Aku berlari Keluar meninggalkan mereka berdua. Tak ingin banyak bicara aku pergi menyusuri jalan sambil terisak tangis.
"Tega kamu Mas." Kata-kata itu yang Keluar dari mulutku. Aku benar-benar kecewa sama Mas Refan.
"Kamu gak ingat Mas, janji yang sudah kita sepakati dulu. Kenapa sih Mas apa salah ku. Kurang apalagi aku, Mas." Tangisanku pecah mulai tak terkontrol.
"Jelaskan Mas siapa dia,apa kamu setega itu." air mataku terus-terusan mengalir.
Entahlah aku benar-benar kecewa. Aku sudah terlanjur mencintai Mas Refan.
Demi membuktikan rasa tulusku kepada Mas Refan aku rela tinggal bersama keluarga Mas Refan dan merawat Ibunya.
Bukannya aku tak mau menemani Mas Refan
tetapi aku lebih memilih berbakti kepada suamiku.
Aku mencintai Mas Refan tulus menerima apa adanya. Baik dari Mas Refan sendiri maupun Keluarganya.
Aku tak banyak menuntut dari Mas Refan aku hanya ingin di cintai seperti wanita pada umumnya tanpa ada orang lain di antara kami berdua.
Jarum jam sudah menjuk pukul dua malam. Aku masih duduk dan menangis di pinggir jalan yang kebetulan ada halte. Embun malam sudah mulai menguap ke udara. tubuhku terasa dingin.
"Mas, aku kedinginan. Tolong jemput aku" Ucapan ku dalam hati. Berharap Mas Refan akan mencari dan menjemputku.
Aku mulai merasa kedinginan segera kuambil jaket yang tersimpan di dalam tasku. Tiba-tiba terdengar suara seseorang memangil dari samping halte.
Aku berharap Mas Refan yg yang mengajak ku pulang.
"May?" Laki-laki itu menyapaku.
"Mas..?" Aku menoleh ke arah laki-laki itu. Berharap Mas Refan yang mengajak ku pulang.
Aku kaget ternyata laki-laki yg berada di samping ku ternyata bukanlah Mas Refan.
" Mas hendra?" Sapa ku tiba-tiba.ternyata laki-laki itu adalah Mas Hendra teman suami ku.
Waktu kami masih pacaran dulu Mas Refan sering jalan bareng dengan Mas Hendra.
Setiap acara penting Mas Refan selalu mengajak Mas Hendra untuk ikut bersama kami. kebetulan Mas Hendra punya istri namanya Tia.
Sudah tiga tahun Tia meninggalkan Mas Hendra. Dengar-dengar rumah tangga mereka tidak ada ke cocokkan. Akhirnya Mas Hendra menceraikan Tia dengan cara baik-baik seperti yang sudah di sepakati mereka berdua.
"Mai, kamu ngapain malam-malam di sini.?" loh Refan suami mu mana.?" Kamu sendirian, Mai.?" Mas Hendra bertanya padaku dengan perhatiannya. Langsung kuhamburkan tangis di dada Mas Hendra. Dia kelihatan panik Dan binggung tidak mengerti apa yang terjadi.
"Mai ini kamu kenapa.?" Katakan Mai siapa yg bikin kamu kegini.?" Mas Hendra masih keliatan binggung. Aku masih terdiam mulutku terasa berat untuk bicara. Sementara aku dan Mas Hendra terus berdekapan.
"Mas Refan, Mas.Mas Refan selingkuh." Lagi-lagi aku menangis kesegukkan. Mas Hendra berusaha menenangkan ku.
"Udah Mai. jangan nangis lagi Mas ada disini bersama mu. Nanti Mas bicara lagi sama si Refan suami mu itu." Mas Hendra membujukku. Entah kenapa saat berdekapan sama Mas Hendra aku merasa lebih baik.
Aku melepaskan dekapan Mas Hendra. Segera Mas Hendra mengambil tas bawaanku dan mengajak pergi bersamanya.
"Mari Mai tinggal bersama Mas dulu ya.gak usah khwatir Maira akan aman tinggal bersama Mas kok. Ntar biar Mas yang ngomong sama si Refan." Tawar Mas Refan padaku membuat aku merasa lebih baik. Mungkin ini yang harus kulakukan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 137 Episodes
Comments
Ab
aku suka deh cerita ini, penulisannya bener. biasanya di noveltoon kbbi-nya kacau
2022-12-11
0
Suwartik
Revan gak mencari istrinya
2021-04-05
2
Dinda Natalisa
Hai author aku mampir nih kasih like jangan lupa mampir di novel ku "menyimpan perasaan" mari saling mendukung.
2021-03-05
1