"Kalian gak tauu gua terjebak disana!!" ucap Fika histeris membuat semua orang yg berada dikantin melihat nya, Fika merasa bodo amat, pikiran nya kini teralihkan dengan Arkan Arkan dan Arkan!.
"Gak usah teriak-teriak, malu diliat tetangga" ucap Meta menarik lengan Fika supaya duduk.
"Meeetaaaa! Lo ga tau betapa kesel nya guee!" ucap Fika setelah duduk, menatap sahabat nya itu gelisah.
"Terjebak apa maksud lo?" tanya Ocha menyeruput Es Teh miliknya.
"Itu Ar--" ucapan nya terhenti ketika otak nya sempat berpikir, kalau ia beri tahu jika ia dicium Arkan, pasti ia akan diserbu oleh fens-fens nya Arkan, dan hidup nya tidak akan tenang.
"Bik Yati Cireng nya keasinan!" teriak Fika mengalihkan ucapan nya tadi. Bi Yati yg merasa terpanggil, merasakan Cireng nya sendiri, rasanya Enak dan pas, lalu kenapa Fika mengatakan jika asin? Bi Yati mengernyitkan dahi tanda bingung, lalu menggelengkan kepala nya.
"Lah?" heran Melva, Meta, Ocha bersamaan meihat Fika yg cengegesan.
"Kak Fika, Ditunggu Pak Bima di perpustakan" ucap anak gadis berkaca mata.
"Ha?" tanya Fika, adik kelas itu seperti menghela nafas nya.
"Kakak dipanggil Pak Bima diruang perpus...." ucap Adik kelas itu lagi.
"Apa?! tapikan ini waktu istirahat!" protes Fika tak terima.
"Udah sono sono" Ocha mendorong tubuh Fika. Fika mendengus kesal.
"Sabar Fik, demi nilai lo yg anjlok gak ketulungan" tambah Meta. Fika menghentakan kaki nya kesal lalu berjalan pergi meninggalkan teman-teman nya menuju perpustakaan.
***
"Samlikum" salam Fika, mulai masuk kedalam perpustakaan, kepala nya yang celingak-celinguk mencari keberadaan Pak Bima.
"Salam itu yg bener" ucap seseorang dari dalam, Fika mencari sumber suara tersebut dan terlihat seorang Arkan Keano sedang memainkan ponsel nya dengan santai.
"Lo?!" Tunjuk Fika menghampiri.
"Ngapain disini? Terus pak Bima nya mana!?" tanya Fika mencari dari sudut ruangan. Namun tidak menemukan keberadaan Pak Bima.
"Barusan keluar, Lo cari buku Rumus Matematik cepet gak usah banyak drama" ucap Arkan, mendengar hal itu Fika menghentakan kaki nya kesal, namun ia tetap mencari buku nya.
Mengelilingi perpustakan seperti orang bodoh, itu lah Fika Lavina Maureen.
Fika masi waras, ia mencari buku itu, namun tidak ada, mengelilingi nya lagi sampai suara Arkan terdengar ditelinga nya.
"Ehh sorry buku nya udah di gue" ucap Arkan enteng nya meminta maaf.
"ARKAN!!!" Fika langsung menghampiri Arkan.
"Apa?"
"Lo?"
"Ganteng? Dari lahir"
"Najis"
"Nih lo hapalin" Arkan menyodorkan Buku paket tebal rumus Matematik kepada Fika.
"Gila banyak banget!" protes Fika melihat rumus dengan simbol serta angka didalam buku itu.
"Dalam 2 menit"
"Hah!? Yg bener Lo!? Segini banyak nya Lo bilang 2 menit? lo gila?" protes Fika tak terima.
"Cepet" ucap Arkan lalu memainkan Ponsel nya kembali.
"Lo itu--ishhhh"
Fika mulai menghapal rumus nya, setelah 2 menit berlalu, sebentar lagi Fika membaca dan menghafal bait terakhir, dengan begitu cepat Arkan mengambil buku nya.
"Waktu nya dah abis, cepet lo hapal gue dengerin" ucap Arkan.
"Kuartil Tunggal ke-i. Qi \= i(n+1) per 4. Kuartil kelompok Qi \= Tepi bawah kelas kuartil ke-i. Ditambah in per 4 dikurang frekuensi ku.. kumulatif kelas sebelum kelas kuartil. Per frekuensi ke..ke..em...ke--" Arkan mengernyitkan dahi nya, melihat Fika yang menggigit bibir bawah nya, mengingat kata-kata rumus tadi.
"Gak hapal?" tanya Arkan tepat didepan wajah Fika, Fika memundurkan tubuh nya, namun, Arkan memegang lengan atas nya.
Arkan mendekat memiringkan wajah nya, Fika memejamkan mata nya, Arkan berhenti sebentar menatap wajah Fika yg gugup. Lucu.
Huuufff~
Tiupan Arkan diwajah Fika membuat Fika membuka mata nya terkejut. Arkan langsung melepas tangan nya yg berada dipundak Fika.
Fika menunduk malu, sehingga rambut nya menutupi wajah nya.
"Hapalin jangan berpikir gue mau nyium lo terus" ujar Arkan tanpa Ekspreksi. Hanya datar.
Malu woy. Malu banget.
"Siapa juga yg mau dicium monster gila kayak lo!" ucap Fika lalu mengambil buku tebal itu dan berpura-pura membaca nya.
Fika Lo ngapain mejemin mata Lo coba bego! goblokkkk!!
"Fika"
Arkan memanggil Fika dengan sebutan nama. Dulu kemaren berabad-abad lalu Seorang Arkan tidak pernah memanggil Fika dengan sebutan nama tapi sekarang? Keajaiban!
"Ya?"
Arkan tiba-tiba langsung menarik pundak Fika, tangan nya berpindah memegang tekuk leher Fika dan mendaratkan bibir nya ke bibir Fika. Mengecup bibir itu lama.
Fika diam membeku, perlahan mata nya tertutup.
Kreeekk
Suara pintu perpustakan. Arkan yg mendengar suara itu melepas tautan bibir nya dan menoleh, melihat seseorang dengan mata memerah.
Dia?
Fika yg masih memejamkan matanya menyadari bibir Arkan tak lagi menyentuh bibir nya, ia membuka mata nya melihat Arkan yg menatap ke arah pintu, Fika pun mengikuti arah pandang Arkan.
Terkejut! Fika terkejut saat mengetahui seseorang tersebut.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 58 Episodes
Comments
[_`meyya`_]
emang ada hati x y si arkan.. nyium2 bae
2022-06-09
0
re
Wah ada yg melihat
2021-10-25
1
Sulistiani
ini kenapa ko Arkan gampangan bagetz yaa nyium2
tapi seru sih
bikin senyum2
2021-10-09
0