya sehingga dadanya yang

bidang mengenai surai Buraq. Sinyal itu sudah cukup untuk membuat Baroq memacu kaki-kakinya yang ramping namun berotot itu untuk berlari lebih kencang.

Debu-debu beterbangan seiring derap langkah Baroq. Angin yang menerpa tubuh keduanya semakin kencang terasa. Rayyan ingin kekuatan hempasan itu mampu membuat pikirannya bersih. Menghilangkan keresahan hatinya

yang semakin tak keruan dan ingatan akan mimpi yang ia alami semalam.

Mimpi yang semakin lama semakin jelas.

“Pangeran Rayyan!” Imran ajudan setia Rayyan memanggilnya. Namun, sang

pangeran menghiraukan.

Imran  membawa kudanya

untuk menuruni lembah dan memotong jalur Rayyan agar bisa mendahuluinya. Imran sampai lebih dulu dari Rayyan dan kembali memangginya saat Rayyan melewati jalur itu. “Pangeran Rayyan!” Namun, lagi-lagi Rayyan acuh.

Imran menghentakkan  tali kudanya agar si kuda berlari untuk menyejajarkan dirinya dengan Rayyan. “Pangeran Rayyan! Ini sudah jam sebelas!”

Rayyan yang menyadari bahwa waktunya telah habis. Dia ingin mengumpat dengan keras. Sayangnya dari kecil dia terbiasa didisplinkan dengan aturan yang sangat ketat yang membuatnya tak bisa melakukan apa yang biasa dilakukan rakyat jelata, seperti mengumpat misalnya.

Otot-otot di tubuhnya sudah dia gempur tadi pagi untuk olah raga, lalu dia membawa Buraq untuk berlari lebih dari satu jam tanpa henti. Dia sadar telah berlaku jahat kepada kuda kesayangannya. Buraq seperti halnya

sahabat bagi Rayyan. Dia mendapatkan Buraq saat usianya sepuluh tahun dan Buraq kecil tumbuh bersama Rayyan. Hanya beberapa tahun selama pendidikan di luar negeri, Rayyan harus berpisah dengannya.

“Pangeran Rayyan. Ada pertemuan jam 12 yang harus Anda hadiri!” Imran berseru mengingatkan jadwalnya.

“Ya, terima kasih,” jawab Rayyan sambil menghela Buraq untuk melambatkannya. Rayyan ingat bahwa hari ini ia harus memimpin pertemuan dengan pamannya yang bernama Thariq dan beberapa menteri dari kerajaan.

Dia belum menjadi raja, ayahnya masih ada tapi kesehatannya semakin menurun. Sehingga ia yang masih berusia dua puluh empat tahun harus memimpin kerajaannya meskipun belum resmi menggantikan sang ayah.

Rayyan turun dari Buraq dan segera seorang penjaga istal berlari mendekat, siap untuk mengurus Buraq, tapi Rayyan menolak untuk memberikan talinya. “Biar aku saja.”

Ia ingin memasukkan sendiri Buraq ke dalam kandangnya. Pangeran Rayyan turun dan menggiring Buraq ke tempatnya. “Maaf Buraq, aku lupa waktu.”

Rayyan berbicara tepat di dekat pipi Buraq. Kuda jantan itu hanya mengatur

napasnya. Rayyan mengelus badan Buraq dengan tangannya yang masih memakai

sarung tangan. “Terima kasih telah menemaniku hari ini.” Rayyan menepuk-nepuk sisi badan Buraq dengan tepukan ringan. Buraq melakukan gerakan seperti menunduk dan mengibaskan ekornya, ia berjalan sedikit ke depan untuk mencapai ember air minum.

Pengurus istal mengambil alih setelah Rayyan mengucapkan salam dan meninggalkan mereka. Ia menurunkan pelana yang membebani punggung

Buraq.

_________

Perasaan yang bergelayut dalam dada Rayyan masih ada, tapi sudah lebih ringan setelah berkuda dan merasakan hempasan angin sejuk yang menerpa wajahnya. Malam itu Rayyan bermimpi, mimpi yang selalu sama ia alami.

Sepasang mata yang menatapnya. Mata itu berwarna cokelat muda dengan cincin

sewarna madu berkilauan yang mengitari pupilnya. Semula Rayyan tidak tahu

apakah pemiliknya adalah seorang laki-laki atau perempuan, ataukah anak-anak.

Ia takut dengan mata itu kalau seandainya ternyata mimpi yang ia alami ada hubungannya dengan “dosa” yang dilakukan kerajaannya.

Julunda adalah sebuah negeri di Timur Tengah. Memiliki lembah dan perbukitan yang subur, tapi ada juga gurun yang tak seberapa luas di sisi barat. Negeri itu juga diberkahi oleh kandungan alam dan tambang. Akan tetapi, selama dua puluh tahun ini negeri Julunda menghadapi tantangan serius dari para suku yang merasa ingin memerdekakan diri. Penghianatan, perang saudara, jatuhnya korban jiwa, tak dapat dihindari. Agar Julunda tetap berdiri, agar Julunda tetap  berdaulat, mereka harus “menyingkirkan”

para pengkhianat termasuk semua keluarganya.

Rayyan pernah menceritakan mimpinya kepada sang ayah, Raja Muhannad Hamid Arnauth. Muhannad hanya menanggapinya mungkin itu hanya mimpi yang tak berarti. Namun, setelah Rayyan mengalaminya selama tiga hari

berturut-turut, Imran memanggilkan seorang penafsir mimpi untuknya.  Si penafsir tidak bisa mengatakan siapa

kira-kira pemilik mata itu, tapi ia mengatakan bahwa karena sang pangeran terlihat ketakutan maka ia menyimpulkan bahwa itu adalah mata seorang musuh yang berbahaya bagi kerajaan.

Hal itu membuat Imran dan beberapa ajudan yang mendengarnya resah, apalagi Rayyan si pemilik mimpi. Akan tetapi Muhannad yang bijak bertanya dengan membalikkan teori si penafsir mimpi. “Jadi bila Rayyan tak merasa takut dengan mata itu, maka bisa diartikan bahwa mata itu adalah milik si pembawa keselamatan, atau pahlawan kerajaan?”

Penafsir mimpi mengangguk dan menambahkan, "Bisa juga si pembawa rejeki atau kemakmuran bagi negeri ini. Jika merujuk gambaran dari pangeran Rayyan, warna itu seperti madu yang berkilauan terkena sinar matahari.

Seperti yang kita semua tahu bahwa madu adalah cairan yang banyak manfaatnya. Ia keluar dari perut lebah, hewan yang tak boleh dibunuh. Jadi kita tak boleh membunuh pemilik mata ini. Lalu warna berkilauan itu juga seperti warna emas. Emas adalah lambang kemakmuran. Mungkin saja negeri ini akan makmur setelah kedatangannya. Entah itu karena pertolongannya, atau kedatangannya hanya sebagai suatu penanda bahwa saat itulah masa kerajaan kita berada pada puncak

kejayaannya.”

Muhannad tampak mengerutkan dahi dan mengelus jenggotnya yang semakin putih dari hari ke hari. Rayyan tampak tak tenang.

Muhannad menarik kesimpulan, “Ada dua arti yang saling berkebalikan. Dan kita tidak tahu yang mana yang benar.”

Penafsir mimpi mengangguk. Ruangan tertutup yang biasa dipakai Muhannad untuk berbicara secara pribadi dengan orang kepercayaannya itu terdengar sunyi beberapa saat. Bahkan detak jam terdengar sangat nyaring. Tampak sang raja sedang berpikir keras. Mimpi

sang anak bukanlah perkara sepele. “Apakah saya boleh memberikan saran Yang Mulia?”

Muhannad memberi isyarat penafsir mimpi itu mengutarakan pendapatnya.

“Mimpi ini adalah suatu tanda yang kita tidak tahu kebenaran atas penafsiran kita. Yang memegang rahasia langit dan bumi tetap Yang Maha Kuasa. Dan Dia adalah sesuai prasangka hamba-Nya ...” Penafsir mimpi menatap sang pangeran. “Saya sarankan Pangeran Rayyan tidak perlu risau ataupun takut. Anggaplah

tafsiran kedua yang benar. Dan berdoa bahwa itu benar. Jadi kita akan mendapatkan kenyataan dari mimpi itu yang baik-baik saja.”

Muhannad tampak mengangguk-angguk paham dia menyukai pendapat penafsir mimpi yang masuk akal.

Rayyan juga mengambil nasehat si penafsir mimpi, sejak saat itu Rayyan mensugesti dirinya bahwa mata itu tak menakutkan baginya. Bukan milik

musuh kerajaan maupun orang yang akan membawa mala petaka. Mata itu adalah milik si pembawa kemakmuran bagi kerajaannya.

Namun, selama tiga tahun ini tetap Rayyan tak bisa tidur dengan tenang. Mungkin bukan karena takut tapi rasa penasaran yang menumpuk

tiap harinya.

Kapan dia akan bertemu dengannya? Siapakah dia?

Terpopuler

Comments

Hesti Ariani

Hesti Ariani

karya2nya keren2👍👍💝💝

2021-10-16

0

Massunamiyatha

Massunamiyatha

aku suka cerita kerajaan tapi klu ada selir2 sdh dipastikan akan byk intrik2 jahat yg saling menjatuhkan sesama selir seperti didrakor2 thor aku tidak suka 😉😉😉😉

2021-10-13

0

Runa💖💓

Runa💖💓

pastinya Mata Bilqis ya Thor 🙂

2021-08-24

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!