chapter 5 he is back

aku tingggal di apartment dan kebetulan juga seapartement sama beni, aku liat dia sedang buang sampah.

beni :" loh han baru pulang? " tanya beni berjalan ke arahku setelah dia membuang sampah.

hana d :" iya lo tumben pulang cepet?" tanyaku balik, beni biasanya les dan itu biasanya sampai malam.

beni :"hari ini gua ga les libur" ucap beni sembari kita berjalan masuk ke apartemen.

beni :" ga berencana ikut les han?" tanya beni

hana d :" nanti deh kalo itu, gua pengen masuk les lukis lagi" jawabku, aku pengin ngasah kemampuanku dalam melukis dan sepertinya aku bakal masuk les melukis lagi dalam waktu dekat.

beni :" hmm keluar yu han, kan udah lama Kita ga jalan bareng" ucap beni sesampainya kita di depan lift.

hana d :" di lo aja deh gimana nonton apa gitu gua males keluar" ucapku, pintu lift buka dan kita masuk untuk naik ke lantai 4.

beni :" siap" ucap beni dan kita masuk lift.

Hana d :" tumben lo ngajak gua keluar malam-malam" tanyaapku sambil ngeliat dia.

Beni :" pengen aja kan udah lama kita ga jalan berdua" jawab beni dengan tetap manatap ke depan.

Hana :" yaudah gua mandi dulu nanti ke rumah lo" ucapku tepat pintu lift membuka.

Beni :" iya " bales beni

Haha :" oke duluan ya" ucap ku berjalan meninggalkan lift

Beni :" yoo " ucap beni sesaat setelah lift menutup.

Sampai di apartment aku langsung membersihkan diri karena badan aku udah lengket dan gerah setelah itu baru aku ke apartment beni, sebenarnya udah lama kita ga ketemu, liat dia yang sekarang rasanya seneng Karena aku bisa liat dia lagi dan beni yang sekarang lebih dewasa, ahh ayolah siapa yang ga terkesima dengan cowo yang make kacamata dan salah satu siswa paling pinter di sekolah, tapi dari itu semua beni itu orangnya baik banget aku sering kali salah paham dari semua sikap pengertiannya yang dia lakuin ke aku, namun kayanya dia bersikap baik ke semua orang. dua tahun dia harus pindah ke bandung, waktu itu aku sama sekali ga tau dia bakalan pergi gitu aja tanpa bilang apa-apa dan aku taupun waktu dia udah pergi, sekarang dia kembali seenaknya sampai saat ini dia belum kasih tau ke aku alasanya kenapa dia pergi gitu aja. selasai mandi aku udah siap dengan sweater biru kaos putih dan celana pendek untuk ke apartemen beni sekarang aku udah sampai dan menekan bel.

beni :"han ayo masuk" ucap beni sambil membuka pintu, kemudian aku melepas sepatu dan masuk.

hana d :" lo disini tinggal sendirian ben" belasku yang udah duduk di sofa.

beni :" iya" bales beni

beni :" nanti kita ke minimarket dulu gua belum beli makanan, bentar gua ngambil jaket" ucap beni yang sambil berjalan ke kamarnya. sesaat kemudian.

beni :" ayo han" ucap beni yang udah siap dengan memakai jaket hitam. dan kita pergi ke minimarket terdekat. saat diperjalanan menuju minimarket beni bilang.

beni :" tempat ini ga berubah sama sekali ya han" ucap beni sambil melihat jalanan.

hana d :" emm ya" balesku seadanya.

beni :" han" ucap beni lagi

hana d :" iya" jawabku

beni :" maaf ya dulu gua pergi ga bilang dulu sama lo" ucap beni tapi ga sama sekali ngeliat aku.

hana d :" its oke, toh lagian lo balik lagi kan" jawabku

beni :" orang tua gua pisah han, waktu itu gua harus ngikut ayah karena ayah ditugaskan di bandung jadi gua pergi ke bandung juga." ucap beni yang kali ini dia ngeliat dia dengan wajah yang sulit aku jelaskan, aku udah kenal dia dari kecil dan aku bisa mengerti perasaanya melihat orang tuanya pisah, dari mata dia menyembunyikan kekecewaan dan rasa sakit yang sulit ia jelaskan.

hana d :" terus ko bisa disini" tanyaku

beni :" i dont now gua rasanya di sini lebih nyaman ya terutama karena ada lo" jawab dia yang selalu aja mengatakan hal-hal seperti itu.

hana d :" ish terus bang ian dimana" balesku yang agak kesel dan sambil bertanya kakaknya bang ian, karena yang aku tau ga lama kemudian bang ian juga ikutan pindah tapi bang ian juga sering balik ke sini.

beni :" bang ian ikut mamah, sebenarnya bang ian tinggal sama gua tapi jarang pulang ngurusin kerjaannya" jawab beni aku rasa bang ian adalah satu-satu orang yang beni punya, orang yang selalu ada untuk adiknya.

hana d :" gua ga tau harus ngomong apa but you oke? " balesku yang tau harus bilang apa lagi ke beni.

beni :" iya han gua udah mutusin ke jakarta lagi itu kerana gua punya mimpi yang harus gua kejar" ucap beni yang kali ini dengan wajah serius.

hana d :" masih ingin jadi dokter gigi" tanyaku pada beni karena dari kecil dia ingin sekali jadi dokter gigi.

beni :" yap" jawab beni masih dengan wajah serius dan itu lucu banget.

hana d :" hhahahahha" aku ga tahan untuk ga ketawa

beni :" ko ketawa" ucap dia heran.

hana d :" ga papa muka lo kocak" jawabku sambil nunjuk ke mukanya.

beni :" hah muka gua biasa aja ko" belas beni

hana d :" lucu banget muka lo tadi kocak" ucapku menjelaskan.

beni :" eh udah sampe" ucap beni dan kita berjalan masuk ke minimarket.

di minimarket.

beni :" cola kali ya han" ucap beni dengan semua deretan minuman di sana.

hana d :" boleh" jawabku

beni :" mau ini ga" beni nunjuk minuman kopi.

hana d :"ga gua ga bisa minum kopi, kalo lo mau ambil aja" jawabku ini yang aneh dulu aku sering banget minum kopi tapi tiba-tiba berubah jadi ga bisa minum kopi, kalo minum kopi jantung aku jadi berdebar, tangan gemeteran dan ga bisa tidur.

beni :"ga usah deh" ucap beni dan kita lanjutkan menuju bangian snack.

hana d :"chitato ben?" tanyaku

beni :" iya " jawab beni

hana d :"rasa apa?" tanyaku lagi

beni :"terserah lo" bales beni

hana d :" hmm rasa spicy bulgogi khas korea" ucapku sambil ngeliat beni.

beni :" yaudah udahkan yuk" belas beni yang hendak berjalan.

hana d :"bentar kita ga beli pop mie?" tanyaku yang udah tarik ujung bajunya.

beni :" lo laper? " tanya beni

hana d :" iya belum makan gua" jawabku, bener-bener laper karena dari tadi cuma makan ice krim doang di kafe dan itupun aku ga beli cake salain itu aku belum makan apa-apa lagi.

beni :" beli chiken aja gimana" usul beni

hana d :" emang ada?" tanyaku

beni :" tadi gua liat di depan ada bensu" jawab beni

hana d :" yaudah bensu aja, udah kali ya ben" ucapku

beni :" bentar es krimnya" ucap beni

hana d :" lo mau es krim?" tanyaku

beni :" iya" bales beni

dan kita menuju tempat es krim dan beni memilih corneto oreo dua

beni :" udah yuk" dan ga sengaja beni narik tangan gua sambil berjalan ke kasir untuk bayar setelah sampai kasir dia kayanya menyadari dan langsung melepaskan tangannya. setelah membayar kita ke bensu.

sesampainya di bensu

beni :" sama nasi ga han?" tanya beni

hana d :" pake ben" jawabku

beni :" yaudah, minum ga usah ya" ucap beni

hana d :" iya" balesku

beni :" mas ayam dua sama nasinya juga" ucap beni memesan

palayan :" bagian apa mas ayamnya?" tanya pelayan

beni :" bagian apa han paha aja ya" ucap beni

hana d :" kenapa paha?" tanyaku

beni :" lebih banyak ayamnya" jawab beni

hana d :" yaudah" balesku

beni :" paha mas dua" ucap beni ke kasir

setelah beni memesan ayam dan beberapa menit kemudian merekapun mendapatkan ayamnya, kemudian mereka berdua berjalan menuju apartemen beni.

Episodes
1 chapter 1 tidak biasa, kenyataanya, tidak ingin menjadi biasa
2 chapter 2 kisah kita baru dimulai, kisah klasik putih abu-abu.
3 chapter 3 mendapatkan hukuman untuk yang pertama kalinya.
4 chapter 4 i'm going on
5 chapter 5 he is back
6 chapter 6 nobar bersama dia
7 chapter 7 hari yang menyenangkan part 1
8 chapter 8 hari yang menyenangkan part2
9 chapter 9 weekend bersama jeje
10 chapter 10 hari pertama les
11 chapter 11 I don't know why
12 chapter 12 mulai enjoy lagi dalam menggambar.
13 chapter 13 telat yang ke dua kali
14 chapter 14 genta
15 chapter 15 awal dari semuanya.
16 chapter 16 malam yang baru
17 chapter 17 akhirnya nggak telat
18 chapter 18 aku nggak tahu kenapa harus selalu berhubungan dengan dia.
19 chapter 19 persiapan pameran
20 chapter 20 ada apa denganku?
21 chapter 21 aku nggak tahu perasaan apa ini?
22 chapter 22 h-2 sebelum pameran.
23 chapter 23 sangat sangat kecewa sama beni
24 chapter 24 dibuat cape sendiri sama seseorang.
25 chapter 25 makan pizza malam hari di ibu kota.
26 chapter 26 malam tahun baru dengan mereka.
27 Chapter 27 Aku Kacau
28 Chapter 28 Coffee Pelangi dan Beni
29 Chapter 29 Memanas
30 Chapter 30 perubahan sikap Hana
31 Chapter 31 Pameran
32 Chapter 32 Lukisan yang unik
33 Chapter 33 De da vinci
34 Chapter 34 Ada apa dengan Hana?
35 Chapter 35 Ware Place Cafe
36 Chapter 36 Cake Redvelvet atau Cake Oreo?
37 ketika Dia baik sama lo jan baper, mungkin Dia memang baik ke semua orang.
38 Chapter 38 Aku tak seharusnya seeogis ini.
39 Chapter 39 Bertepuk sebelah tangan gini memang menyedihkan.
40 Chapter 40 Pelarian Terbaik.
41 Chapter 41 Terkadang Egois itu perlu.
42 Chapter 42 Sesenang ini rasanya.
43 Chapter 43 Awal dari kekecewaan.
44 Chapter 44 Pandu, "Nilai bukan segalanya."
45 Chapter 45 Tapi itu akan sangat menyakitkan.
46 Chapter 46 Hancur Berantakan.
47 Chapter 47 Egois.
48 chapter 48, Tapi dengan meminta maaf kamu berlajar menurunkan egomu.
49 Chapter 49, Ini bukan sepenuhnya salahku
50 Chapter 50, Edisi menyisaksa diri sendiri.
51 Chapter 51, "Tanpa kalian sadari itu nyakitin Gue, itu buat Gue sakit." Jeje
52 Chapter 52, Dan ini adalah harinya.
53 Chapter 53, Aku tahu tatapan seseorang mengartikan sesuatu.
54 Chaper 54,Gaming
55 Chapter 55, Gue harap nggak ada yang berubah.
56 chapter 56, ketidak hadiran Hana
57 Chapter 57, Menjenguk Hana
58 chapter 58, perjalanan yang melelahkan.
59 Chapter 59, Pembahasan yang canggung
60 Chapter 60, lebih baik kita hanya teman
61 Chapter 61, Coco
62 chapter 62, I lost Him
63 chapter 63, sebuah kebetulan.
64 chapter 64, aku heran kenapa bungkus kardusnya semewah itu.
65 chapter 65, Hari ini aku tidak mau ketemu dia.
66 chapter 66. Bukan salahku.
67 chapter 67
68 chapter 68
69 chapter 69
Episodes

Updated 69 Episodes

1
chapter 1 tidak biasa, kenyataanya, tidak ingin menjadi biasa
2
chapter 2 kisah kita baru dimulai, kisah klasik putih abu-abu.
3
chapter 3 mendapatkan hukuman untuk yang pertama kalinya.
4
chapter 4 i'm going on
5
chapter 5 he is back
6
chapter 6 nobar bersama dia
7
chapter 7 hari yang menyenangkan part 1
8
chapter 8 hari yang menyenangkan part2
9
chapter 9 weekend bersama jeje
10
chapter 10 hari pertama les
11
chapter 11 I don't know why
12
chapter 12 mulai enjoy lagi dalam menggambar.
13
chapter 13 telat yang ke dua kali
14
chapter 14 genta
15
chapter 15 awal dari semuanya.
16
chapter 16 malam yang baru
17
chapter 17 akhirnya nggak telat
18
chapter 18 aku nggak tahu kenapa harus selalu berhubungan dengan dia.
19
chapter 19 persiapan pameran
20
chapter 20 ada apa denganku?
21
chapter 21 aku nggak tahu perasaan apa ini?
22
chapter 22 h-2 sebelum pameran.
23
chapter 23 sangat sangat kecewa sama beni
24
chapter 24 dibuat cape sendiri sama seseorang.
25
chapter 25 makan pizza malam hari di ibu kota.
26
chapter 26 malam tahun baru dengan mereka.
27
Chapter 27 Aku Kacau
28
Chapter 28 Coffee Pelangi dan Beni
29
Chapter 29 Memanas
30
Chapter 30 perubahan sikap Hana
31
Chapter 31 Pameran
32
Chapter 32 Lukisan yang unik
33
Chapter 33 De da vinci
34
Chapter 34 Ada apa dengan Hana?
35
Chapter 35 Ware Place Cafe
36
Chapter 36 Cake Redvelvet atau Cake Oreo?
37
ketika Dia baik sama lo jan baper, mungkin Dia memang baik ke semua orang.
38
Chapter 38 Aku tak seharusnya seeogis ini.
39
Chapter 39 Bertepuk sebelah tangan gini memang menyedihkan.
40
Chapter 40 Pelarian Terbaik.
41
Chapter 41 Terkadang Egois itu perlu.
42
Chapter 42 Sesenang ini rasanya.
43
Chapter 43 Awal dari kekecewaan.
44
Chapter 44 Pandu, "Nilai bukan segalanya."
45
Chapter 45 Tapi itu akan sangat menyakitkan.
46
Chapter 46 Hancur Berantakan.
47
Chapter 47 Egois.
48
chapter 48, Tapi dengan meminta maaf kamu berlajar menurunkan egomu.
49
Chapter 49, Ini bukan sepenuhnya salahku
50
Chapter 50, Edisi menyisaksa diri sendiri.
51
Chapter 51, "Tanpa kalian sadari itu nyakitin Gue, itu buat Gue sakit." Jeje
52
Chapter 52, Dan ini adalah harinya.
53
Chapter 53, Aku tahu tatapan seseorang mengartikan sesuatu.
54
Chaper 54,Gaming
55
Chapter 55, Gue harap nggak ada yang berubah.
56
chapter 56, ketidak hadiran Hana
57
Chapter 57, Menjenguk Hana
58
chapter 58, perjalanan yang melelahkan.
59
Chapter 59, Pembahasan yang canggung
60
Chapter 60, lebih baik kita hanya teman
61
Chapter 61, Coco
62
chapter 62, I lost Him
63
chapter 63, sebuah kebetulan.
64
chapter 64, aku heran kenapa bungkus kardusnya semewah itu.
65
chapter 65, Hari ini aku tidak mau ketemu dia.
66
chapter 66. Bukan salahku.
67
chapter 67
68
chapter 68
69
chapter 69

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!