***
Zee dan bi Ratih memutuskan pindah ke ibu kota setelah 3 bulan bertahan di kampung.
Setelah menempuh perjalanan selama 8 jam akhirnya mereka sampai di terminal kota.
Dengan bantuan secarik kertas yang bertulis alamat tempat tinggal saudara jauh bi Ratih mereka berdua menuju alamat tersebut untuk meminta bantuan tempat tinggal sementara dan pekerjaan selama mereka berada di ibu kota.
Zee dan bi Ratih menyelusuri gang sempit berjalan kaki karena mobil angkot yang mereka naikin hanya sampai di perempatan jalan.
"'Bugh'"...
'' aahh".. lirih Zee terduduk di jalan setapak, bi Ratih menoleh ke arah Zee dan tersentak melihat Zee sudah terduduk di jalan.
Karena memang posisi bi Ratih yang agak jauh dari Zee untuk menanyakan alamat yang akan mereka tuju pada seorang penjaga warung. Bi Ratih langsung berjalan cepat ke arah Zee.
"Sial".. ketus seorang lelaki yang tak sengaja menabrak tubuh Zee, lelaki itu pun melirik tajam ke arah Zee tanpa berniat menolong Zee.
"Loe punya mata ngga?hah.."
Zee masih diam terduduk sambil melihat ke atas ke arah lelaki tersebut yang memang posisi lelaki itu berdiri..
"maaf".. lirih zee sambil menundukkan kepala karena takut akan tatapan tajam mata si lelaki yang seakan akan ingin memakan Zee hidup-hidup.
"Gara-gara loe tu copet kabur,lagian juga loe ngapain berdiri di tengah-tengah jalan udah tau ni jalan sempit.. " ketus lelaki itu dengan penuh emosi karena kesal melihat zee yang terus menundukkan kepala lelaki itu pun berjongkok agar tubuh mereka sejajar.
Ia pun tak segan menggenggam kedua bahu zee lebih tepatnya mencengkram bahu zee.
Zee yang mendapat perilaku yang mendadak karena ulah lelaki itu pun langsung menatap ke arah wajah lelaki itu hingga mata kedua insan yang berbeda jenis itu beradu pandang..
Mereka masih terus saling menatap seolah sang lelaki terpesona memandang wajah zee yang cantik dan ayu itu, hingga bi Ratih melerai tangan si lelaki itu agar terlepas dari bahu zee.
"Maaf tuan.. maafkan putri saya, putri saya tidak sengaja tuan" lirih bi ratih memeluk zee yang masih setia pada posisi duduk di jalan itu.
Karena halauan dari bi ratih membuat lelaki itu langsung berdiri dan mundur beberapa langkah. Bi ratih mengajak zee untuk berdiri tapi tetap memeluk setengah badan zee.
"Maaf tuan sekali kami minta maaf, kami baru datang dari kampung jadi kami tidak tau seluk beluk jalan ini.. kami benar-benar minta maaf tuan.." bi ratih mencoba menjelaskan keadaan mereka.
"Lalu bagaimana dengan dompet saya di copet itu,gara-gara wanita ini saya jadi tidak bisa menangkap copet itu".. terang si lelaki itu yang masih terus menatap dalam ke arah zee sedangkan yang di tatap masih menunduk kan kepala nya.
Bi ratih pun menjadi bingung karena memang saat ini mereka hanya punya uang pas-pasan.
Tak sengaja zee pun menangis karena takut lelaki itu akan meminta uang ganti rugi apalagi saat ini zee menyadari jika lelaki itu terus menatap nya seakan ingin memakan zee hidup-hidup.
Lelaki itu yang tau kalau zee menangis pun mendekat dan membisikan kata-kata yang membuat zee semakin terisak..
Karena kasian melihat bi ratih yang akan berlutut lelaki itu pun pergi tanpa kata lagi.
Bi ratih yang bingung kenapa zee semakin menangis padahal lelaki itu sudah pergi.. bi ratih mencoba menenangkan zee dalam pelukan nya.
"Yang sabar ndok, ibu percaya setelah ini pasti kehidupan kita akan lebih baik.." ungkap bi ratih sambil mengelus puncak kepala zee agar zee sedikit tenang..
Setelah merasa tenang zee menatap bi ratih
"bu apakah rumah nya masih jauh?.." tanya zee setelah ia merasa tenang.
"Sebentar lagi ndok,kata ibu penjaga warung itu kita lurus saja terus belok kiri habis itu rumah nya ada di seberang bengkel sepeda ndok" jawab bi ratih lembut.
Zee tersenyum mendengar penjelasan bi ratih. Bi ratih membalas senyum zee..mereka pun melanjutkan perjalanan menuju rumah kerabat bi ratih..
'''Assalamualaikum"..seru bi ratih dari luar rumah, si pemilik rumah pun membuka pintu dan langsung memeluk bi ratih setelah tau siapa yang datang..
"Oalah mbak..kenapa ngga bilang-bilang dulu kalau mau kesini kan bisa saya jemput di terminal mba.." bi ratih hanya mampu memberikan senyum kepada si empu nya pemilik suara..
Sambil mempersilahkan masuk Sari terus saja bercerita yang tak jelas pada bi ratih..
"Upszh..maaf mbak malah curhat" ucap sari sambil memukul kening nya sendiri karena merasa malu akibat cerita nya sendiri yang ia sadari bi ratih tak tau apa-apa.
"Tak apa-apa..oh ya sari ini zee anak angkat mbak selama di kampung" bi ratih memperkenalkan zee pada sari..
"Zee ini sari dia adalah anak dari keponakan ibu,,sari ini zee.." mereka pun bersalaman dan saling menyapa.
"Mbak dan ibu berharap kalian bisa akur ya selama di sini.." ucap bi ratih pada sari dan zee..
"Wah zee kamu cantik sekali,kulit mu halus banget kamu juga wangi..pasti nanti banyak yang suka sama kamu disini" ungkap sari kagum melihat wajah zee yang memang cantik natural tanpa polesan make up sedikit pun.
"Kamu juga cantik sari,ramah lagi..oh iya saya harus manggil kamu apa?" Tanya zee polos,yang memang tak mengerti status mereka..
"Panggil saja nama saya S-A-R-I..iya kan mbak,ngga pa-pa kan mbak? Jawab sari sambil menekan ejaan nama nya sendiri dan malah balik bertanya pada bi ratih..
Bi ratih yang hanya memberikan seutas senyuman pada mereka pun hanya menganggukkan kepala nya. Dan di balas sorak oleh sari dan zee dengan senyuman.
***Maaf ya kalau masih banyak kata yang salah karena memang ini karya pertama author..***
HAPPY READING
♥️♥️♥️
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 60 Episodes
Comments
Mardiatun Atun
lanjut
2021-09-12
0
✹⃝⃝⃝s̊S Good Day
like.
2021-04-02
0
@✿€𝙈ᴀᴋ hiat dulu⦅🏚€ᵐᵃᵏ⦆🎯™
dukungan like2
2021-02-10
1