"Yes, I'm serious!" jawab Nyonya besar dengan tegas.
"Tapi aunty bagaimana bisa Rahim menikah?.
"Kekasih saja dia tidak punya semenjak dia putus dari Raina bukan?"
"Dia bahkan tidak pernah membicarakan atau memberitahu wanita mana yang akan dinikahinya aunty?"
"Dan apa tadi kata aunty? 10 hari lagi, itu waktu yang sangat sebentar aunty? yang benar saja!."
Rentetan pertanyaan terlontar dari mulut Vans karena dia begitu penasaran. Bahkan dia tidak melihat wajah jengah Nyonya besar mendengar semua pertanyaan yang iya lontarkan.
Prank! Vas bunga kaca ukuran 20/30 cm pecah terjatuh dari meja. Pecah menjadi serpihan.
Vans terserentak kaget. seperti baru saja mendapat kesadarannya kembali
Aunty kenapa?.
Tanya Vans dalam hati bingung. Tapi setelah melihat tatapan geram dan tajam Nyonya besar kepadanya. Dia menyadari bahwa Nyonya besar sedang kesal.
Vans hanya bisa menelan saliva nya susah. Melihat tatapan tajam Nyonya besar yang berubah menjadi tatapan membunuh seperti ingin mengaum dan menerkam nya hidup-hidup.
"Kenapa aku merasa kau itu jadi seperti Rahman!?" dengan suara yang tinggi. karena dari tadi dia menahan amarahnya sampai keubun-ubun. Masih dengan tatapan membunuh nya dan belum melunak
"Banyak sekali berbicara dan bertanya yang tidak penting!"
"Apa kau tidak bisa menjalankan perintah ku dan bekerja dengan benar?" geram Nyonya besar "Atau aku ----" belum sempat Nyonya besar menyelesaikan kalimatnya.
"Aku bisa aunty" potong Vans panik dan gemetar.
"Bagus! dan ingat satu hal Vans!"
Glek! apa-apa yang harus aku ingat!.
"Pastikan Rahim datang ke butik langganan pirbadi keluarga Gonz'alez! kalau tidak kau tahu bukan!...." tersenyum menyeringai.
"Dan satu lagi, kau kirimkan empat orang pelayan wanita dan sopir untuk membantu menantu ku berbelanja besok. Alamatnya di ----" ucapan Nyonya besar terhenti karena dia lupa.
"Di.....?" tanya Vans.
"Apa aunty lupa lagi?" tanya Vans tertawa kecil. Dia lupa kalau tadi Nyonya besar baru saja mengamuk.
"DIAM KAU!" bentak Nyonya besar. Yang langsung membungkam mulut Vans.
"Kau tanyakan pada Agam. Dan sekarang pergilah!" titah Nyonya besar.
Dengan segera Vans pergi dari mansion, dengan keringat dingin dan gemetar. Ntah kenapa Nyonya besar selalu saja bisa membuat dirinya gemetar ketakutan dan tidak bisa berkutik. Kemarahan wanita memang kadang lebih menakutkan dari kemarahan pria bukan?. Dan itulah mungkin yang dialami Vans sekarang.
......................
7 Minggu yang lalu
"Rahim Aditya Gonz'alez berhenti!"
Tepat didepan pintu mansion dia berhenti dan berbalik menatap Ibunya yang sedang menatap nya dengan tajam.
"Rahim apa kau tidak ingin sama sekali me ----" belum sempat menyelesaikan kalimat nya Rahim sudah tanggap dan memotong.
"Tidak Ibu, aku tidak ingin menikah!" jawabnya dingin
"Tapi Umur mu sudah 28 tahun"
"Aku tidak perduli" jawabnya acuh dan dingin.
"Rahim dengarkan Ibu! tidak semua wanita seperti Raina. dan kau harus menikah dan membuka hatimu kembali"
"Kau bisa mencoba membuka hatimu kembali saat ini nak. dan menikahlah dengan wanita pilihan mu. Ibu tidak mengharuskan dia mempunyai profesi dan kedudukan sosial yang tinggi. Yang terpenting kau bahagia dengannya nak"
Namun Rahim hanya diam saja dengan wajah datarnya. Tapi aura disekitarnya terasa sangat dingin.
Membuat Nyonya besar menghela nafas yang panjang.
"Apa kau tidak kesihan pada Ibumu ini?." tanya Nyonya besar dengan wajah sedih nya.
"Ibu mu ini sangat ingin sekali melihat mu menikah nak, bagaimana kalau Ibu sebentar lagi akan ma ---- "
"Iya Bu!" potong Rahim. Dan segera pergi meninggalkan mansion.
Putra ku bahkan sangat dingin padaku.
Sejak saat itu Nyonya besar mempunyai misi penting. Mencari calon menantu dan istri untuk Putranya. Banyak gadis yang dia temui.
Dari putri para kolega suaminya dan putri dari teman teman sosialitanya tapi dia malah lebih memilih Anita. Dia melihat kalau Nita terlihat berbeda.
*****
Keesokan harinya
"Apa ini rumahnya" tanya Vans seraya menunjuk rumah mewah yang berada didepan gang pada Agam. Sopir sekaligus pengawal pribadi Nyonya besar.
"Bukan Tuan"
"Kalau ini bukan rumahnya lalu kenapa berhenti disini?" tanya Vans heran yang kini juga sudah turun dari mobil karena melihat Agam turun.
"Dan kau mau itu mau kemana?" bertanya lagi dan lagi karena melihat Agam berjalan.
"Kenapa aku merasa Tuan ini jadi seperti Tuan Rahman?" membuang napasnya kasar. Dia harus bersabar dan menahan amarahnya.
"Kita harus melalui gang ini Tuan" jawab Agam.
Vans beralih menatap pada gang kecil dan terlihat sangat sempit itu karena terapit oleh rumah-rumah penduduk. "Whaat?"
"Maksud mu kita harus jalan kaki?" tanya Vans menatap tak percaya.
"Iya Tuan"
Agam lagsung berjalan meninggalkan Vans yang masih diam sambil menatap gang kecil itu. Karena kalau tidak, besar kemungkinan Tuannya itu akan bertanya lagi dan lagi.
Melihat Agam, sopir dan empat pelayan yang iya bawa sudah berjalan meninggalkannya begitu saja, mau tidak mau menyusul mereka.
"Harusnya tadi pagi aku biarkan saja Rahman ikut, dengan begitu tidak aku saja yang akan kesal disini" menghembuskan napasnya panjang.
Gerutuan Vans yang masih terdengar oleh Agam.
Kalau ada Tuan Rahman juga mungkin perdebatan masalah gang ini tidak akan selesai!.
Jawab Agam dalam hati sambil terkekeh sendiri mendengar Vans yang masih saja menggerutu.
Vans mengingat kembali pertemuannya tadi pagi dengan Rahman didepan mansion. Dia merutuki kesalahannya yang tidak mengizinkan Rahman untuk ikut bersamanya.
"Hei bro, kau datang pagi-pagi sekali?" tanya Rahman yang baru saja selesai joging pagi.
Rahman yang melihat Vans diam saja dan sepertinya enggan menjawab pernyataannya. Tapi bukan Rahman kalau dia tidak bisa membuat lawan bicaranya itu berbicara.
"Apa kau ---- "
"Aku tidak merindukan mu!" potong Vans cepat. Ntah karena apa dia seperti geli mendengar kata 'Apa kau merindukanku' dari mulut Rahman. Mungkin kalau wanita yang menanyakannya mungkin dia akan senang, Tapi ini -----
Rahman terkekeh puas melihat wajah Vans yang terlihat geli saat menatapnya.
"Untuk apa kau datang ke mansion pagi-pagi sekali? tidak mungkin masalah pekerjaan kantor bukan?" tanya Rahman kembali.
"Aku jadi sangat yakin kau pasti me ---- " belum sempat menyelesaikan perkataannya Vans sudah memotong kembali.
"Diamlah! aku geli mendengar perkataan mu itu" seru Vans.
"Aku kesini untuk menemui Agam"
"Agam?"
"Ya. Karena Aunty menyuruhku menemui Agam untuk menemui kakak ipar!"
"Aunty menyuruh mu? dan apa tadi kau bilang itu, kakak ipar? siapa yang menikah dengan siapa sehingga kau menyembutnya kakak ipar?" banyak sekali rentetan pertanyaan Rahman sambil mengernyitkan alisnya. Karena tidak mengerti.
"kenapa kau itu sangat lemot sekali dalam berfikir. Aku heran kenapa paman dengan mudahnya menyerahkan kepemimpinan perusahaan kepada mu." ejek Vans.
"Tuan Rahim"
Rahman membelalakkan matanya lebar-lebar dia bahkan sempat mengucek matanya.
"APA!"
"Kau yang benar saja bro!" tanya Rahman serius.
Nahkan tidak ada yang akan percaya!. Gumam Vans dalam hati.
"Sudahlah! aku tidak punya banyak waktu untuk meladeni mu" seru Vans yang hendak melangkahkan kembali kakinya.
"Tunggu bro" seru Rahman.
"Aku ingin ikut dengan mu menemui kakak ipar" ucap Rahman serius. "Aku akan membatalkan semua agenda ku hariini" ucap Rahman kembali.
"Tidak! aku tidak ingin dibuat repot karena mu!"
"Lagi pula kau itu tidak mendapatkan izin dari Aunty" ucap vans dan langsung meninggalkan Rahman yang berteriak padanya dan mengumpatnya karena kesal.
Yaa itu salahmu juga Vans.
"Kenapa jauh sekali" Vans kembali menggerutu.
"Sebentar lagi Tuan"
"Nah kita sudah sampai Tuan dan itu calon Istri Tuan Rahim" Agam menunjuk Nita yang sedang menyapu halaman depan.
Vans yang melihat Nita sempat bengong menatap kagum sosok Nita. Sampai Agam berdehem keras untuk menyadarkannya.
Vans terpana pada pandangan pertama.
.
Jangan-jangan Vans jatuh cinta pada pandangan pertama nih sama Nita. Oh My God
.
Huuuuu.... Author telat up nya:( karena didunia nyata Author harus cari duit buat beli kuota dan bayar cicilan blender otomatis yang Author beli. hiks 😥 maafkan yak😘🤣
Jangan lupa dukung Author terus dengan cara Like , Vote , Komen dan Share dan Rate♥️. Oh ya buat kalian yang mau kasih saran, kritik, tanggapan, ide cerita lainnya ngikut author ngehalu juga gapapa atau apapun itu silahkan, author menerima dengan senang hati😘
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 35 Episodes
Comments
manda_
lanjut
2022-11-21
0
uutarum
blender opo othor
2022-09-03
1
Tutik Jayanti
semangat thor
2021-08-31
0